Selasa, 16 Februari 2010

AIRMATA DHU'AFA` SAMA DENGAN DARAH SYUHADA`

AIR MATA DHU'AFA`= DARAH JIHAD
Pengantar

Allah Swt. itu melihat manusia tidak kepada jasmani dan bentuk tubuh yang lahiriyah tetapi Allah sangat memperhatikan kepada hati dan amal manusia yang ruhaniyah sifatnya. Oleh karena itu kita semua hamba Allah tidak perlu berkecil hati, walaupun melaratnya terlalu bodohnya sangat kasihan.
Allah sudah berjanji akan mengangkat derajat yang begitu tinggi kepada kaum yang lemah tidak mempunyai daya tarik tidak mempunyai kekuatan apa-apa, jika hatinya penuh taqwa dan mempunyai amal yang dicintai Allah akan mendapat derajat yang tinggi.
Alangkah baiknya jika kita merenungkan isi Al-Quran dan hadis, tafsir dan syarah hadis berikut:
I. S.9 AtTaubat 91-92
لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ(91)وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ (التوبة 91-92)
II, Artinya:
“dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”(S.9 At_taubat 121-122).
III. Tafsir dan sari tilawah
A. Tema dan acuan masalah
Tema dan sari tilawah Al-Quran S.9 At-Taubat 91-92 di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Hamba-hamba Allah itu ada yang kuat ada yang lemah, ada yang sakit ada yang sehat wal afiat, ada yang kaya ada yang miskin papa.
2. Mereka yang memenuhi syarat-rukun Jihad wajib berjihad sedangkan yang lemah, sakit atau miskin tidak berdosa jika tidak berangkat jihad
3. Tetapi Allah tidak menutup jalan orang yang tulus ikhlas ingin ikut berjihad di medan juang.
4. Allah sangat iba penuh kasih dan akan memberikan anugerah kepada mereka yang berusaha keras berangkat ke medan jihad, tetapi tidak mempunyai bekal.
B. Masalah dan analisasa jawaban
Dari jalinan kata dan untaian kalimat Al-Quran s9a91-92 di atas ada beberapa pertanyaan yang diduga bisa lebih mempertajam pemahaman kita kepada ayat di atas, yaitu:
1. Bagaimana hukumnya jihad fi sabilillah itu?
Jihad fi sabilillah itu wajib hukumnya atas kaum muslimin dengan beberapa syarat-rukunnya.
2. Melihat pahala jihad itu sangat menjanjikan lalu bagaimana caranya orang-orang yang tidak memenuhi syarat rukun jihad?
Semua amal ibadah sampai jihad itu dilakukan menurut kekuatan, situasi dan kondisi indivu perseorangan tiap orang.
3. Bagaimana ceriteranya para sahabat yang menangis yang diabadikan didalam Al-Quran s9a92 ini?
Ada 7 orang sahabat dengan niat yang tulus ingin berangkat jihad tetapi tidak mempunyai bekal dan sarananya lalu menangis sendu.
C. Pendalaman dan penelitian
Bab I. Jihad fi sabilillah hukumnya wajib
Az-Zuhaili dalam Al-Fiqhul Islami (1989:J6h413) mencatat bahwa jihad itu mengajak orang membela agama yang benar dan siap berkorban jiwa dan raganya melawan siapa yang menolak ajakan itu.
Jihad fi Sabilillah hukumnya wajib, siapa yang tidak mentaatinya akan tersiksa, terhina dan dikuasai musuh serta azab dari Allah. Hal ini dapat ditelusuri dalam Al-Quran s22a78, s9a111, s4a95, s9a126, s9a120, s8a45, s9a41, s9a38, s9a91, ss48a16, s9a122,
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ(122)(التوبة)
“dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”(s.9 At-Taubat 122).
Ayat di atas ini menunjukkan bahwa jihad dalam arti perang hukumnya wajib kifayah. Dan ada 3 faktor yang dapat menetapkan wajib jihad, yaitu: (1) Pecahnya pertempuran dengan musuh, maka semua warga wajib melawan (s8a45). (2) Jika musuh masuk ke negeri muslim. (3) Perintah berangkat perang oleh pimpinan umat Islam (s9a38).
Para ulama membuat syarat atas orang yang wajib maju perang sabil, yaitu: Islam, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, dan mempunyai bekal serta tidak ada alasan yang kuat (‘udzur) untuk tidak berangkat. Sebaliknya ada 10 alasan tidak wajibnya seseorang maju perang, yaitu: buta, pincang, sakit, sakit kronis, tua bangka, lemah, melarat, anak-anak, wanita, budak belian. Dalam menetapkan komando perang pimpinan Islam wajib melakukan dakwah, demikian pendapat Imam Malik, ulama Hadawiyah dan Zaidiyah. Sebagian ulama tidak mewajibkan dakwah sebelum perang.
Bab II Seluruh manusia mampu menjalankan agama Islam
Allah menegaskan kemudahan syari’at Islam bagi umat manusia, ada 8 kali Al-Quran (s6a152, s7a42, s23a62, s2a286, s65a7, s2a233, s4a84) mencantumkan dalil bahwa kewajiban agama dapat dilaksanakan menurut daya kekuatan diri pribadi manusia. Allah tidak menuntut manusia melaksanakan perintah agama di luar kekuatan dirinya. Lebih mendalamnya kita perhatikan penjelasan para ulama mengenai masalah ini, yaitu sebagai berikut
((1)) Tafsur Ath-Thabari –penerbit Al-Ma’rifat (J3h103) mencatat bahwa Allah tidak suka membuat aturan agama yang memberatkan manusia bahkan Allah suka memberi kemudahan kepada para hamba.
Allah berfirman dalam Al-Quran:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ (الحج 78)
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ (البقرة 185)
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ (التغابن 16)
Artinya:
~~“Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”(S.22 Al-Haji 78).
~~” Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”(S.2 Al-Baqarah 185).
~~”Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu”(S.64 At-Taghabun 16).
((2)) Tafsir Ar-Razi terbitan Daru Ihya`it Turats (J7h115) mencatat bahwa Allah tidak menuntut manusia diatas kemampuan diri mereka artinya Allah tidak menuntut manusia untuk terlalu bersungguh-sungguh memeras keringat (ngoyo banget) menjalankan kewajiban agama. Allah berfirman dalam Al-Quran s4a28, s2a185:
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ (النساء: 28)
Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu”(S.4 An-Nisa` 28).
Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah hadis, yaitu:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ (رواه ابن ماجه2033 )
Artinya: “Dari Abu Dzar al-Ghiffari bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Sungguh Allah mengampuni umatku atas kesalahan, lupa dan karena dipaksa”(HR. Ibnu Majah no. 2033) .
((3)) Tafsir Ad-Dur –terbitan Darul Fikri (Juz 1,h.569) mencatat ayat-ayat yang memberi keringanan dalam syari’at Islam, seperti Al-Quran s22a78, s2a185 dan s64a28 sebagaimana uraian di atas. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
@ Shalat sesuai dengan kemapuan
Rasulullah Saw. bersabda dalam suatu hadis, yaitu:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم قَالَ كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ فَقَالَ صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ (وراه البخاري1050)
“Dari ‘Amran bin Hashin yang sedang sakit bawasir ( ambeien?) bertanya kepada Rasulullah Saw soal bagaimana cara shalat (Jika sedabg sakit). Beliau bersabda: “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak dapat berdiri maka dengan duduk, jika tidak bisa dengan duduk maka dengan berbaring”(HR. Bukhari no.1050).
((4)) Tafsir An-Nassafi terbitan Darun Nafais menafsirkan Qs2a286 mengaitkannya dengan s7h42 bahwa perintah agama itu diamalkan menurut kekuatan diri manusia. Semua syariat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan manusia, seperti shalat 5 waktu, puasa satu bulan, haji satu kali, zakat jika memenuhi ukuran kaya dst.
Allah menginginkan agar manusia menjalankan syari’at Islam menurut ukuran daya kekuatan masing-masing tidak diukur menurut ukuran kemampuan orang lain. Lebih mendalam lagi kita perhatikan penjelasan para ulama, yaitu:
((1)) Tafsir Al-Qurthubi-terbitan Darun Nafais (J5h378) menafsirkan s4a103 mencatat sbb:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا(103) (النساء)
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”(S.4 An-Nisa`103).
Ada beberapa masalah dari ayat ini, seperti: Jika saat perang kamu shalat di atas onta, berdiri atau duduk atau bertiarap. Dalam waktu takut atau sakit shalatlah semampumu, yaitu: berdiri, duduk atau terbaring. Namun jika sudah aman dan keadaan normal supaya ibadah itu dilakukan dengan wajar dengan aturan yang ketat.
((2)) Tafsir Ibnu Katsir terbitan Daru Ihya`it Turats (J2h161) dalam menafsirkan Al-Quran s3a191 mencatat bahwa shalat itu sesuai dengan daya kekuatan hamba jika keadaan mengijinkan dilaksanakan dengan berdiri, jika tidak kuat boleh dengan duduk, jika tidak berdaya maka shalat dilakukan dengan terbaring, perhatikan Al-Quran dan hadis Bukhari no.1050 berikut:.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِ(ال عمران 191)
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring …(S.3 Ali ‘Imran 191).
“Dari ‘Amran bin Hashin yang sedang sakit bawasir ( ambeien?) lalu bertanya kepada Rasulullah Saw bagaimana cara shalat. Beliau bersabda: “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak dapat berdiri maka dengan duduk, jika tidak bisa dengan duduk maka dengan berbaring”(HR. Bukhari no.1050).
((3)) Tafsir Adhwa`ul Bayan (J3h110) menfasirkan Al-Quran s74a43-47 mencatat bahwa manusia wajib sembahyang selama dia hidup dan berakal sehat, walaupun shalat itu dilakukan dengan ukuran kemampuannya, berdiri, duduk atau berbaring. Dikaitkannya lagi dengan Al-Quran s19a31, s64a16 dan s2a286 menyatakan bahwa ibadah itu dilaksanakan sesuai dengan kemampuan manusia.
‎وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا(31) ( مريم)
“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup”(S.19 Maryam 31)
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ (التغابن 16)
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu “(S.64 At-Taghabun 16)
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا (البقرة 286)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya"(S.2 Al-Baqarah 286).
Rasulullah Saw. juga menekankan adanya kemudahan ini, yaitu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ (رواه البخاري 6744 ومسلم 4348)
Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw. bersabda: “Tinggalkanlah apa yang aku tidak melakukannya,umat sebelum kamu binasa sebab suka bertanya lalu melakukan perbuatan yang bertolak belakang ajaran para nabi mereka. Apa yang aku larang jauhilah olemu, jika aku perintahkan sesuatu laksanakanlah menurut kemampuanmu’(HR. Bukhari no.6744 dan Muslim no.4348).
((4)) Kitab Fathul Bari terbitan Darul Fikri (J3h301) membuat syarah atas hadis Bukhari no.1050 dan no. 6744 di atas mencatat bahwa shalat harus menghadap kiblat tetapi jika tidak dapat maka shalat boleh dilakukan sedapat-dapatnya. Dan kepada orang yang sedang menghadapi malaikatul maut, maka dia harus di-talqin diminta untuk shalat, dengan membaca Al-Fatihah, baca takbir, dan seterusnya sampai selesai dituntuni di ucapkan atau hanya isyarat saja.
Macam-macam bidang yang lebih luas lagi, maka haji diwajibkan atas orang yang mempunyai bekal, orang musafir boleh berhutang puasa, shalat boleh dijamak dan diqashar, zakat diwajibkan kepada mereka yang hartanya mwncapai satu nishab. Semua ditunaikan menurut daya kekuatan pribadi masing-masing.
Bab III Air mata sama dengan darah syuhada` dalam jihad
Allah berfirman dalam AlQuran s9a91-92 tertulis dalam pokok bahsan tersebut di atas yang artinya sebagai berikut:
“dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”(S.9 At-Taubat 121-122).
Menjelang turunnya ayat ini terjadi peristiwa sebagai berikut;
Kitab Asbabun Nuzul (Juz 1:93&110) mencatat latar belakang turunnya Al-Quran s9a91 tersebut bahwa beberapa orang sahabat menghadap Rasulullah Saw. memohon bisa diberangkatkan ke medan Perang Sabil. Tetapi beliau menjawab bahwa tidak ada onta yang bisa memberangkatkan mereka. Mendadak para sahabat itu merasa sedih dan menyesal diri sambil menangis sendu (Nelongso banget). Lalu turun Al-Quran s9a91-92. Riwayat lain berasal dari Zaid bin Tsabit bahwa seorang buta menghadap Rasul Saw. mempertanyakan dirinya yang buta itu, kemudian turun ayat no.92 dari surat At-Taubat.
Dapat ditambahkan disini bahwa pada suatu hari tahun 9H tersebar berita bahwa tentara Romawi segera menyerang kaum muslimin lewat negeri Syam, maka Nabi Saw. segera menyiapkan pasukan dan terkumpullah 30.000 personil. Konon beberapa orang sahabat tersebut di atas menghadap kepada Rasul Saw. mohon ikut diberangkatkan ke medan perang, tetapi mereka tidak dapat diberangkatkan sebab kendaraan sudah habis berangkat semuanya, padahal jaraknya sangat jauh bahkan harus melalui padang pasir yang panas luar biasa. Akhirnya mereka menagis histeri menyesali nasib diri kaum yang sangat melarat seperti mereka ini. Melihat keikhlasan hati kelompok sahabat yang sangat melarat itu maka Rasul Saw. bersabda seperti tercatat dalam hadis Bukhari, Ibnu Majah atau Ahmad
عَنْ أَنَسٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزَاةٍ فَقَالَ إِنَّ أَقْوَامًا بِالْمَدِينَةِ خَلْفَنَا مَا سَلَكْنَا شِعْبًا وَلَا وَادِيًا إِلَّا وَهُمْ مَعَنَا فِيهِ حَبَسَهُمُ الْعُذْرُ (رواه البخاري2627 )*
Artinya: “Dari Anas R.a. bahwa Nabi Saw. dalam suatu peperangan beliau bersabda: Beberapa orang di kota Madinah kita tinggalkan, kita tidak berjalan sedikitpun, kita tidak menempuh lembah melainkan mereka itu menyertai kita ini mereka terhalang oleh suatu halangan-‘udzur (HR Bukhari no.2627). Menurut riwayat Ibnu Majah berbunyi sebagai berikut:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بِالْمَدِينَةِ رِجَالًا مَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا وَلَا سَلَكْتُمْ طَرِيقًا إِلَّا شَرِكُوكُمْ فِي الْأَجْرِحَبَسَهُمُ الْعُذْرُ(رواه ابن ماجه2755)
Artinya: “Dari Jabir dia berkata: “(Ketika Rasulullah Saw. kembali dari perang Tabuk menjelang masuk kota Madinah) beliau bersabda: “di Madinah ada beberapa orang yang mana tidak ada satu lembah yang anda tempuh, tidak ada satu jalan yang anda lewati, kecuali mereka itu bersekutu pahala dengan anda sekalian”. Para sahabat bertanya: “Bukankah mereka itu berada di dalam kota?” Beliau bersabda: “Betul mereka itu di Madinah terhalang oleh ‘udzur”(HR. Ibnu Majah no. 2755).
Jadi yang menangis tidak dapat berangkat perang pahalanya sama dengan mereka yang menyabung nyawa di medan perang jihad fi sabilillah.
# Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah hadis, yaitu:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ (رواه ابن ماجه2033 )
Artinya: “Dari Abu Dzar al-Ghiffari bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Sungguh Allah mengampuni umatku atas kesalahan, lupa dan karena dipaksa”(HR. Ibnu Majah no. 2033) .
((3)) Tafsir Ad-Durrul Mantsur –Terbitan Darul Fikri (Juz 1,h.569) mencatat ayat-ayat yang memberi keringanan dalam syari’at Islam, seperti Al-Quran s22a78, s2a185 dan s64a28 sebagaimana uraian di atas. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
@ Shalat sesuai dengan kemapuan
Rasulullah Saw. bersabda dalam suatu hadis, yaitu:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم قَالَ كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ فَقَالَ صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ (وراه البخاري1050)
“Dari ‘Amran bin Hashin yang sedang sakit bawasir ( ambeien?) bertanya kepada Rasulullah Saw soal bagaimana cara shalat (Jika sedabg sakit). Beliau bersabda: “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak dapat berdiri maka dengan duduk, jika tidak bisa dengan duduk maka dengan berbaring”(HR. Bukhari no.1050).

Nama sahabat yang disebut Al-Quran s9a91-92.
~~Tafsir Al-Qurthubi (1967,Juz 8,h.228) mencatat nama-nama mereka yang dimaksud oleh Rasulullah Saw. dalam hadis Bukhari no.2627 dan Ibnu Majah no.2033 di atas ini namanya ialah: Salim, ’Ulbah, Abu Laila, ‘Amru ibnul Humam, ‘Abdullah ibnul Mughaffal, Al-Harami, ‘Irbadh ibnu Sariyah. Ma’qil, Shakhr, ‘Abdullah bin Ka’ab, Tsa’labah, semua adalah orang-orang yang sangat melarat, tidak mempunyai bekal sama sekali. Peristiwa bahwa mereka tidak bisa berangkat dan menangis ini diabadikan Allah di dalam Al-Quran S9 At-Taubah 91-92 diatas.
Lebih jelasnya ialah bahwa Allah akan memberi pahala untuk setiap insan tidak diukur dengan kekayaan, pangkat, kepandaian atau kekuatan otot jasmani. Rasulullah Saw. bersabda kepada para pahlawan perang Tabuk sebagai tercatat dalam hadis berikut:
عَنْ أَنَسٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزَاةٍ فَقَالَ إِنَّ أَقْوَامًا بِالْمَدِينَةِ خَلْفَنَا مَا سَلَكْنَا شِعْبًا وَلَا وَادِيًا إِلَّا وَهُمْ مَعَنَا فِيهِ حَبَسَهُمُ الْعُذْرُ (رواه البخاري2627 )*
Artinya: “Dari Anas R.a. bahwa Nabi Saw. dalam suatu peperangan beliau bersabda: Beberapa orang di kota Madinah kita tinggalkan, kita tidak berjalan sedikitpun, kita tidak menempuh lembah melainkan mereka itu menyertai kita ini mereka terhalang oleh suatu halangan-‘udzur (HR Bukhari no.2627). Menurut riwayat Ibnu Majah berbunyi sebagai berikut:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بِالْمَدِينَةِ رِجَالًا مَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا وَلَا سَلَكْتُمْ طَرِيقًا إِلَّا شَرِكُوكُمْ فِي الْأَجْرِحَبَسَهُمُ الْعُذْرُ(رواه ابن ماجه2755)
Artinya: “Dari Jabir dia berkata: “(Ketika Rasulullah Saw. kembali dari perang Tabuk menjelang masuk kota Madinah) beliau bersabda: “di Madinah ada beberapa orang yang mana tidak ada satu lembah yang anda tempuh, tidak ada satu jalan yang anda lewati, kecuali mereka itu bersekutu pahala dengan anda sekalian”. Para sahabat bertanya: “Bukankah mereka itu berada di dalam kota?” Beliau bersabda: “Betul mereka itu di Madinah terhalang oleh ‘udzur”(HR. Ibnu Majah no. 2755).
Maksudnya ialah bahwa mereka memperoleh pahala dengan hak yang sama antara yang tertinggal di Madinah dengan pasukan yang gagah berani yang bergelimang darah menyabung nyawa di medan perang. Ketentuan ini kita yakini berlaku atas seluruh amal dan ibadah kita kepada Allah.
Maka difaham dari Al-Quran s9a91-92 dan hadis riwayat Bukhari no. 2627 dan riwayat Ibnu Majah no. 2755 bahwa nilai pahala dari AIR MATA para sahabat yang ketinggalan di Madinah itu sama dengan pengorbanan jiwa raga pasukan berani mati, gugur sebagai syuhada` atau pulang dengan kemenangan di atas maka berbagai macam amal soleh dapat dikiaskan kepadanya, seperti misalnya guru ngaji, sedekah mirip zakat, puasa dan amal yang lain.
@Guru Ngaji
Kita fahamkan dari nash Al-Quran dan hadis di atas maka pahala seorang Samingun Guru Ngaji Alif - Ba`-Ta` di pucuk gunung pahalanya pasti sama dengan pahala pemberi kuliah keislaman Guru Besar Prof. Doktor Alwi Shihab di berbagai Perguruan Tinggi di Amerika, asalkan niat-semangat dan taqwanya sama.
@ Zakat emas atau uang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh orang yang sudah terikat oleh ketentuan zakat itu. Salah satu ketetapan itu ialah bahwa siapa yang mempunyai hartanya mencapai satu nishab maka harta itu wajib dizakati dan untuk uang atau emas zakatnya ialah 2,5 %.
Menurut Az-Zuhaili dalam Al-Fiqhul Islami (1989:J-2,h.759) bahwa nishab emas ialah 91,92 gram. Jika seandainya satu gram emas harganya Rp.100.000,- maka orang yang mempunyai uang Rp.10 juta, maka dia wajib zakat 2,5%nya kira-kira Rp.250.000,- Jika uangnya Rp.100 juta zakatnya Rp.2,5 juta, jika Rp.100 milyar zakatnya 2,5 % yaitu Rp.2,5 milyar dan seterusnya 2,5% berlaku untuk semua uang berapapun besarnya.
Maka dari itu ukuran pahala zakat ialah 2,5% dari uang berapapun jumlahnya 100 trilun, milyar, juta, ribu sampai yang sekecil-kecilnya. Dengan ini pula dapat diduga bahwa barang siapa yang membayar zakat satu milyar rupiah dan siapa yang membayar sedekah berapapun kecilnya sebesar 2,5% dari harta miliknya maka pahalanya sama atas siapa yang melakukan amalan ini, oleh orang yang paling melarat sampai yang konglomerat mliyuner maka pahalanya adalah sama 2,5%, misalnya Habibi membayar zakat hartanya satu milyar (Rp. 1.000.000.000,-) dari jumlah kekayaannya yang 40 milyar, pahalanya sama dengan Embok Mariyem membayar sedekah Seribu Rupiyah (Rp.1000,-) dari uang sirkulasi modal jualan ketela godognya seharga Rp.40.000,- bahkan orang yang bersedekah (Sunat) 2,5 % hartanya maka derajat dia lebih luhur di atas mereka yang membayar zakat (wajib) sama-sama 2,5^% dari harta miliknya.
Pahala akan dikurangi jika niatnya atau tidak penuh Lillahi Ta’ala dan pahala akan dikurangi jika dalam membayar zakat itu dikurangi angkanya kurang dari 2,5% atau nilai serta harganya kurang dari wajibnya umpamanya jika menhyembelih korban atau memb ayar zakat hewan ternak itu dipilih yang cacat, sakit atau buntung dan sebagainya, yang pemiliknya sendiri tidak suka, maka pahalanya dikurangi. Allah berfirman;
وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (البقرة267)
Artinya: “Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”(S.2 Al-Baqarah 267).
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (ال عمران92)
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”(s.3a92).
@ Puasa
Ibadah puasa merupakan ibadah yang sifatnya universal, seluruh hamba Allah mempunyai hak yang sama atas pahala dengan tidak pilih kasih, tua&muda, besar&kecil, laki-laki&perempuan, kaya&miskin, melarat&konglomerat, budak&tuan besar, seluruhnya sangat tergantung pada iman dan taqwanya kepada Allah, pahalanya akan diukur sangat ketat dengan iman dan taqwanya kepada Allah. Rasulullah Saw. bersabda dalam suatu hadis:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه مسلم 4651)*
Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Sungguh Allah tidak melihat kepada gambar dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal perbuatan kalian”(HR Muslim CD no.4651).
Pada detik-detik terakhir, mungkin ada musibah yang dahsyat, sakit yang serius, susah dan sedih yang bertubi-tubi, ujian yang terlalu berat maka kita harus berusaha keras beramal menurut apa yang sedang dimiliki di tangan di saat itu, bahkan dengan modal yang sekalipun sangat sedikit seharga biji bayem. Rasulullah bersabda dalam suatu hadis:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِكُمُ الْقِيَامَةُ وَفِي يَدِهِ فَسْلَةٌ فَلْيَغْرِسْهَا (رواه احمد12435)
Artinya: “Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Jika seandainya kiamat datang kepada salah seorang kamu, sedang di tangan ada benih taburkanlah benih itu”(HR. Ahmad no. 12435).
عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ ثُمَّ ذَكَرَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ قَالَ شُعْبَةُ أَمَّا مَرَّتَيْنِ فَلَا أَشُكُّ ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ (رواه البخاري5564 ومسلم 1690)
Artinya: “Dari ‘Addi bin Hatim bahwa Nabi Saw. menerangkan azab neraka lalu beliau membaca Ta’awwudz dan beliau memalingkan wajah lalu menerangkan azab neraka lalu membaca Ta’awwudz dan beliau memalingkan wajah, sungguh dua kali aku tidak ragu, kemudian beliau bersabda: “Takutlah kamu kepada azab neraka itu walaupun hanya dengan satu biji kurma, jika kamu tidak memiliki apa-apa maka bacalah Kalimath Thoyyibah “( HR Bukhari no,5564 dan Muslim no.1690).
تقبل الله منا ومنكم تقبل يا كريم
(Semoga Allah menerima amal kita semua)

Kamis, 04 Februari 2010

NYREMPET-NYREMPET BAHAYA (VIVERPERICOLOSO)

010Jan21 Tafsir Tematis Kontemporer

VIVERE PERICOLOSO
Nyrempet-2 bahaya

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (فصلت30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu"(S.41 Fushshilat 30)
Tema dan sari tilawah
1. Di antara manusia ada sekelompok hamba Allah yang tegak teguh konskuen, kontinu, sportif beragama tauhid.
2. Mereka yakin Tuhan yang wajib disembah hanya Allah dan konskuen atas keyakinannya itu.
3. Maka kepada mereka inilah para malaikat menjadi deking pembela para hamba yamg mempunyai iman yang kuat tersebut.
4. Para malaikat itu memberikan bisikan suara halus mendorong semangat hamba-hamba itu jangan takut jangan kawatir dan harus berbesar hati.
5. Para malaikat memberikan semangat bahwa Allah menjanjikan surga kepada para hamba yang istiqamah itu.
Masalah dan analisa jawaban
1. Bagaimanakah asal usul agama itu? Jawaban: Pada hakikatnya seluruh umat manusia itu mempunyai instink beragama dan secara sosiologis akal manusia akan memilih Tuhan yang absolute Maha, menurut Islam namanya Allah.
2. Sebenarnya apa bedanya orang yang yakin dari pada orang yang ragu kepada Allah? Jawaban: Orang yang yakin kepada Allah tidak mempunyai rasa takut sedangkan orang yang tidak percaya kepada Allah takut berkorban dan takut mati.
3. Bagaimana usaha untuk mengatasi rasa kawatir dan takut berkorban serta takut mati? Jawaban: Usaha untuk melawan rasa pesimis, takut berkorban dan takut mati ialah melalui persiapan dan pelatihan lahir batin yaqarrub kepada Allah..
Pendalaman dan penelitian
BAB SATU
Asal-usul Agama
1. Bagaimanakah asal usul agama itu? Jawaban: Pada hakikatnya seluruh umat manusia itu mempunyai instink beragama dan secara sosiologis akal manusia akan memilih Tuhan yang absolute Maha, menurut Islam ialah Allah.
A. Menurut Ilmu Antropologi
Sayyid Quthub dalam tafsirnya (8h77) mencatat teori kaum orientalis bahwa agama itu asalnya dari faham dinamisme, yaitu suatu kepercayaan serba-jiwa, bahwa bukan hanya manusia dan hewan saja tetapi semua yang ada di alam ini mempunyai roh. Dari faham ini lalu berkembang kepada kepercayaan akan adanya larangan yang dinamakan "Tabu", maka dari sini kemudian berkembang kepercayaan kepada sihir, selanjutnya berkembang menjadi penyembahan kepada banyak dewa lalu dari faham banyak dewa berkembang secara logika menuju penyembahan kepada satu Dewa. Agama atau kepercayaan ini kemudian dikelompokkan kedalam agama Ardhi bahwa agama ini hasil dari pemikiran akal manusia, lawannya ialah agama Samawi artinya agama asalnya dari langit yaitu dari Tuhan Allah.
Pakar ilmu antropologi mencatat bahwa bangsa Yunani pada awalnya percaya kepada banyak dewa, tetapi kemudian berkembang bahwa dari banyak dewa ini mereka yakin ada satu dewa yang paling besar. Perkembangan pikiran yang sama terdapat juga dalam kepercayaan bangsa Mesir Purba. Dan bangsa Arab Jahiliyah pun juga meyakini bahwa Patung yang bernama Hubal adalah satu patung yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi di atas 360 patung yang mereka sembah.
Demikian itulah jika kita berangkat mencari asal usul agama melalui ilmu manusia. Padahal jika kita telusuri lebih dalam lagi, maka manusia itu asalnya dari Adam atau maunsia itu asalnya dari tanah, tanah asalnya dari bumi, bumi asalnya dari satu titik singularitas yang meledak dalam Dentuman Hebat "The Big Bang".
Menurut filsafat Ontologi dari Anselm(1109M) bahwa Tuhan itulah sesuatu yang tidak dapat dikalahkan dari segala seginya oleh apa dan siapapun juga. Menurut filsafat Kosmologi dari Aquinas (1274M) bahwa Tuhan itulah asal segala sebab. Menurut filsafat Teleologi dari Matews W.R. bahwa Tuhan itulah arsitek, perencana, pencipta, pengawas jalannya proses seluruh alam semesta ini.
Dari filsafat Ontologi, Kosmologi dan Teleologi ini maka dapat diyakini bahwa agama itu asalnya dari Tuhan. Dan menurut ajaran Islam Tuhan itulah yang menciptakan makhluq dan Tuhanlah yang membuat agama untuk seluruh makhluk. Agama dari Tuhan disampaikan kepada manusia melalui malaikat, nabi atau rasul berupa wahyu lalu dihimpun menjadi kitab suci. Sehingga menurut ajaran Islam asal usul agama itu ialah agama Tauhid ketuhanan yang Maha Esa atau monoteistis. Allah berfirman dalam Al-Quran:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ( ال عمران 19)
Artinya: " Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya"(S.3 Ali 'Imran 19).
قُلْ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(84)وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (ال عمران 84- 85)
Artinya: " Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi"(S.3 Ali 'Imran 84-85).
Tetapi setan senangnya ialah membujuk manusia untuk mengangkat manusia menjadi Tuhan atau membuat tuhan-tuhan sekain Allah kemudian tuhan buatan manusia ini mereka jadikan sekutu Allah disembah dan dipuja. Maka dari itu para penyembah tuhan-tuhan buatan ini dinamakan musyrik artinya menyekutukan Tuhan atau menyembah banyak tuhan (politeistsme).
B. Menurut ajaran Islam
Para ulama membagi agama menjadi dua macam, yaitu agama Samawi dan agama Ardhi atau agama Langit dan agama Budaya. Agama Langit ialah bahwa agama itu asalnya dari Tauhid (Monoteistis) fari Tuhan itu Maha Esa, sedangkan agama Ardhi atau agama Budaya itu adalah agama hasil pemikiran akal manusia agama yang Politeistis menyembah banyak tuhan.
Agama orang musyrik ialah agama “Budaya” sehingga mereka menggambarkan sifat-sifat Tuhan disusun menurut akal mereka. Oleh karena itulah maka kaum musyrikin Arab Jahiliyah menjelang kebangkitan Nabi Muhammad menjadi Rasul menggambarkan Tuhan secara materialis-indrawi. Ibnu Jari>r dalam tafsirnya (2h551) mencatat riwayat hadis bahwa Ra>fi’ ibnu H}uraimalah meminta kepada Rasulullah Saw. untuk dapat berbicara langsung dengan Allah. Maka Al-Qura>n S.2 Al-Baqarah 118 memberikan peringatan bahwa orang-orang jaman dahulu juga mengucapkan kata-kata seperti itu. Mereka menggambarkan Allah seperti manusia, jika Tuhan itu jauh mereka akan berdo’a dengan suara keras, jika dekat maka mereka akan berdo’a dengan suara lemah. Maka Allah lalu memberi peringatan melalui Al-Qura>n S. 2Al-Baqarah 186 bahwa Allah itu dekat dan mengabulkan do’a.
Adapun perbedaan agama langit dan ciri agama”Budaya” ada 6, yaitu sebagai berikut:
=================================================================
No. ! Agama Samawi ! Agama Budaya
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. ! Disiarkan oleh nabi atau rasul dari Allah ! Tidak mempunyai nabi atau rasul
2. ! Berpedoman kitab suci wahyu dari Allah ! Tidak mempunyai kitab dari Allah
3 ! Sistem kehidupan mengikuti aturan Allah ! Sistem kehidupan diatur oleh akal
4 ! Manusia tidak dapat mengubah agama ! Agama ditetapkan oleh manusia
5 ! Agama tidak luntur karena kritik akal ! Agama berubah sebab kritik akal
6 ! Konsep agama serba monoteistis ! Konsep agama bersifat politeistis-----
(i) Agama Budaya mempunyai 6 ciri-ciri, yaitu:
1. Asal agama tidak melalui nabi atau rasul utusan Tuhan;
2.Tidak mempunyai kitab suci yang dibawa oleh nabi atau rasul utusan Tuhan;
3.Sistem merasa dan berpikir masyarakatnya sangat terikat oleh sistem seluruh kehidupan;
4.Agama budaya sewaktu-waktu berubah karena perubahan mentalitas masyarakat penganutnya;
5.Ajaran agama budaya tidak kuat bertahan atas kritik oleh akal;
6.Konsep ketuhanan cenderung serba politeistis banyak tuhan.
(ii) Agama langit mempunyai 6 ciri, yaitu:
Agama langit khususnya agama Islam mempunyai 6 ciri, yaitu:
i. Disiarkan oleh nabi atau rasul utusan Tuhan(Lihat Al-Quran S.2 Al-Baqarah 151).
ii. Mempunyai kitab suci yang dibawa oleh nabi atau rasul utusan Tuhan ( Lih.S.42 Asy- Syura 17).
iii. Sistem kehidupan takluk dan mengarah kepada sistem dalam agama(Lih.S.17 Al-Isra` 81)
iv. Mentalitas penganutnya tidak dapat mengubah agama, tetapi agama mengubah mentalitas penganutnya (Lih.S.23 Al-Mu`minun 71);.
V Kebenaran prinsip agama tidak luntur oleh kritik akal karena ajaran agama tersebut tidak bertentangan dengan akal(Lih.S2 Al-Baqarah 147);
vi. Konsep agama serba monoteis,Tauhid,Esa(QS.112Al-Ikhlash 1-4).
Agama Islam adalah agama Samawi dengan nabinya Muhammad dan kitab sucinya ialah Al-Quran. Menurut pandangan Islam Agama Nasrani itu berasal dari agama langit, yang dibawa oleh Nabi 'Isa dengan kitab sucinya Injil, tetapi dalam perkembangannya agama Nasrani ini mengalami erosi longsoran agama budaya. Nabi Isa diangkat menjadi Tuhan Anak, malaikat Jibril diangkat menjadi Tuhan Roh Kudus mempercayai Tuhan ada tiga (Tritunggal), Kitab Injil menampung rembesan teori akal dari luar wahyu.
Kebenaran Islam yang tidak dapat dikalahkan oleh agama lain ialah sifat ESA Allah yang Mutlak serba Maha, sedangkan kitab suci Al-Quran dengan bahasa Arabnya adalah bahasa yang tetap hidup mudah difaham terus abadi, naskahnya tidak ada satu hurufpun yang hilang dan tidak ada perubahan sama sekali, Al-Quran berisi ajaran dunia sekaligus akhirat, Al-Quran diperkuat dengan hadis, serta jaminan kebebasan berpikir dan pengembangan akal yang sehat yang menjamin keabadian agama Islam.
Allah berfirman dalam Al-Quran sebagai berikut:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ( ال عمران19 )
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya"(S.3 Ali ‘Imran 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ( ال عمران85)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”(S.3 Ali ‘Imran 85).
@ Tafsir Ad-Durrul Mantsur (1h723) mencatat hadis Bukhari tentang mana agama yang paling baik yang disukai Allah, Rasulullah Saw menjawab: “Al-Hanifiyyatus-Samhah, Di juz5h35 mencatat hadis bahwa kaum Yahudi dan Nasrani membanggakan agamanya sampai kaum musyrikin Arab-juga, Majusi membanggakan agama mereka sebagai agama yang lebih tua. Maka turun Al-Quran s4a125.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya”(S.4 An-Nisa` 125).
@ Tafsir Ad-Durrul Mantsur (1h723) mencatat ayat-ayat dan hadis Nabi Saw terkait dengan agama tersebut sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ )رواه احمد 2003)
“Dari Ibnmu ‘Abbas bahwa ditanyakan kepada Rasulullah Saw:
“Manakah agama yang disukai Allah? Berliau bersabda: “Agama Hanifiyah Samhah” (HR Ahmad no.2003).
Islam itu agama yang paling baik menurut Allah Ta’ala:
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang ta`at dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang ta`at, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus”(S.72 Al-Jin 14)._
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا ( النساء الآية 125 )
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya”(S.4 Anm-Nisa` 125)
@Di juz 5 halaman 55 kitab Ad-Dur tersebut mencatat bahwa amal baik kaum musyrikin, Yahudi, Nasrani tidak ada gunanya. Amal yang baik dapat diterima oleh Allah asal berdasarkan iman. Dan Islam itu mengajarkan bahwa Al-Quran itu menghapus semua kitab semua nabi, Nabi Muhammad itu penutup semua nabi dan Islam itulah yang terbaik.
@ Tafsir Ar-Razi (1h589) mencatat bahwa banyak agama-agama penganutnya mengunggulkan Nabi Ibrahim dan mereka mengaku diri adalah keturunan Nabi Ibrahim serta mengunggulkan bahwa agamanya adalah ajaran dari Nabi Ibrahim sampai kaum musyrikin-pun juga mengagungkan Nabi Ibrahim. Lebih-lebih umat Muhammad Saw. mereka ini memanjatkan shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad seperti rahmat dan salam Allah kepada Nabi Ibrahim. Ajaran Islam memang mengajarkan iman kepada semua nabi dan rasul utusan Allah sedangkan Nabi Ibrahim itu salah seorang nabi yang menjadi nenek mouang para nabi. Allah berfirman dalam Al-Quran:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ(النحل 123)
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”(S.16 An-Nahl 123).
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاه مَ إِلا مَن سَفِهَ نَفْسَه (البقرة 130)
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri”(S.2 Al-Baqarah 130)
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا (الحج : 78)
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini”(S.22 Al-Hajji 78)
@ Tafsir Al-Manar (3h213) menyatakan bahwa hanya agama Islam yang diterima oleh Allah, sedangkan agama selain Islam ditolak oleh Allah. Dan Allah sendiri yang menegaskannya dalam Al-Quran S.3 Ali ‘Imran 19 dan 85 di atas. Di samping itu Al-Manar juga menyatakan bahwa agama Nabi ‘Isa itu ialah Islam dalam arti menyerah sepenuhnya kepada Allah, menjunjung tinggi kepercayaan tauhid. Tetapi dalam perkembangannya ajaran tauhid ini mendapat perlawanan keras dari kelompok yang dikondisikan oleh kaisar Romawi Kostantin sehingga pada tahun 325M kelompok Tauhid bahwa Yesus itu makhluk, yang dipertahankan oleh Arius bersama 1700 uskup atau patriar yang lain peserta konsili Nikea dikalahkan oleh kelompok 318 uskup/patriar yang mengangkat Nabi ‘Isa menjadi Tuhan Anak dan beratus-ratus versi kitab Injil ajaran Tauhid itu dibakar, kemudian agama Tauhid Nabi ‘Isa itu diubah menjadi agama Kristen dan berkembang dengan ajaran Trinitas yang sekarang ini.
i.Tauhid dalam Islam
Kepercayaan Tauhid atau Satu Tuhan dalam Islam dapat difaham dari Al-Qur'an, Surah Al Baqarah 115 berikut:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ()وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ)البقرة115 -116)
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya”(S.2 Al-Baqarah 115-116).
Ayat ini menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan ada di seluruh jagad raya. Islam menjelaskan monoteisme dalam cara yang sederhana. Terjemahan monoteisme dalam bahasa Arab adalah Tauhid. Dalam Islam Allah itu mempunyai 20 sifat wajib dan 99 nama yang semuanya serba Esa mutlak Maha sedangkan yang lain mencakup malaikat, Yesus, Roh Kudus, Brahma, Wisnu, Syiwa, Budha Gotama, Kong Hu Chu, Amaterasu, dewa-bathara, dewa-dewi, jin, setan, demit, memedi, gendruwo,ilu-ilu, banaspati, wedon, wali kramat, dukun prewangan, seluruhnya adalah makhluk ciptaan Allah.
Saksi Yehuwa, menyangkal gagasan tentang Tritunggal , sementara yang lainnya, seperti sekte Mormonisme, menyembah hanya satu tuhan tetapi terbuka terhadap keberadaan yang lainnya.
ii. Monoteisme (Satu tuhan) hasil pemikiran akal
Melalui pemikiran yang mendalam maka akal dapat menyimpulkan adanya sesuatu yang mempunyai sifat tertinggi di atas semua potensi yang oleh agama Samawi disebut Tuhan. Tetapi karena semua ini sumbernya ialah akal maka hasilnya bermacam-macam variasi dan menggambarkan sifat Tuhan sangat berbeda dari ajaran yang sumbernya dari wahyu dari Tuhan sendiri, yaitu:
1. Teisme, ialah suatu kepercayaan adanya satu tuhan dengan kepribadian yang khas.
2 Deisme adalah suatu kepercayaan bahwa tuhan itu ada, tetapi tidak ikut campur di dalam dunia dan tidak ada wahyu . Sifat tuhan mereka hanya dapat dikenal melalui nalar dan pengamatan terhadap alam.
3. Teisme monistik adalah suatu kepercayaan Hindu mencakup kepercayaan panenteisme, monisme,
4. Panteisme berpendapat bahwa alam sendiri itulah Tuhan tidak percaya adanya Yang Maha tinggi yang transenden yang terpisah dari alam (mirip dengan ateisme).
5. Panenteism adalah suatu bentuk kepercayaan bahwa alam adalah bagian dari tuhan, tetapi tuhan tidaklah identik dengan alam. Panenteisme dapat dipahami sebagai "Tuhan ada di dalam alam sebagaimana jiwa berada di dalam tubuh".
6. Monoteisme substansi, ditemukan dalam kepercayaan kaum pribumi Afrika, yang berpendapat bahwa tuhan yang banyak itu adalah perwujudan dari substansi yang satu yang ada di belakangnya, dan bahwa substansi yang ada di belakangnya itulah Allah. Pandangan ini banyak miripnya dengan pandangan Tritunggal Kristen tentang tiga pribadi yang mempunyai hakikat yang sama.



iii. Tuhan dalam faham Politeisme
Politeisme, ialah pendapat bahwa tuhan itu lebih dari satu. Faham Dualisme mengajarkan bahwa ada dua kekuatan ketuhanan Kebaikan dan Kejahatan, yaitu ajaran Zoroaster.
Masyarakat Arab Jahili di diminasi penyemnahan kepada berhala, di dalam komplek sekitar Ka’bah ada 360 buah berhala dan ada satu berhala namanya ialah Hubal. Hubal dipercaya sebagai berhala yang paling tinggi kedudukannya dan mendapat penghormatan yang paling tinggi.
Pada umumnya bangsa Arab itu adalah kaum penyembah berhala, masing-masing kabilah mempunyai berhala khusus di samping ada pula berhala pujaan bersama semua kabilah, seperti: Al-La>ta, Mana>t, Al-’Uzza>>, Suwa>‘a dan Nasr seperti yang tercatat di dalam Al-Qura>n S.71 Nu>h} 23.
Al-Qura>n S.39 Az-Zumar 3 mencatat bahwa alasan masyarakat Arab Ja>hili>yah itu menyembah berhala karena ingin mendekatkan diri kepada Allah lebih dekat lagi. Mereka percaya bahwa kelak di hari kiamat maka berhala-berhala itu akan dapat memberi syafaat kepada mereka.
Macam agama Arab Jahili:
~ Suatu kelompok tidak percaya kepada Tuhan, mereka berfaham atheisme atau Historis materialisme.
~ Orang-orang suku Khuza>‘ah dan Kina>nah percaya bahwa Allah itu mempunyai anak perempuan.
~ Sebagian mereka percaya bahwa Allah mempunyai anak.
~ Kelompok lain percaya bahwa Allah itu bersekutu dengan jin.
~ Sebagian lagi percaya dan menyembah malaikat.
~Yang dominan ialah masyarakat yang percaya dan menjadi penyembah berhala. Sebagian dari kaum penyembah berhala ini ada yang membuat berhala dibuat dari kurma, ketika datang musim paceklik, maka berhala yang dibuat dari kurma itu lalu mereka makan.
Tercatat ada 365 patung arca di dekat Ka’bah dan yang paling besar sebagai penghulu semua berhala ialah Hubal. Dia diletakkan di dekat Ka’bah dikelilingi ratusan patung-patung yang lain lalu di sana ada 9 tempat penyembahan berhala, ada 36 berhala yang dipuja dan disembah kelompok masyarakat tertentu di beberapa daerah. Tercatat pula bahwa sebagian orang Arab itu menyembah arca berhala yang disebut: Wudd, Suwa’>a, Yaghu>ts dan Nasr.
Kebanyakan kaum monoteis mengatakan bahwa berdasarkan definisinya, monoteisme pasti berlawanan dengan politeisme. Namun tidak berarti bahwa mereka menyembah banyak tuhan. Secara historis, banyak pemeluk politeis percaya akan adanya banyak tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang dianggap oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Mahatinggi. Praktek ini disebut henoteisme. Ada pula -teologi monoteistik seperti teologi di dalam agama Hindu yang mengajarkan bahwa Tuhan yang banyak Brahma, Wisnu, Syiwa, semata-mata mewakili aspek-aspek dari kekuatan tuhan yang dibelakangnya.
BAB DUA
Teistis melawan Ateistis
Hamba Allah lawan balatentara setan
Masalah ke-2: Sebenarnya apa bedanya orang yang yakin dari pada orang yang ragu kepada Allah? Jawaban: Orang yang yakin kepada Allah tidak mempunyai rasa takut sedangkan orang yang tidak percaya kepada Allah takut berkorban dan takut mati.
Orang beriman yakin bahwa Allah itu Mutlak Maha dalam segala keadaan, sedangkan orang yang tidak beriman berpegang kepada pendapat akal dan perasaannya. Teori sementara menyatakan bahwa manusia itu mempunyai sifat spekulatif hipotetis, sebab setiap pribadi mempunyai perbedaan pendapat yang ujung akhirnya ialah tidak ada kepastian, tidak percaya kepada nilai yang abadi.
A. Mental orang yang beriman kepada Allah
Orang beriman meyakini kepada 6 Rukun Iman, percaya kepada Tuhan Allah, Malaikat, Kitab Suci, Nabi utusan Allah, Hari Kiamat dan Takdir kemudian mengamalkan 5 Rukun Islam, syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji dilengkapi dengan Al-Akhlaqul Karimah.
Tebal tipisnya iman tidak sama bagi tiap orang, bahkan iman seseorang dapat bertambah tebal atau menipis. Dan jika iman terlalu tipis sangat mungkin jatuh ke jaringan balatentara setan yaitu kafir tidak percaya kepada Tuhan bahkan kerjanya melawan Tuhan.
Berlandaskan keyakinan iman kepada Tuhan yang bersifat Mutlak Maha di atas seluruh keadaan apa dan manapun juga, maka orang yang beriman mempunyai potensi kemungkinan yang sangat menakjubkan. Melalui kacamata Islam sentris dapat kita baca catatan peristiwa-peristiwa besar keberhasilan sukses orang yang beriman mengalahkan balatentara setan, diantaranya ialah:
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلِأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (البقرة 150)
“Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu, takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan ni`mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.”(S.2 Al-Baqarah 150)
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ( ال عمران175)
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman”(S.3 Ali ‘Imran 175).
@ Tafsir Al-Qurthubi (4h283) menyatakan bahwa setan menakut-nakuti orang yang beriman melalui manusia-manusia yang kafir . Maka orang yang beriman yakin kepada Allah tidak boleh takut menghadapi orang kafir, tetapi wajib takut kepada Allah, takut krpada hukum Allah.
@ Tafsir Al-Manar (4h200) dalam menganalisa Al-Quran s2a175 mencatat bahwa setan yang berwujud manusia, yaitu orang-orang munafik membujuk kaum muslimin supaya tidak berangkat berperang jihad fi Sabilillah.
@ Tafsir Jawahirul Quran (1h240)menyatakan bahwa seluruh jagad adalah milik Allah, maka jagad atau isi jagad ini tidak mempunyai kekuasaan untuk memberi madharat atau manfaat, tetapi Allah sendirilah yang memberi kenikmatan dan kesenangan lahir batin kepada makhluk, Allah jua yang dapat menolak madharat dan derita itu.
@ Tafsir Ad-Durrul Mantsur (3h146) dalam menganalisa Qs2a249 mencatat ribua pasukan Thalut yang mogok perang kecuali tinggal 313 personil pasukannya yang masih tetap setia kepada Thalut yang lulus ujian berhasil menyeberang sungai Yordan.
@ Tafsir Al-Manar (1h100) menyatakan bahwa iman dan keyakinan kelak di hari kiamat itu akan bertemu dengan Allah, berkeras hati, militan itu merupakan buah dari iman yang menyebabkan pertolongan Allah kepada hamba-Nya, mungkin suatu jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang besar.
Di juz 2 halaman 250 Al-Manar menyatakan bahwa Sunnatullah itu akan berlaku jika syarat-syaratnya do’a itu dipenuhilalu, yaitu berdo’a sambil berperang dengan maksimalisasi daya kekuatan. Sebaliknya lemahnya semangat merupakam kunci serangan musuh menghancurkan tentara Islam. Jelas Allah akan mengalahkan jumlah besar yang melakukan kesalahan dan memenangkan oleh jumlah yang sedikit yang berpegang teguh kepada kebenaran mengalahkan jumlah yang besar yang serba salah.
BAB TIGA
Nyrempet-nyrempet bahaya
Viver pericoloso
Masalah ke-3: Bagaimana usaha untuk mengatasi rasa kawatir, takut menderita dan takut mati? Jawab: Usaha untuk melawan rasa pesimis dan ketakutan itu ialah melalui persiapan dan latihan lahir batin.
Arah tujuan dari persiapan dan latihannya ialah berniat mencari nilai terbaik yang bersifat universal diakui seluruh umat manusia, semua tempat dan segala jaman sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الانبياء 107)
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”(S.21 Al-Anbiya` 107).
Barang siapa yang berjuang untuk menjunjung tinggi nilai- terbaik yang universal berdasarkan firman Allah Qs21a107 di atas maka Allah akan menganugerahkan pertolongan dan perlindungan-Nya kepada mereka secara tidak wajar, misalnya jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang sangat besar (Al-Quran s2a249 dan s8a65-66), dia akan dibela oleh malaikat sebagaimana dijanjikan Allah dalam Qs 41a30-31)..
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ(30)نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ(31)(فصلت 30-31)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta"(S.41 Fushshilat 30-31).
Program persiapan dan pelatihan yang paling baik untuk melenyapkan rasa takut dan kawatir ialah puasa sunat, misalnya berpuasa 3 hari setiap bulan tgl.13, 14 dan 15 Padang Rembulan (Bulan Purnama), diteruskan dengan puasa Senin Kamis, jika berani diteruskan dengan puasa Dawud sehari puasa sehari tidak berpuasa.
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari hikmah puasa dapat dikemukakan disini sbb:
~ Minimal manfaat yang dapat diambil oleh orang yang berpuasa siapa saja ialah suatu kesediaan hati untuk melawan nafsu makan minum dan selera nafsu lain mulai sejak fajar subuh sampai tenggelamnya matahari.
~ Dari modal kemampuan menahan nafsu makan dan nafsu yang rendah maka diri disiapkan menahan semua dorongan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan orang lain lebih mendalam lagi melatih menyiapkan diri melawan godaan setan, menahan diri jangan sampai berbuat maksiat dan sesuatu yang tidak diridhoi Allah.
~ Jika diri sudah mampu melawan perbuatan maksiat lalu dilanjutkan naik lagi ke citra yang tertinggi yang utopis yaitu tidak takut melawan apapun juga kecuali takut hanya kepada Allah saja.
Tetapi metode di atas ini harus disertai juga dengan latihan keilmuan, kecakapan, ketrampilan, keahlian, bela diri, usaha imunisasi mental menghadapi kekawatiran dan ketakutan melawan rasa sakit, menahan serangan lawan atau serangan musuh. Pelaksanaan pelatihan ini mencakup coba-coba melawan derita makin berat, makin bertambah besar pengorbanan yang harus dicurahkan, masalah yang harus diatasi makin sulit makin berat, namanya NYREMPET-NYREMPET BAHAYA. Allah berfirman:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ(الانفال 60)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”(S.8 Al-Anfal 60).
Allah memerintahkan kepada kita agar supaya siap menghadapi musuh-musuh Allah dan musuh kita yang kelihatan bahkan musuh yang tidak kelihatan, yaitu lawan yang bersembunyi, tidak lain latihannya harus sangat teliti dan jeli sekali (Njelimet) mengenai tantangan yang dekat maupun yang masih jauh tidak kita ketahui, Yang Maha Mengetahui hanya Allah..
Dalam adat Jawa ada pameo “Wani ngalah duwur wekasane” maksudnya berani menahan keinginan diri sendiri dan mendahulukan kepentingan orang lain. Siapa yang sudah mampu menghayati makna ucapan itu pasti akan mendapat kemuliaan di belakang hari. Lebih mendalam lagi ialah berani berkorban, berani menahan sakit, berani menderita yang cukup berat sebagai pengorbanan dalam perjuangan mencapai cita-cita terbaik yang bernilai universal yaitu kebahagiaan seluruh umat manusia, semua tempat dan segala jaman maka siapa yang lulus dalam ujian ini dia akan naik derajatnya yang sangat terhormat. Filsafat Jawa ini diabadikan dalam tembang Jowo “Mijil” Wani ngalah luhur wekasane, yaitu:
Dedalane guna klawan sekti Kudu andhap asor
Tumungkula lamun den dukani Bapang den singkiri,
Bait diatas adalah tembang mocopat Mijil yang didendangkan para sinden pada waktu pengukuhan Sultan di Yogyakarta maupun Susuhunan di Surakarta menduduki jabatannya.
Maksud lelagon itu ialah bahwa manusia wajib menjadi orang yang berguna bagi orang lain, menjadi sekti karena memiliki Ngelmu sepuh sangkan paraning dumadi, merendah hati tawaduk, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menekankan sikap-sikap tawaduk yg dilandasi oleh akhlak yg mulia. Semua ini dilandasi asas taqarrub kepada Allah, bahwa apabila kita taqarrub mendekat kepada Allah maka Allah akan mendekat kepada kita lebih cepat lebih dekat sebagaimana tercatat dalam hadis Rasul Saw dalam shahih Bukhari no.6856 dan Muslim no.4732.
Bait selanjutnya Tumungkula lamun den dukani maksudnya tundukkanlah wajah kita waktu dimarahi, ketika kita dimarahi, harus berserah diri kepada Allah, mawas diri. Bahwa rintangan dan tantangan lawan itu sebaiknya kita hindari bukannya malah kita tabrak. Presiden Amerika sekarang Barack Obama berhasil menarik simpati publik Amerika karena tidak mau ikut-ikutan menghujat lawan politiknya, sebaliknya John McCain yang terang-terangan menghujat Barack Obama dalam kampanyenya. Maka hasilnya ialah Barack Obama menang dalam pemilihan umum mengalahkan lawan politiknya. Inti dari bait "wani ngalah luhur wekasane" dengan niat Li i’la`i kalimatillah hiyal ‘ulya taqarrub kepada Allah maka Allah akan mengangkat derajat kita tinggi-timggi.
Drajat itu dinilai tinggi jika kita berpegang teguh kepada amanat Allah seperti di atas maka anugerah yang sangat besar akan dilimpahkan Allah kepada kita.
Watak “Andap asor” di atas dicontohkan oleh Al-Quran ketika menguraikan kisah Qabil hendak membunuh Habil, maka Habil justru tidak melawan dan pasrah-menyerah. Dalam surat 5 Al-Maidah ayat 28, Habil mengatakan: “Jika engkau ayunkan tanganmu untuk membunuhku, aku tetap tidak akan mengayunkan tangan untuk membunuhmu. Aku takut akan Tuhan, penguasa semesta alam.”
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ(28)إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (الماءدة 29)
“"Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."(S.5 Al-Maidah 28).
Suatu jumlah yang orang-orangnya memiliki mental terlatih dengan sungguh-sungguh menyandang baju taqarrub kepada Allah sudah siap berani nyrempet-nyrempet bahaya dengan ikhlas suka berkorban, berani menderita, menekan kesenangan diri sepenuhnya, lebih mengutamakan kesenangan yang bersifat universal, menyenangkan semua orang dimana saja kapanpun juga maka mereka ini akan mendapat kemenangan yang menakjubkan Insya Allah sebagaimana dianugerahkan Allah kepada pasukan Islam dalam perang Badar atau pasukan Thalut yang jumlahnya hanya sekitar 313 peresonil dapat mengalahkan musuh Allah tentara kafir atau Raja Jalut yang jumlanya berlipat ganda beribu-ribu, Al-Quran mencatat sbb :
َقالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ (البقرة 249)
." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."*S.2 Al-Baqarah 249).
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ(65)الْآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ(الانفال 65-66)
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”(S.8 Al-Anfal 65-66).

~ Tafsir Ath-Thabari (5h339) dalam menganalisa Al-Quran s2a248-249 di atas mencatat bahwa Thalut waktu berangkatnya membawa 80.000 personil tetapi yang lulus ujian dalam perjalanan menyeberangi sungai Ardan hanya 313 orang sama dengan pasukan Islam dalam perang Badar 2H. Tentara 313 orang yang lulus ujian ini lalu berdo’a:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir"(S.2 Al-Baqarah 250).
Dari catatan Ath-Thabari itu dapat kita bayangkan bagiamana beratnya ujian itu jika kita ingin menjadi hamba Allah yang tercakup dalam klas “Khawashul khawash” dari peserta ujian 80.000 hanya lulus 313 orang.
Inilah contoh “Nyrempet-nyrempet bahaya” yang terlalu berat, yaitu: Maju ke medan perang-Jihad fi Sabilillah, mengarungi medan yang jauh, padang pasir panas luar biasa, haus yang terlalu, kemudian menyeberangi sungai yang airnya sangat bening enak sekali diminum. Nilai kelulusan ujian inilah kiranya hamba yang dipilih Allah menjadi kekasih-Nya yang sangat dimanjakan apapun yang diinginkan pasti terkabul dalam hadis Qudsi Allah berjanji tercatat dalam riwayat Bukhari no.6021:
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ (رواه البخاري)
Artinya: “…….jika Aku sudah mencintai dia, maka Aku menjadi pendengarannya dia mendengar dengan pendengaran itu, Aku menjadi pengelihatannya dia melihat dengan pengelihatan itu, aku menjadi tangannya dia berbuat dengan tangan itu, Aku menjadi kakinya, dia berjalan dengan kaki itu. Sungguh jika dia memohon kepada-Ku pasti Aku kabulkan, jika dia memohonan perlindungan-Ku maka dia pasti Aku lindungi”(HR Bukhari no.6021). (Dalam Ilmu Kejawen dikatakan Idhu Geni-Sekti mondroguno).
@ Az-Zuhaili dalam Al-Fiqul Islami (3h10) mencatat beberapa keberhasilan dan kemenangan Komando Jihad pasukan Islam dapat mengalahkan musuh bahkan dalam bulan Ramadhan berkat pertolongan Allah kepada kekasih-Nya (Al-Quran s3a126):
1) Perang Badar 313 pasukan Islam mengalahkan 950 tentara kafir hari Jum’at 17 Ramadhan tahun ke-2 H..
2) Penaklukan Makkah pasukan Islam di bawah panglima Khalid bin Walid menaklukkan dan mengambil over kota Makkah hari Jum’at 25 Ramadhan th 8 H.
3) Perang Tabuk pasukan Islam mengalahkan tentara Romawi yang jumlahnya ratusan ribu di Tabuk pada bulan Ramadhan tahun 9H.
4) Perang Zallaqah-Portegal pasukan Islam Murabitun dibawah Panglima Yusuf bin Tasyfin mengalahkan 80.000 personil tentara Prancis di bawah komandan Alfonso VI pada hari Jum’at tgl 25 Ramadhan 479H=1086M.
5) Perang ‘Ain Jalut Sultan Mamluk Mesir mengalahkan tentara Mughol terjadi pada Jum’at pagi 15 Ramadhan 658H= 3September 1260M.
6) Perang Buhairah, di bawah Panglima Thariq bin Ziyad mengalahkan tentara Salib di bawah komandan Roderik pada tanggal 28 Ramadhan 92H=711M, Islam masuk Spanyol, Cordoba, Granada melalui selat yang sekarang dinamai Gibraltar.
Orang yang beriman wajib cinta kepada Allah, cinta kepada Allah yang benar ialah cintanya kepada Allah mengalahkan semua makhluk seperti tergambar dalam uraian di atas. Allah berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ (البقرة 165)
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah”(S.2 Al-Baqarah 165).
Kitab Arsyif multaqa ahlil hadits (17h179) mencatat kata-kata mutiara dari Abul Walid al-Jazari:
- عِشْ سَعِيْدًا بِدِيْنِكَ اَوْ مُتْ شَهِيْدًا لِرَبِّكَ
“Hiduplah hidup yang bahagia dengan agamamu atau matilah mati syahid untuk Allah Tuhan-mu”
@ Tafsir Ar-Razi (1h3306) dalam menganalisa Al-Quran s9a40 mencatat hadis Nabi Sawلقد قال عليه الصلاة والسلام : خَيْرُ النَّاسِ مَنْ يَنْفَعُ النَّاسِ
“Sungguh Rasulullah Saw telah bersabda: “Sebaik-baik manusia ialah orang yang berjasa kepada manusia”Menurut riwayat Ath-Thabarani (6h58) matan lafal hadis itu ialah:
عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم اَلْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ وَلَا خَيْرَ فِيْمَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُؤْلَفُ وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ (رواه الطبراني –المعجم الاوسط 6ص58)
“Dari Jabir bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang beriman itu mencintai dan dicintai dan tidak layak orang yang tidak mencintai juga tidak dicintai. Adapun sebaik-baik manusia itu ialah orang yang paling berjasa kepada manusia”(HR Ath-THabrani dalam Almu’jamul Ausath).
@ Tafsir Al-Khazin (1h580) terkait dengan Al-Quram S.4 An-Nisa`95 mencatat bahwa pahala untuk pejuang Jihad fi Sabilillah itu sangat besar jauh di atas mereka yang malas.
Menurut Sunan Abu Dawud pahala seorang Mujahid fi Sabilillah itu pahalanya dapat melimpah kepada keluarganya sampai 70 orang, yaitu:
عن أُمِّ الدَّرْدَاءِ وَنَحْنُ أَيْتَامٌ فَقَالَتْ أَبْشِرُوا فَإِنِّي سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشَفَّعُ الشَّهِيدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ (رواه ابو داود 2160)
“Dari Ummu Darda`, bahwa Rasulullah Saw bersabda: " Orang yang gugur mati syahid akan diberi syafa’at dengan 70 orang keluarganya”(HR. Abu Dawud no.2160).
@.Ath-Thabari dalam tafsirnya (7h385) mencatat latar belakang turunnya Al-Quran S.3 Ali ‘Imran 169 bahwa Rasulullah Saw menyatakan bahwa para syuhada` perang Uhud mendapat pahala yang sangat nikmat maka oleh karena itu mereka sangat menyesalkan rekan-rekannya yang tidak ikut perang Sabil sedangkan mereka sendiri membayangkan alangkah indahnya jika bisa hidup lagi dan dapat melakukan perang Sabil lagi. Lalu Allah menurunkan ayat 169 Ali ‘Imran (Artinya).
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”(S,3 Ali ‘Imran 169-171).
Dari uraian di atas dapat difaham bahwa barang siapa lebih mendambakan pahala akhirat dan tidak takut mati-syahid dalam Jihad fi Sabilillah, maka perjuangannya akan beroleh kemenangan. Lebih jauh lagi orang yang makin mendalam cintanya kepada Allah maka dia makin berani menyrempet-nyrempet bahaya dan dalam rangka taqarrub kepada Allah maka siapa yang lebih cinta kepada Allah dia makin bertambah ikhlas berkorban, lebih suka memberikan kesenangan kepada orang lain mengalahkan kesenangan bagi dirinya sendiri. Korban bisa berwujud materi, pangkat atau bayangan masa depan kehidupan dan yang paling berat ialah mengorbankan nyawa dengan bobot mati syahid. Mati syahid dalam Jihad fi Sabilillah pahalanya benar-benar luar biasa sangat terhotmat dihadapan Allah .
Jika semua itu dibalik maka mereka yang tidak beriman kepada Allah dan mencintai dunia: harta, tahta, wanita maka mereka ini sangat takut kehilangan kekasihnya yaitu harta, tahta dan wanita sangat takut meninggalkan dunia alian takut mati.
Jika kita sudah menjadi orang yang rakus rebutan harta dunia dan takut berkorban, takut menderita, takut berjuang, sudah berwatak malas, tidak jujur, suka berkhianat, egoistis, tidak peduli kepada orang lain, maka musuh besar akan melahab merebut semua apa yang kita miliki. Rasulullah Saw bersabda dalam hadis sbb:
3745 عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (رواه ابو داود واحمد 21363)*
Artinya: “Dari Tsauban dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Bangsa-bangsa non muslim diramalakan kelak akan mengroyok umat Islam persis seperti tumpeng yang diperebutkan oleh orang banyak” Maka salah seorang sahabat bertanya: “Apakah umat Islam ketika itu hanya sdikit? Beliau menjawab: “Tidak!!! Bahkan akilan berjumlah banyak sekali, tetapi bagaikan buih seperti buih air bah dan Allah melenyapkan rasa takutnya musuh Islam dari dalam .hati mereka sekaligus Allah akan mencampakkan “Al-Wahnu” ke dalam hati kalian” Salah seorang sahabat bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan Al-Wahni itu? Beliau menjawab: : Al-Wahnu ialah cinta kepada harta dunia dan takut mati”(HR Abu Dawud CD no.3745 dan Ahmad 121363).
Cinta dunia ialah cinta kepada harta, tahta dan wanita (sex), takut mati mencakup kawatir akan tersumbat sumber mata pencaharian hidup, bangkrut perusahaannya, tertutup pintu hubungan dengan koneksi jaringannya, maka usahanya akan gagal atau berhasil sebentar tetapi segera berganti derita kesedihan dan kesengsaraan.
Hubungi kami di : http://imam-muchlas.blogspot.com
ketik kirim kepada : h.imam.muchlas @gmail.com (Tlp.0318963843)

Pengunjung Ke-

About Me

Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates