Minggu, 02 Agustus 2009

Nenepi-Topobroto

(7) Tafsir Tematis kontemporer

Nenepi&Topo Broto
Prolog
Tayangan TV mengenai pengalaman dan persaksian atas alam gaib, memburu hantu, babi hutan dan macan jadi-jadian, thuyul tahayul, dongeng tentang gendruwo, memedhi, kuntil anak, wewe, wedon, ceramah tentang jin, setan dan sejenisnya telah menarik perhatian para pirsawan TV. Peristiwa-peristiwa itu telah mendorong para aktifis paranormal atau peminat ilmu gaib untuk masuk ke-alam sana dengan cara dan ajaran yang dianutnya. Pada jaman dahulu memang banyak dukun atau ketua adat yang suka mencari kadigdayan atau ilmu gaib, ilmu ramal dan pertunjukan yang aneh aneh, melalui cara bertapa, bersemadi, di guwa, di pekuburan di dalam bangunan-bangunan kuno. Maka pertanyaannya: Bagaimana sikap tanggapan kita mengahadapi peristiwa-peristiwa ajaib atau kejadian yang luar biasa di luar ilmu-ilmu indrawi yang diajarkan di sekolah-sekolah itu? Sebagai orang beriman, maka kita harus berpegang teguh kepada rukun iman dan rukun Islam yang kita percayai itu, yaitu Al-Quran dan hadis. Untuk ini kita mencari penjelasan dari ayat berikut:
I. S.9 At-Taubat 40 dan S 58 Al-Mujadalah 7
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(40)(التوبة)
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(S.9 At-Taubat 40).
Ayat ini perlu dikaitkan dengan ayat yang relevan, yaitu s58a7 berikut:
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا(المجادلة 7)
“…Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada…”(S58a7)
II. Tema dan sari tilawah
1. Karena pertolongan Allah, maka Nabi Muhammad selamat dari pembunuhan
2. Ketika Nabi Saw. berangkat hijrah ke Madinah dikawal oleh Abu Bakar.
3. Nabi Saw. dan Abu Bakar bersembunyi di dalam guwa Tsaur tiga malam.
4. Abu Bakar sangat miris(deg-degan) mengawatirkan Nabi Saw. yang nyaris tertangkap ini.
5. Maka Nabi Saw. meyakinkan Abu Bakar bahwa Allah menjamin keselamatan mereka.
6. Ideologi kafir itu rendah, wahyu Allah itu Maha Tinggi tidak terkalahkan
7. Allah itu serba Maha, Maha kokoh Maha Bijaksana.
8. Allah itu menyertai seluruh makhluk dimana saja kapanpun juga.
III. Tafsir dan analisa jawaban
1. Bagaimana persiapan kita dalam menghadapi ancaman yang serius seperti pengalaman Abu Bakar nyaris tertangkap oleh musuh seperti yang dimaksud dalam Al-Quran s9a40 diatas? Jaswaban sementara: Mempersiapkan diri sungguh-sungguh dengan membayangkan ancaman bahaya seperti yang digambarkan dalam TV atau media massa lainnya .
2.Bagaimana ikhtiar kita menjadikan diri siap mental persis seperti Abu Bakar disana?
Jawaban sementara: Ya mendekatkan diri maksimal kepada Allah dan tidak menjauh dari Allah sedetikpun juga.
3.Bagaimana taqarrub kepada Allah yang paling ideal? Jawaban semengtara: Meniru taqarrub persis cara Nabi Saw. menjagajarkan cara itu.
IV. Pendalaman dan penelitian
BAB S A T U
Bekal mengatasi tantangan
1. Tantangan hidup
Tantangan hidup ada tiga macam, yaitu 1) Godaan setan. 2) Kebutuhan hidup. 3) Hawa nafsu. Sikap dan persiapan menlawan 3 tantangan itu ialah:
(1) Siap setiap saat kapanpun juga apa yang mungkin terjadi, sebagaimana disisyaratkan oleh Nabi Saw dalam sabdanya:
5937 عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّهم عَنْهممَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رواه البخاري و الترمذي 2255وابن ماجه 4104 واحمد 4534)
“Dari Ibnu ‘Umar dia berkata: “Rasulullah Saw. memegang pundakku lalu bersabda: ” Jadikan dirimu di dunia ini seolah-olah orang asing atau orang lewat suatu jalan. Ibnu ‘Umar berkata: “Jika anda berada di waktu sore jangan menunggu sampai pagi, jika anda berada di waktu pagi jangan anda menunggu sampai sore” (HR.Bukhari no. 5937).Dalam Matan Turmudzi no.2255, ada tambahan : وَعُدَّ نَفْسَكَ فِي أَهْلِ الْقُبُورِ= Anggaplah dirimu menjadi penduduk alam kubur.
سلسلة الأحاديث الواهية و صحح حديثك - (ج 1 / ص 233)
3- ((اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً)). قال الألباني: لا يصح مرفوعاً أي: ليس صحيح عن النبي صلى الله عليه وسلم. "الضعيفة" (8) . سلسلة الأحاديث الواهية و صحح حديثك - (ج 1 / ص 233)
2 Pelatihan sedikit demi sedikit
عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَحْتَجِرُ حَصِيرًا بِاللَّيْلِ فَيُصَلِّي عَلَيْهِ وَيَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ فَيَجْلِسُ عَلَيْهِ فَجَعَلَ النَّاسُ يَثُوبُونَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ حَتَّى كَثُرُوا فَأَقْبَلَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ (رواه البخاري5413)
Artinya: “Dari ‘Aisyah bahwa Nabi Saw. suatu malam berada dalam tempat yang sempit beliau shalat di sana dan shalat di tempat yang longgar waktu siang lalu beliau duduk maka segera para sahabat mengerumuni beliau dan mengikuti shalat beliau sampai jumlahnya banyak. Maka Nabi Saw. bersabda; “Wahai para sahabat pilihlah amalan yang sesuai dengan kemampuan, sungguh Allah tidak jemu sampai kalian jemu, amal yang lebih disukai Allah ialah amal ibadah yang istiqamah walaupun hanya sedikit”(HR. Bukhari no.5413).
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاعْلَمُوا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ (رواه البخاري 5983مسلم 1302)
Artinya: “Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Bersungguh-sungguhlah kalian dan mendekatlah dan beramallah kalian.Ketahulilah olehmu bahwa tidak ada amal (sembarangan) yang bisa mendorong kalian ke sorga. Sesungguhnya amal yang dicintai Allah itu ialah amalan yang kontinu terus menerus walaupun hanya sedikit”(HR. Bukhari no.5983 dan Muslim no.1303).
3.Malas itu rugi
Malas itu akan mengakibatkan kerugian, kecemasan, kekecewaan, bahkan munafik, baiklah kita mengingat firman Allah berikut:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا(142) ألبساء)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”(S.4 a142).
وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ(التوبة54)
Artinya: "Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan"(S.9 At-Taubat 54).
4. Giat dan rajin itu menguntungkan
Sifat rajin akan mendorong seseorang suka kerja keras, enggan menganggur, sebab dengan sifat rajin seseorang akan mengerjakan sesuatu dengan gembira, penuh semangat, selesai suatu tugas segera bergerak mengerjakan yang lain, kaya dengan kreasi, banyak menghasilkan karya dan jasa, akan memetik hasil secara beruntun sehingga sangat menguntungkan. Allah berfirmna dalam Al-Quran :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(5)إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(6)فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ(7)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ(8)(الانشراح 5 -8)
Artinya: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang laindan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap"(S 94 Al-Insyirah 5-8).
Maka siapa yang lebih giat akan lebih beruntung, makin malas makin rugi. Allah berfrman di dalam Al-Quran:
لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا(95 ألنساء)
Artinya: “Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”(S. 4a95).
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ(142)(ال عمران)
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (S3a142)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَوَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ(16)(التوبة) الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ(20)(التوبة)
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”(16). Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”(20)(s9a16&20).
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ(69)(العنكبوت)
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”(S29a69).
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(54) (54) ألماءدة)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(S5a54)
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا0الحج 78)
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”(S.22 a78)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ(31)(محمد)
Artin ya: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu”(S47a31).
Maka menjadi orang yang beriman tidak boleh tidak harus giat, rajib bekerja dan berjuang, Jihad fi Sabilillah mengejar yang baik dan melawan yang jelek yang negative.


5. Lebih berat ujian akan lebih besar hikmahnya
Lebih berat ujian akan lebih besar hikmahnya, sebagaimana dapat digali dari firman Allah dan hadis Rasul Saw berikut:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ(216)(البقرة)
Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”(S2a216).
2322 عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً قَالَ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ (رواه الترمذي وابن ماجه 4013)
Artinya: “Dari Mash’ab ibnu Sa’ad dari ayahnya bahwa sungguh Rasulullah Saw. pernah ditanya: “Siapakah orang yang paling berat ujiannya? Beliau bersabda: “Ujian yang paling berat itu ujian para nabi, makin berkurang atas tokoh dan orang lebih rendah lagi, orang akan diuji seimbang dengan agamanya, jika dia kuat akan diperberat ujiannya, jika tidak maka sesuai dengan agamanya, hamba itu tidak henti-hentinya diuji sampai dia meninggalkan apa yang selama dia berjalan di bumi terikat oleh kesalahannya itu " (HR Turmudzi no.2322 dan Ibnu Majah no.4013).
BAB D U A
Maksimalisasi Taqarrub mendekat kepada Allah
Allah akan sangat dekat kepada orang yang taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah dan Allah sendiri yang menjanjikan kedekatan itu dalam hadis Qudsi berikut, yaitu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ (وراه البخاري 6021)*
Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata: “Rasulullah bersabda: “Sungguh Allah berfirman: “Barang siapa memusuhi kekasih-Ku maka benar-benar Aku umumkan perang kepadanya. Ada hamba-Ku yang taqarrub-mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang menyenangkan Aku lebh dari apa yang Aku tentukan untuk dia. Ada hamba-Ku yang tidak henti-hentinya taqarrub-mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat, sehingga Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintai dia, maka Aku menjadi pendengarannya dia mendengar dengan pendengaran itu, Aku menjadi pengelihatannya dia melihat dengan pengelihatan itu, aku menjadi tangannya dia berbuat dengan tangan itu, Aku menjadi kakinya, dia berjalan dengan kaki itu. Sungguh jika dia memohon kepada-Ku pasti Aku kabulkan, jika dia memohonan perlindungan-Ku maka dia pasti Aku lindungi”(HR Bukhari no.6021).
Taqarrub itu mendekatkan diri kepada Allah untuk mencari ridho Ilahi, jika Allah sudah ridho atau lego lilo kepada kita, maka Allah akan menaruh cinta kasih-Nya kepada kita sampai kita menjadi kekasih Allah. Jika kita sudah menjadi kekasih Allah maka seluruh keinginan kita akan dipenuhi oleh Allah. Caranya ialah memperbanyak ibadah dan amal soleh dengan mentaati segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, mencakup masalah Iman, Islam dan Ihsan sepenuhnya mulai dari yang wajib sampai yang sunat. Dan ibadah itu dibagi 2, yaitu:
1.Ibadah mahdhah ialah menyembah Allah langsung, shalat, zakat, puasa dan haji
2.Ibadah ghairu mahdhah ialah mengabdi kepada Allah selain yang lima itu, wujudnya ialah amal soleh, yaitu amal perbuatan yang baik dan benar menurut ukuran Allah, bukan laku-perbuatan yang jelek dan yang salah dalam pandangan Allah. Jalan yang jelek dan salah itu jalannya setan yang ujung-ujungnya ialah durhaka dan maksiat kepada Allah. Amal soleh itu bidangnya terlalu luas, yaitu seluruh pengabdian kepada kemanusiaan (HAM) yang mendapat ridho Allah, contoh amal soleh secara sederhana ialah bakti anak kepada bapak-ibu atau perbuatan untuk tidak melanggar larangan Allah dan juga perbuatan yang betul-betul sangat menyenangkan orang miskin.
~Shalat Tahajjuj
Shalat itu ada 2 macam, yaitu shalat wajib dan shalat sunat. Shalat sunat yang paling tinggi hikmah rahasianya ialah Shalat-Tahajjuj (Qs.17a79). Taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat Tahajjuj, urutan pengamalannya ialah sebagai berikut:
a) Aturan pokok
Taqarrub mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat Tahajjuj harus didasari 4 hal, yaitu sebagai berikut:
1.Tidak menyimpang dari Al-Quran&Hadis(Al-Quran s5a72; s18a110)
2.Tidak durhaka dan tidak maksiat kepada Allah (Qs49a7;s11a63).
3.Mencari ridlo Allah(Al-Quran s48a29; s98a8;s27a19;s92a20-21; s89a27-30;s2a207; 4a114;s6a52).
4.Tulus&ikhlas Lillahi Ta’ala menjiwai seluruh amalan itu (Qs40a65; s98a5; s39a11-14;s7a29).
A.Persiapan
Taqarrub dengan cara shalat Tahajjuj harus disiapkan lebih dulu 6 hal, yaitu:
1.Tidak memakan makanan yang haram (Hadis Muslim, no..1686)
2..Berpuasa sunat 3 hari, tgl.13-14-15 Rembulan, Senin-Kamis atau Puasa Dawud (Hadis Bukhari no.1842,Muslim no.1963, Turmudzi no.3531);
3. Beramal soleh banyak-banyak (Hadis Bukhari .no.2063)
4. Memilih tempat yang suci(Qs3a37,39;s19a11; s9a108; s2a222)
5.Bertaubat dan bersuci, bersih dari noda dan dosa (Qs9a108;s2a222;)
6.Memilih waktu malam yang sunyi senyap (Qs19a3 ; s17a79; s3a29; s4a149 s33a54;s14a38)
-@-Pelaksanaan
(1) Wudhu sebelum tidur (Hadis Turmudzi no.3493);
(2) Hampir tidur membaca surat Al-Ikhlash, Falaq bin Nas lan Ayat Kursi (Hadis Bukhari no.3033,Muslim no.782);
(3) Berniyat akan bangun malam untuk shalat Qiyamul Lail (Hadis Nasa`i no.1765,Ibnu Majah 1334);
(4) Membaca do’a: بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا (Hadis Bukhari no.5837);
(5) Membaca do’a sebelum tidur sedapatnya;
(6) Bangun dari tidur membaca do’a:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النشورُ (Hadis Bukhari 5837);
(7) Menyiapkan diri kebelakang, bersuci dan persiapan lain, lalu melihat ke langit membaca s3a190-200 (Hadis Bukhari no.4204);
(8) I’tikaf di dalam masjid: a)Waktu masuk masjid kaki kanan lebih dulu dengan membaca Basmalah dan do’a:اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ ; b)Ketika keluar dari masjid kaki kiri dulu,membaca do’a إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ (Hadis Shahih Muslim no.1165);
(9) Jika masuk masjid diniyati I’tikaf Lillahi Ta’ala (Hadis Bukhari no.4614);
(10) Shalat Tahiyyatul Masjid 2 rakaat(Hadis Bukhari no.1097,Muslim no.1166).
Jika diamalkan di rumah maka tidak ada shalat Tahiyatul Masjid dan tidak ada I’tikaf
B. Shalat Tahajjuj (Di rumah atau di masjid)
1. Dimulai dengan Shalat Iftitah 2 rekaat, ringan saja(Hadis Muslim no.1286)
2.Shalat Tahajjuj atau Qiyamul Lail, dilaksanakan dengan sangat serius, dengan bacaan surat yang panjang-panjang menurut kekuatannya masing-masing, demikian juga berlama-lama ketika rukuk dan dalam sujud (Hadis Bukhari no.1079).
3. Shalat Tahjjuj itu 11 rakaat (2 rakaat 4 kali +3 rakaat witir) sesudah Al-Fatihah, lalu membaca surat berikut: a) Rakaat ke-1 surat Yasin, b) Rakaat ke-2 surat Ad-Dukhan,c) Rakaat ke-3 surat As-Sajdah, d) Rakaat ke-4 surat Al-Mulku (Khususnya pada malam Jum'at:Hadis Turmudzi no.3493), e) Rekaat ke-5 surat Al-Waqi’ah (Hadis Ahmad no.20088); f) Rakaat ke-6 surat Al-Kahfi (Hadis Muslim no.1342); g) Rakaat ke-7 surat Thaha (Do’a N.Musa); h) Rakaat ke-8 surat Maryam do’a N.Zakariya). Boleh juga surat lain misalnya surat Yusuf (do’a N.Ya’qub dan N.Yusuf; Surat Ibtahim 35-41, yaitu do’a N.Ibrahim) ataupun surat yang disukai dan menurut kekuatan masing-masing.
4. Di dalam salah satu sujud dalam rakaat-rakaat itu sesudah membaca tasbih, lalu mencurahkan isi hati yang paling dalam kepada Allah Ta’ala dan melaporkan semua rahasia yang paling rahasia, mengadukan segala kesedihan dan kesulitan pribadi, mengajukan segala keinginan, berdo’a dan memohon sebanyak-banyaknya permohonan dan keinginan, anugerah rahmat dan barokah Allah untuk di dunia sampai akhirat. Membaca puji-pujian kepada Allah dengan nama-nama Allah yang baik (Asma`ul husna atau sifat-sifat Allah yang serba Maha itu).
5. Di dalam shalat Witir, sesudah Al-Fatihah pada rakaat ke-i membaca surat Al-A’la pada Rakaat ke-ii surat Al-Kafirun, pada Rakaat ke-iii surat Al-Ikhlash (Hadis Turmudzi no.424-Nasa`i 1784)
6.Sesudah shalat Witir membaca سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوس-tiga kali (Hadis Nasa`i no.1681). Kemudian membaca dzikir, wirid dan do’a.
C. Dzikir dengan membaca do’a
i. Adab dan tata tertib berdo’a
1. Merendah diri-Andap asor (Qs7a205;s6a63;s7a55)
2.Tidak mengandung dosa tidak mendesak-desak meminta segera terkabul (Hadis Bukhari no.5865)
3.Barpakaian yang sopan dan suci (Qs7a31)
4.Taqarrub=dedepe, pasrah bongkokan kepada Allah secara maksimal (Qs96a19; s40a44; Hadis Bukhari no.6021 )
5.Dengan suara yang sopan penuh hormat (Hadis Bukhari no.5905).
6.Dalam sujud (Hadis Muslim no.4733;Nasai no.1125;Abu Dawud no. 741;Ahmad no. 9083)
7.Tidak berhenti dari Taqarrub kepada Allah (Qs33a41;s 2a152; Muslim no.558;Abu Dawud no.17 .

ii. Dzikir atau wirid dengan membaca Al-Quran
Taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Quran dan merenungkan isinya. Dibaca sebelum, sesudah atau di luar shalat dan di rumah atau saat I’tikaf di dalam masjid. Silahkan pilih sesuai maksud ayat dengan situasi dan kondisi kita sendiri, menurut sempit dan longgarnya waktu, dengan catatan dan pernyataan Rasulullah Saw. sebagai berikut:
@ Al-Quran itu menjadi penolong hamba di Hari Kiamat (Hadis Muslim no.1337)
@ Orang yang membaca Al-Quran didampingi oleh para malaikat (Hadis Bukhari no.4556 dan Muslim 1329)
@ Jamaah yang membaca dan merenungkan isi Al-Quran akan diliputi rahmat Allah dan dijaga para malaikat (Hadis Muslim no.4867)
@ Bacaan Al-Quran 10; 100 atau 1000 ayat Al-Quran mengandung anugerah Allah yang sangat besar (Haddis Abu Dawud no1190 dan Darimi no.3326).
@ Yang membaca 1000 ayat Al-Quran , dia akan bersanding dengan para nabi, orang2 shiddiq, syuhada` dan shalihin(Hadis Ahmad no.15058)
@ Yang sibuk dzikir dan membaca Al-Quran akan dianugerahi sesuatu yang paling afdhol (Hadis Turmudzi no.2850 dan Darimi no.3222).
(1) Surat Al-Fatihah itu surat yang paling istimewa (Hadis Bukhari no.4280);
(2) Melalui bacaan S. Al-Fatihah dan S.2 Al-Baqarah 285-286, do’a dijanjikan terkabul (Hadis Bukhari no.1339);
(3) Surat Al-Falaq dan An-Nas, isinya luar biasa (Hadis Bukhari no.2827, Muslim 1348);
(4) SuratAl-Ikhlash nilainya sama dengan 1/3 Al-Quran (Hadis Bukhari no.6826;
(5) Surat An-Nashr sama dengan ¼ AlQuran; (Hadis Turmudzi no.2820).
(6) Surat Al-Kafirun sama dengan ¼ Al-Quran; (Hadis Turmudzi no.2820).
(7) Surat Zulzilat sama dengan ¼ Al-Quran (Hadis Turmudzi no.2820).
(8) S.2 al-Baqarah 255 (Ayat Kursi), sebagai do’a mengusir syeitan (Hadis Bukhari no. 3033).
(9) Surat Al-Baqarah, dapat mengusir syeitan (Hadis Muslim no.1300);
(10) Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran penuh barokah (Hadis Muslim no. 1337);
(11) Membaca S.18 Al-Kahfi ayat 1-10, bisa terjauh dari godaan Dajjal (Hadis Muslim no.1342); Surat al-Kahfi membawa ketenteraman (Hadis Bukhari no.3345, Muslim 1325)
(12) Surat Yasin nilainya sama dengan 1/10 Al-Quran (Hadis Turnudzi no.2812)
(13) Surat-surat Musabbihat lebih baik dari bacaan 1000 ayat disunatkan dibaca sebelum tidur (Hadis Turmudzi n.2845, Abu Dawud no.4398).(Surat-surat Musabbihat ialah Al-Isra`, Al-Hadid, Al-Hasyr, Ash-Shaf, Al-Jum’at, At-Taghabun dan Al-A’la
(14) S.2 Al-Baqarah 255 (Ayat Kursi) dan s.40 Al-Ghafir 1-3 dijaga oleh malaikat (Hadis Turmudzi no.2804 dan Darimi no.3252)d
(15) S.30 Ar-Rum 13 menutup amalan yang tertinggal (Hadis Abu Dawud no.4414)
(16) S.9 At-Taubat 129 dibaca 9 kali Allah akan mencukupi keperluan dia (Hadis Abu Daud no. 4418)
(17) S.59 al-Hasyr 22-23-24 diulang 3 kali, maka dia dido’akan oleh banyak sekali malakat (Hadis Turmudzi no.2846 dan Ahmad no.19419)
(18) Setiap malam Nabi Saw.membaca surat Al-Isra` dan Az-Zumar, (Hadis Ahmad no.24380)
(19) Surat Al-Isra`, Al-Kahfi dan Maryam, merupakan harta simpanan dan pembebas (Hadis Bukhari no.5339).
(20) Surat Hud, Al-Waqi’ah, Walmursalat, ‘Amma Yatasaalun dan At-Takwir (Hadis Turmudzi no.3219). Walmursalat dibaca waktu Maghrib (Hadis Bukhari no.721 dan Muslim no.704)
(21) Surat Qaf,dibaca tiap Jum’at (Hadis Muslim no.1440)
(22) Surat Yasin dibacakan kepada orang mati (Hadis Abu Dawud no.2714 dan Ibnu Majah no.1438)
(23) Surat Al-Fat hu paling disukai Nabi Saw. (Hadis Bukhari no.3859)
(24) Membaca surat Al-Jum’at dan Al-Munafiqun saat shalat Jum’at (Hadis Muslim no. 1451)

BAB T I G A
Taqarrub yang ideal
'Uzlah artinya menyendiri, yaitu menjauhkan diri dari keramaian, mencari tempat yang sunyi tercatat dalam riwayat para nabi sebagai berikut
1. Rasulullah Saw. sebelum menerima wahyu Al-Quran beliau ‘Uzlah (nenepi) di dalam guwa Khira` sekitar 3 bulan. Dapat kita bayangkan bagaimana suasana guwa Khira` yang jauh dari perkampungan, bagaimana gelapnya jika malam, tidak ada cahaya sama sekali, beliau sendirian tidak ada orang sama sekali di sana, Khadijah hanya mengantar bekal makan saja di waktu siang, Subhana Allah, Allahu Akbar. Dalam kesunyian yang sangat gelap ini beliau merenungkan keagungan Allah dekat menjelang turnnya wahyu Al-Quran dan dalam suatu malam beliau dapat menyaksikan impian yang benar (Ar-Ru`ya ash-Shadiqah)..
2 Setelah ‘uzlah beberapa bulan dalam guwa Khira` maka hari Senen 17 Ramadhan tahun ke satu Bi’tsah Rasulullah Saw. bertemu dengan Jibril dan menerima wahyu. Peristiwa itu diabadikan dalam Al-Quran berikut:
وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى(7) ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى(8)فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى(9)فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى(10)(النجم7-10)
Artinya: “Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan”(S53a7-10).
3. Beberapa waktu sesudah turunnya wahyu yang pertama itu lalu turun lagi wahyu yang memerintahkan Nabi dan kita semua untuk bangun malam berlama-lama untuk beribadah sunat kepada Allah, Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ(1)قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا(2)نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا(3)أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا(4)إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا(5)إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا(6) (المزمل)
Artinya: “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”(S.73 Al-Muzammil 1-6).
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا(79)(الاسراء)
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”(S.17 Al-Isra` 79).
4. Sekitar tanggal 9 Rabi’ulawal tahun pertama Hijrah, setelah lolos dari kepungan kaum musyrikin beliau bersama Abu Bakar bersembunyi di dalam guwa Tsaur 3 malam, nyaris terjebak tentara musuh yang sudah sampai di dekat mulut guwa, sehingga Abu Bakar ketakutan luar biasa kawatir akan tertangkap dan terbunuhnya Nabi Saw. Maka peristiwa itu diabadikan di dalam Al-Quran berikut:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(40)(التوبة)
Artinya: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(S.9 At-Taubat 40).
5. Nabi Zakariya sangat bersedih hati merenungkan nasib umat beliau yang sudah sangat tua bagaimana setelah beliau wafat sedangkan beliau tidak mempunyai putera, sang isteripun sudah usia lanjut. Maka puncak kesedihan ini ditumpahkan kepada Allah beliau mengaduh kepada Allah dan berdo'a dalam nuansa yang sunyi senyap malam, memohon anak keturunn yang akan meneruskan warisan kenabian menunaikan syari'at Allah di muka bumi. Riwayat ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Quran:
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا(3)قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا(4)وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا(5)يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا(6)(مريم 3-6)
Artinya: "Yaitu tatkala ia berdo`a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo`a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya`qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhoi"(S.19 Maryam 3-6).
@ Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, Al-Baghawi, Al-Biqa'i, Baidhawi dan Suyuthi dalam tafsirnya mencatat bahwa Nabi Zakariya berdo'a di tengah malam, dengan lemah lembut di dalam Mihrab Masjidil yang paling syahdu, sunyi senyap, tidak ada apa-apa yang mengusik nuansa tumakninah do;anya, khusyu' – dedepe kepada Allah, suasana sangat rahasia, sunyi senyap tidak ada yang tahu kecuali Allah,.
@ Al-Bidhawi dalam tafsirnya (4h32) mencatat bahwa Nabi Zakariya waktu itu berusia sekitar 85-99 tahun, isteri beliau dispekulasikan tidak jauh berbeda dengan usia Nabi Zakariya ini. Tetapi dalam lanjutan ayat di atas dicatat pertanyaan Nabi Zakariya bagaimana mungkin bias mempunyai anak dirinya sudat sangat tua isterinya diduga mandul, kemudian dijawab oleh Allah bahwa tidak ada yang sesuatu yang bisa menolak qudrat-iradat Allah dan tidak lama kemudian lahirlah Nabi Yahya bin Zakariya.
6. Nabi Yunus ketika kecewa sebab kaumnya tidak mau mengikuti dakwahnya maka beliau pergi dan waktu naik perahu, kapalnya oleng mengisyaratkan bahwa ada gejala datangnya bahaya yaitu perahu akan karam karena terlalu banyak penumpang. Dari pimpinan perahu ditetapkan bahwa Nabi Yunus diputuskan harus meninggalkan perahu terjun kelaut. Maka aneh bin ajaib begitu Nabi Yunus terjun ke laut beliau langsung masuk ke dalam mulut seekor ikan raksasa menjadi penghuni perut ikan itu. Di dalam luar biasa gelapnya perut ikan di kedalaman laut terlalu dalam di waktu malam ini Nabi Yunus berdo’a dicatat Al-Quran ayat berikut:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ ))فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ(87)(الانبياء)
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), ((maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap)): "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."(s21a87).
7. Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi ialah 7 pemuda yang melakukan 'uzlah dengan meninggalkan tempat tinggalnya yang dikuasai oleh kaum kafir dan memaksakan faham kafir kepada mereka. Tujuh anak muda ini tetap memegang teguh iman tauhid yang dianutnya menjauhi ajaran kafir Kaisar Dikyanus penyembah berhala, mereka mengungsi yang akhirnya bermalam di sebuah Guwa dengan khusyu' dan tumakninah berdo'a terus, maka dengan qudrat iradat Allah mereka tertidur selama 350 tahun didalam guwa ini. Kisah ini diabadikan di dalam Al-Quran bahkan surat itu dinamakan Al-Kahfi, tercatat di sana ayat berikut:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا(10)فَضَرَبْنَا عَلَى ءَاذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا(11)(الكهف 10-11)
Artinya: "(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo`a: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu"(S.18 Al-Kahfi 10-11).
Inilah catatan wahyu dari Allah bagaimana pengalaman para nabi ketika munajat berdo'a kepada Allah khususnya dalam 'UZLAH mengajukan permohonan yang istimewa sangat penting yang sedikit banyak memberi pelajaran kepada kita cara taqarrub mendekatkan diri kepada Allah yang paling syahdu.
Jadi taqarrub kepada Allah yang paling ideal di samping amal soleh amal sosial kemasyarakatan, maka caranya ialah tekun shalat malam pada waktu yang paling sepi dan sunyi, gelap gulita tidak ada cahaya sama sekali, tidak ada orang yang melihat. Dalam keadaan yang begitu gelap maka tidak ada tanda-tanda kebesaran yang membawa diri kepada kesombongan bahkan membersihkan diri dari niat di luar niat Lillahi Ta’ala.
…………………….…………-=o0o=-………………………….………
(*) Hubungi kami di : http://imam-muchlas.blogspot.com
ketik kirim kepada: h.imam.muchlas @gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Ke-

About Me

Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates