Kamis, 25 Juni 2009

Getun, Nelongso, Mutung

Mereka berkata: "Demi Allah, senantiasa ayah mengingat-ingat Yusuf, sehingga ayah mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa" Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya. Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang kafir" (S.12 Yusuf 85-87).

Tema dan sari tilawah
1. Putera N.Ya'qub menyesalkan ayahnya terlalu cinta dan menangisi Yusuf dengan Binyamin.
2. Karena sedih sebab kehilangan Yusuf dengan Binyamin dan bertambah sedih merenungkan nasib keduanya, akibatnya N.Ya'qub sakit dan matanya menjadi buta.
3. Namun N.Ya'qub menangis dan mengaduh hanya kepada Allah.
4. N.Ya'qub yakin bahwa Yusuf dan Binyamin masih hidup dan bisa dicari.
5. Maka beliau menyuruh puterabya mencari kedua adik mereka.
6. Puteranya dipesan jangan berputus asa, sebab putus asa itu kafir kepada Allah.
Masalah dan analisa jawaban
Diceriterakan di dalam Al-Quran surat Yusuf bahwa N.Ya'qub hatinya sangat lengket kepada Yusuf sang putera yang diyakini akan menjadi seorang hamba yang dimuliakan oleh Allah, karena sangat yakin akan kebenaran impiannya di waktu kecil dahulu. Tetapi cinta N.Ya'qub itu terganggu sebab karena ulah kakak-kakanya. N.Ya'qub bertambah sedih sekali sebab Binyamin adiknya Yusuf tertinggal di Mesir ditahan oleh pihak berwajib tidak bisa ikut pulang.
Dari kisah ini timbul beberapa pertanyaan terutama masalah berikut:
1.Bagaimana dan sampai di manakah kita boleh memperturutkan rasa cinta itu? Jawaban sementara: Rasa cinta itu merupakan insting manusia sejak lahir, maka wajarlah kita memperturutkan rasa cinta itu tetapi harus dikendalikan sungguh-sungguh oleh insting religios atau tuntunan agama.
2. Bagaimana cara mengendalikan rasa sedihdan pilu yang menggoda jiwa kita itu? Jawaban sementara: Cara mengendalikan perasaan sedih dan pilu ialah dengan memperdalam kepercayaan kepada Allah yang bersifat serba Maha.
3. Apa sebab putus asa itu dapat mengakibatkan diri menjadi kafir? Jawaban sementara: Seseong menjadi kafir sebab diri sudah terlalu mementingkan perasaan egois mengalahkan semua insting yang lain lebih-lebih insting religios.
Pendalaman dan penelitian
(Lih.Download)

Selasa, 23 Juni 2009

Isra` Mi'raj

Isra` Mi9'raj dan Iptek melalui pendekatan ilmu fisika. Pendekatan me
MELALUI ilmu kimia atom, elektron, proton, iomisasi, materialisasi, fusi

Rabu, 10 Juni 2009

Sholat Tasbih

Shalat Tasbih


"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang"(S.33 Al-Ahzab 41-42).

  1. Allah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk dzikir yang sebanyak-banyaknya.
  2. Allah memerintah kepada orang beriman supaya bertasbih pagi dan sore.

  1. Bagaimna pengertian dzikir dan pengamalannya? Dzikir itu ialah mengingat Allah dan dzikir yang sebanyak-banyaknya itu ialah terus menerus ingat kepada Allah .
  2. Bagaimana pengertian Tasbih kepada Allah itu? Tasbih itu ialah meyakinkan diri bahwa Allah itu Maha Suci dari sifat dan apa saja yang tidak sesuai dengan Allah Tuhan yang Maha Esa.
  3. Bagaimanakah sesungguhnya Shalat Tasbih itu? Shalat Tasbih itu termaktub dalam hadis Nabi Saw. yang bersumber dari Ibnu 'Abbas dan sahabat yang lain. Banyak ulama hadis menilai hadis ini shahih tetapi ada beberapa ulama menilainya dha'if.

Lebih lengkapnya dapat anda download di sholat tasbih.

Hakikat Waktu

I. Q.S.104 A;-‘Ashri 1-3
Artinya :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”(S.103 Al-‘Ashr 1-3)
II. Tema dan sari tilawah
1. Waktu itu sangat penting sekali
2. Seluruh umat manusia yang tidak memanfaatkan waktu itu rugi sekali
3.Yang tidak rugi itu ada 4 ciri-ciri
4.Empat ciri itu ialah: (1) Mu’min, (2) Beramal soleh. (3) Giat membela kebenaran. (4) Bermental baja, onword no retreat, pantang mundur, karena Allah,.
IV.Masalah dan anlisa jawaban
1. Bagaimana cara mengukur pentingnya waktu? Jawabnya: Urgensi-pentingnya waktu diukur dengan keuntungan yang timbul dari waktu, jangan sampai dia mendatangkan kerugian.
2. Bagaimana hakikat sebenarnya waktu itu? Waktu itu dihitung melalui alat menghitung, untuk manusia menghitung lewat perjalanan matahari dari detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, windhu, abad sampai jaman..
3. Bagaimana usaha manusia supaya tidak merugi? Usaha itu ialah dengan beriman yang benar, beramal soleh, membela kebenaran dan bermental militan tanpa henti.
V. Pendalaman dan penelitian
Bab I. Mengukur urgensi waktu
Masalah no.1: Bagaimana cara mengukur pentingnya waktu? Jawabannya ialah:Urgensi-pentingnya waktu diukur dengan keuntungan yang timbul dari tiap kesempatan waktu, jangan sampai ada lubang yang mendatangkan kerugian.
Allah sudah menetapkan waktu dengan pembagian yang sangat rinci dan batas-limit yang terlalu jeli yang dapat digambarkan dengan hukum shalat khususnya waktu-waktu untuk shalat, sehingga para ahli falak-hisab menghitung waktu shalat itu sampai menit bahkan mereka sudah membuat angka-angka gerhana bulan dan matahari itu terjadi pada tahun, bulan, hari, jam, menit, detik (sekian angka desimal dibelakang koma. Allah berfirman dalam Al-Quran:
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”(S.4 An-Nisa` 103).
*Catatan para ulama dikaitkan dengan sebentar atau abadinya dunia dan akhirat ini, yaitu:
@ Tafsir Ar-Razi (17h198) mencatat bahwa kerugian yang sesungguhnya paling serius itu ialah waktu yang dihabiskan untuk maksiat kepada Allah, sehingga dia itu masuk neraka di Hari Kiamat .
@ Kitab Tafsir Bahrul Muhith dalam menfasirkan Qs3a114 mencatat hadis Nabi Saw. tentang berlomba dalam kebajikan, suatu kaitan Qs3a113-114 dengan hadis yang dishahihkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak (J4h341)
Menghitung waktu
Tafsir Ar-Razi-terbitan Daru Ihya`it Turats (17h195) dalam menafsirkan surat Al-‘Ashr mencatat bahwa arti Al-’Ashri: itu ialah jaman dikaitkan dengan Al-Quran (s76a1) dapat dibagi menjadi tahun, bulan, hari, jam.
Penduduk bumi menghitung waktu didasarkan atas jalannya matahari dan bulan. Waktu matahari dihitung mulai matahari berada di kulminasi atas tengah malam, sampai siang, sampai malam dinamakan satu hari. Secara sederhana satu tahun matahari=365 hari. Satu hari dibagi menjadi 24 jam, satu jam=60 menit, satu menit=60 detik. Secara Qurani lamanya kalender waktu dihitung menurut jalannya bulan singkatnya satu tahun rembulan (Lunar) sekitar 354 hari.
Ternyata jalannya benda-benda langit itu tidak sama dengan angka-angka dari jalannya matahari sebagaimana gambaran di bawah ini (Untuk semua planet dan bui satu kali putar) sebagai berikut:
Bumi kita mengelilingi matahari satu tahun=365 hari
Merkuri sekali putar = 88 hari
Venus sekali putar = 225 hari bumi.
Mars satu kali putar=687 hari bumi
Yupiter sekali putar=4.332 hari kali bumi
Saturnus sekali putar=10.759hari bumi
Uranus sekali putar =30.685hari bumi
Neptunus sekali putar=60.190 hari bumi
Pluto sekali putar=90.550 hari bumi=247,9 tahun bumi.
@ Sir Edmund Halley memperoleh data bahwa komet Halley setelah menjalani perjalanan dalam garis edarnya maka dia melintasi titik terdekat dengan matahari Perihelion satu kali putar lamanya 76 tahun.
@Komet Kohoutek yang ditemukan oleh DR Lubos Kohoutek 1973, komet ini diperhitungkan dalam perjalanannya melingkari garis edarnya maka dia melintasi titik Perihelion titik paling dekat dengan matahari satu kali putar = 75.000 tahun (Tujuh puluh lima ribu tahun perhitungan sistem matahari).
2. Hakikat waktu tergantung oleh perasaan
Berdasarkan keterangan Al-Quran di bawah ini ternyata waktu itu sangat terkait oleh perasaan jiwa manusia. Jika akal dikuasai oleh perasaan maka waktu itu tidak diketahui. Tujuh orang pemuda Ashabul Kahfi tidur dalam guwa 309 tahun, tidak disadarimya ternyata mereka sudah 309 tahun tidur dikira hanya satu hari
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan"(S.18 Al-Kahfi 25-26).

Lebih Cinta Allah dan Rasul

Orang mu'min itu ialah orang yang yakin kepada Allah lengkap dengan Rukum Iman yang 6 dibuktikn dengan Rukun Islam yang 5 serta membuahkan Al-Akhlaqul Karimah. Rukun Iman ialah sangat yakin dengan seluruh kaitannya dengan Allah, Malaikat, Kitab, Nabi dan Rasul, Hari Kiamat serta Taqdir. Rukun Islam ialah bukti keyakinan itu berwujud ucapan dan amal ibadah dari syahadat, shalat, zakat, puasa, haji, Mu'amalah Syahshiyah, Jinayah. Dari keyakinan atas rukun iman dan bukti rukun Islam, terpancar keluhuran jiwa terpancarlah Al-Akhlaqul Karimah budi pekerti yang sangat terpuji. Semua ini didasarkan atas pemahaman dan penghayatan kepada firman Allah di dalam Al-Quran yang diwujudkan dalam praktik pelaksanaannya oleh Rasulullah Saw. berupa sabda, amal perbuatan sampai seluruh keadaan beliau semuanya. Sebagian dari firman Allah dan hadis Nabi Saw. itu ialah sebagai berikut: Allah berfirman :
Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta`at". (Mereka berdo`a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"(S.2 Al-Baqarah 285)
Seseorang yang beriman adalah wajar sekali jika dia mengunggulkan Allah dan agama Islam, sebab Allah membuat hukum Islam itu hukum yang berlaku universal, artinya aturan itu berlaku atas seluruh umat manusia, semua tempat dan segala jaman. Dan tujuan hukum Allah itu ialah demi kesenangan dan kebagiaan seluruh makhluk dalam segala masalah mereka, mulai dari soal iman sampai rasa cinta kepada makhluk hewan yang paling lemah sekalipun semua sudah diatur oleh Allah. Tetapi jika seseorang cinta kepada musuh Allah jelas sekali itu melawan Allah jadi sangat dimurkai Allah. dan Allah berfirman:
Artinya:"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah"(S.2 Al-Baqarah 165).

Selasa, 09 Juni 2009

Jalan Raya ke Surga

Kita semua dan seluruh umat manusia yang hidup di dunia ini mau tidak mau harus mempertahankan diri untuk hidup dan hidup terus, hidup yang lebih baik, hidup yang selamat, hidup yang sejahtera bahkan nikmat bahagia.
Sejak dahulu kala hampir semua orang menyatakan bahwa hidup yang baik itu ialah hidup yang menyenangkan, bahkan sangat menyenangkan karena hidup terasa nikmat. MPR tahun 70-an dalam beberapa TAP-nya memutuskan bahwa yang dimaksud dengan Pembangunan itu ialah mengubah keadaan yang jelek menjadi baik, keadaan sekarang lebih baik dari pada kemarin dan selanjutnya menjadi hidup yang lebih baik lagi dan seimbang kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari perkembangan pikiran dan polemik tentang apa yang dinamakan baik, maka menurut aliran pendapat yang lebih dominan ialah bahwa apa yang disebut baik itu ialah sesuatu yang membawa kelezatan dan kenikmatan yang paling tinggi, lahir-batin, yang dirasakan bersama-sama oleh jumlah orang yang sebanyak mungkin (The greatest happines of the greatest number). Pendapat ini didukung oleh kaum filosuf mulai dari Epicuros Yunani sampai Jeremy Bentam (1832M) bahkan oleh ahli pikir Mu’tazilah sampai Muhammad ‘Abduh (`1905M).
Prof.Harun dalam bukunya Akal dan Wahyu (1986:78) juga Muh.’Abduh dalam Risalatut Tauhid (1965:101), mencatat bahwa Ibnu Abi Hasyim seorang tokoh rasionalis Mu’tazilah menyatakan bahwa dengan akal melulu manusia tidak mampu mengetahui perbuatan yang mana yang baik itu secara rinci sekecil-kecilnya, untuk ini akal harus berlindung ke bawah Ilmu Allah, yaitu wahyu. Maka menurut Imam Al-Ghazali yang disebut baik itu ialah ikut saja kepada Allah, yang disebut baik ialah apa yang dinamakan baik oleh Allah, yang jelek ialah yang dinilai jelek oleh Allah.
@ Catatan ulama tafsir
~ Tafsir Ath-Thabari (1h101) mencatat bahwa (Shirathal Mustaqim) jalan lurus dimaksud dalam S.1 Al-Fatihah 6-7 di atas ini ialah taufiq dan hidayah, jalan yang benar sesuai dengan nikmat yang diterima oleh para nabi, orang-orang siddiq dan para syuhada`, berpegang teguh kitab Allah yang sudah dirinci oleh Rasul Saw, para khalifah 4 dan para ulama mujtahidin. Sedangkan yang dinanamakan Shirathal Mustaqim itu ialah jalan ke surga. Bukan jalannya orang yang dimurkai Allah bukan jalan orang yang sesat.
~ Tafsir Ibnu Katsir (1h52) dan Tafsir Al-Qurthubi (1h193) menjelaskan bahwa jalan yang dimaksud itu ialah jalannya orang yang diberi nikmat oleh Allah yang disinggung dalam Al-Quran (s4a66-69) bukan jalannya kaum Yahudi-Nasrani.
Maka yang paling baik itu ialah sesuatu yang memberi kenikamatan yang tertinggi lahir batin, yang dinikmati oleh orang yang semua orang, untuk segala jaman bahkan dunia sampai akhirat. Sehingga nikmat yang sangat ideal tidak lain kecuali hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Bahkan yang paling tinggi ialah kenikmatan yang diatas segala-galanya ialah nikmat bahagia akhirat yaitu surga, Jannatun Na’im.

Pengunjung Ke-

About Me

Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates