الرَّحْمَنُ(1)عَلَّم الْقُرْءَانَ(2)خَلَقَ
الْإِنْسَانَ(3)عَلَّمَهُ الْبَيَانَ(4)الشَّمْسُ-وَالْقَمَرُ
بِحُسْبَانٍ(5)وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ(6)وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا
وَوَضَعَ الْمِيزَانَ
(7)أ لَّا تَطْغَوْا فِي
الْمِيزَانِ(8)وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ(9) وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ(10)فِيهَا
فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ (11)وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ(12)فَبِأَيِّ
ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(13) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ(14)وَخَلَقَ
الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
(15) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (16) رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ (17)فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (18) مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ(19)بَيْنَهُمَا
بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ(20)فَبِأَيِّ ءَالَاءِرَبِّكُمَا
تُكَذِّبَانِ(21)يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ (22)فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا
تُكَذِّبَانِ
(23) وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَآتُ فِي
الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
(24)فَبِأَيِّ
ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(25) كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26)وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ
وَالْإِكْرَامِ(27
) (الرحمن 1-27)
Artinya:
(1)(Tuhan) Yang Maha Pemurah,(2)
Yang telah mengajarkan Al Qur'an.(3) Dia menciptakan manusia,(4) Mengajarnya
pandai berbicara.(5) Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.(6) Dan
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.(7) Dan Allah
telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).(8) Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang neraca itu.(9) Dan tegakkanlah timbangan itu
dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.(10) Dan Allah telah
meratakan bumi untuk makhluk (Nya).(11) di bumi itu ada buah-buahan dan pohon
kurma yang mempunyai kelopak mayang.(12) Dan biji-bijian yang berkulit dan
bunga-bunga yang harum baunya.(13) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?(14) Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti
tembikar,(15) dan Dia menciptakan jin dari nyala api.(16) Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?(17) Tuhan yang memelihara kedua tempat
terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.(18) Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(19) Dia membiarkan dua
lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,(20) antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui oleh masing-masing.(21) Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?(22) Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.(23)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(24) Dan kepunyaan-Nya
lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.(25)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(26) Semua yang ada di
bumi itu akan binasa.(27)Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaa” (S 55 Ar-Rahman 1-27)
Tema dan sari tilawah
1. Allah telah memberi kepada manusia nikmat yang banyak sekali.
2. Sebagian dari nikmat Allah itu ialah: Petunjuk hidup dari Allah dalam Al-Quran, terciptanya jagad raya, langit
dengan system astronominya, bumi dan lautan dengan kekayaan alamnya;
terciptanya manusias dari tanah, terciptanya jin dari api.
3. Tetapi manusia suka mengingkari nikmat yang banyak itu, mereka tidak mau bersyukur..
4. Padahal semua yang ada
itu akan lenyap yang tinggal hanya Allah yang Mutlak Maha.
Masalah dan analisa jawaban
@ Masalah ke-1: Apa sebab manusia tidak suka bersyukur, bahkan
mengingkari anugerah nikmat Allah yang demikian banyak itu? Jawaban hipotetis: Manusia tidak suka
bersyukur kepada Allah sebab mereka lebih mengunggulkan hawa nafsunya.
@ Masalah ke-2: Bagaimana manusia mananggapi firman Allah bahwa bumi dengan semua materi itu akan lenyap tinggal Allah yang Maha Abadi? Jawaban
hipotetis: Para ahli pikir membuat teori sesuai dengan cabang disiplin ilmunya,
sedang ahli sufi membuat teori Fana`-Baqa` dengan kaitannya.
@ Bagaimana pandangan kita
terhadap teori para ahli pikir
dan ulama ahli Ilmu Tasawuf itu. Jawaban hipotetis: Hasil penelitian para ahli
pikir yang benar dapat memperdalam iman
kita; Istilah-istilah Ahli Tasawuf khususnya Fana` & Baqa`, Ittihad dan
Hulul dapat membahayakan iman orang awam.
Pendalaman
dan penelitian
BAB SATU
Mensyukuri
nikmat
@ Masalah ke-1: Apa sebab
manusia tidak suka bersyukur, bahkan mengingkari anugerah nikmat Allah yang
demikian banyak itu? Jawaban hipotetis:
Manusia tidak suka bersyukur kepada Allah sebab mereka lebih mengunggulkan hawa
nafsunya.
Masalah kufurnya manusia tidak mau bersyukur
kepada nikmat Allah perlu kita kaitkan dengan perkembangan mental manusia, melalui 3 persoalan: 1) Asal awal jiwa. 2)
Instink atau nafsu-nafsu. 3) Pengaruh negatip kepada jiwa.
Kesatu: Asal Jiwa manusia
#
Asal awal jiwa manusia
John Lock seorang pakar ilmu
jiwa mengajukan Teori Tabularasa bahwa jiwa manusia itu persis seperti kertas putih,
sehingga orang sekitarnya dapat menulis
apa saja di sana maka tulisan atau gambar tersebut akan
menentukan bagaimana jadinya jiwa itu.
# Pakar Ilmu jiwa yang lain mengajukan teori konvergensi bahwa Jiwa
itu terbentuk oleh bakat asli bersama dengan faktor luar, akan menentukan sifat
jiwa manusia itu.
@ Al-Quran mencatat bahwa:
Setiap manusia itu dilahirkan dalam fitrah yang suci, tetapi karena pengaruh
luar terutama potensi orang yang paling
dekat-lah yang sangat menentukan jiwanya sesuai dengan firman Allah S
s30a30;s91a8-10,s66a6 dan hadis shahih
Bukhari no.1272.
|
Kedua: Instink atau nafsu-nafsu
Dalam menciptakan makhluk manusia, Allah telah membekalinya dengan instink atau nafsu-nafsu Menurut Wimmersma
Greidanus seorang ahli ilmu jiwa menyatakan
bahwa instink itu ada 4 macam, yaitu:
Egosentros, Polemos, Eros dan Religios. Teori ini banyak persesuaiannya dengan
Al-Quran atau hadis:
i. Instink Egosentros atau
Nafsu Harta
Nafsu yang mendesak
manusia untuk mencari harta.
ii.Instink Polemos atau
Nafsu Kekuasaan
Instink yang mendesak
manusia untuk mengejar jabatan kekuasaan
atau mempertahankan tahta kekuasaan.
iii.Instink Eros atau Nafsu Birahi
Instink Eros atau nafsu
ialah naluri yang mendorong manusia
untuk memenuhi Nafsu Birahi.
iv.Instink Religios atau Nafsu Agama
Bahwa memua
manusia pasti mempunyai instink religios atau naluri untuk mencari dan menyembah kepada Tuhan.
Semua nafsu harus dipenuhi seimbang dan
serasi tidak boleh berat sebelah, bahkan naluri keagamaan sekalipun tidak boleh
diunggulkan terlalu sebagaimana diperingatkan oleh Nabi Saw yang tercatat dalam
hadis Bukhari no.4675 dan Muslim n o.2487.
Sebuah hadis Ibnu 'Umar yang cukup terkenal dicatat oleh Ibnul 'Arabi
dalam kitab Ahkamul Quran (6h263) menyerukan kepada kita semua untuk bekerja
keras mengejar kekayaan dunia sebesar-besarnya dan dalam detik-detik itu juga
sekaligus mencari pahala akhirat semaksimal (HR Al-Qurthubi 13h314 dan Ibnul
'Arabi 6h263); Al-Qurthubi mengaitkan hadis ini dengan Al-Quran s2a205, s28a77,
s42a20 dan s43a32.
Para pakar Ilmu Jiwa dan pakar Ilmu Kedokteran menyatakan bahwa
orang yang terlalu memanjakan salah satu dari nafsu-nafsu tersebut akan
tertimpa dampak penyakit jasmani maupun rohani, bahkan jika dilakukan
oleh orang banyak akan menimbulkan pengaruh
negatif yang sangat besar yang dapat mengakibatkan penderitaan masyarakat luas.
Ketiga: Tiga Godaan
Dalam mengarungi lahan kehidupan, manusia akan mendapat ujian
dan godaan hidup, yaitu:1)Godaan setan.2)Godaan kenikmatan dunia.3) Godaan hawa
nafsu:
Ad 1. Godaan setan
Makna yang lebih dalam mengenai semua
godaan itu adalah ujian, sehingga siapa yang dapat mengatasi godaan tersebut sehingga dapat lolos artinya
ialah lulus dari suatu ujian, maka dia
naik derajatnya, makin berat godaannya
jika lulus maka naik klas, derajatnya naik lebih tinggi lagi.
Allah sudah memberi peringatan dalam Al-Quran
agar manusia tidak mengikuti ajakan
setan:Al-Quran S.2Al-Baqarah 170, S 2 Al-Baqarah 208-209 dan masih banyak lagi.
Ad 2- Godaan Dunia
Dalam hidup di dunia, tidak boleh tidak
seseorang harus memenuhi kebutuhan hidup yang berupa sarana prasarana untuk
hidup, secara sederhana dapat dikatakan
kebutuhan hidup itu ialah
sandang, pangan dan papan.
Para ahli sosiologi-antropologi telah
mengadakan penelitian mengenai kebutuhan hidup manusia di dunia secara universal siapa saja dimanapun juga
kapanpun jamannya, yaitu:
(a) Ralph Piddington dalam bukunya “An
Introduction to Social Anthropology” (1950:221) mencatat bahwa kebutuhan manusia secara universal (Human
Needs) sebagai berikut:
i.
Kebutuhan primer; Kebutuhan primer ialah
kebutuhan yang sama antara manusia dengan makhluk hewan, yaitu:1)Makan, minum,
bernafas;2) Kesehatan, kebersihan, istirahat, ketahanan diri dari serangan
penyakit atau cuaca. 3)Pemenuhan hawa nafsu seks atau nafsu birahi dan keinginan
kepada anak keturunan.
ii.
Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder atau kebutuhan sosial
terdiri dari:
(1)Pengembangan
akal-pikiran, kecakapan, kecerdasan, kebudayaan. (2)Gerakan kegiatan bersama,
berkomunikasi dengan sesame, kebanggaan kelompok sosial.(3)Kepuasan akan
pemilikan atas harta kekayaan
4)Terselenggaranya
ketertiban sosial, hukum dan adat
iii. Kebutuhan integratip-Kebutuhan integratip ini
sangat berkaitan dengan soal perasaan moral, kepercayaan dan kesempurnaan
hidup:
(1)Kegiatan
ritual keagamaan (Magico religious system);
(2)Kebutuhan
akan hiburan, permainan dan kepuasan dalam bidang seni serta keindahan.
(b) Abu Zahrah dalam kitabnya Ushul
Fiqh (1958:291) mencatat apa yang disebut dengan “Maslahah yang hakiki” yang
merupakan teori ahli hukum Islam mengenai kebutuhan hidup manusia secara
universal, menurut teori ini ialah:
1) Kebutuhan terjaminnya
syariat Tuhan.
2) Kebutuhan terjaminnya hak
kelangsungan hidup jiwa.
3) Kebutuhan terjaminnya hak
pemilikan atas harta kekayaan.
4) Kebutuhan terjaminnya
perkembangan akal yang sehat.
5) Kebutuhan terjaminnya hak
kawin, beranak, berketurunan.
Allah sudah memperingatkan manusia supaya
menjaga diri mencari kebutuhan hidupnya itu dengan wajar, tidak melanggar
aturan, jenis dan cara memperolehnya menurut hukum,yaitu dalam Al-Quran: S 45
Al-jatsiyah 35 ;S 6 Al-An’am 70, S6 Al-An’am 130 dan yang lain.
Ad 3. Godaan Hawa nafsu
Godaan hawa nafsu ialah dorongan hati untuk
mengejar terpenuhinya kebutuhan hidup lebih dari ukurannya atau dengan
cara yang tidak wajar. Allah telah memperingatkan hal ini dalam
Al-Quran:S 4 An-Nisa 135, S 38 Shad 26 dan masih banyak lagi.
Dapat dicatat disini bahwa
instink-instink itu ada bahayanya:
(1)Instink Egosentros itu seperti naluri anak umur 3th semua diaku
sebagai miliknya jika watak egosentros ini orangnya sudah besar maka dia
menjadi Moto duwiten-materialistis, bahayanya ialah sakit perut;
(2)Instink Polemos atau nafsu mencari tahta itu dapat digambarkan
seperti anak umur 6 sampai 13 tahun, kesukaannya ialah berkelahi, melawan, protes
dan merebut milik orang lain. Jika orang berjiwa polemos itu orang
dewasa dan jumlahnya banyak maka mereka
akan membentuk alur berpikir yang seragam, yaitu suka berperang, merebut kekuasaan, menindas
pihak lawan yang dalam waktu tertentu akan terbentuk faham aliran filsafat diktatorisme; bahayanya
ialah sifat diktator, sakit darah tinggi, kanker;
(3)Instink Eros itu seperti anak gadis 13-19 sukanya bersolek jika
orangnya orang-orang berlebih maka sukanya lomba kecantikan, suka kawin cerai,
free sex, pornografi-pornoaksi dan
bahayanya ialah penyebaran virus HIV, gonorgoe, penyakit kotor atau Rojosingo.
Sungguh
manusia itu aslinya adalah
berjiwa agama, tetapi karena dikalahkan oleh pengaruh luar atau tergoda oleh
setan dan gemerlapnya dunia serta hawa nafsu, maka
manusia dapat menjadi kufur, tidak mau mengabdi kepada Allah dan tidak mau
besyukur atas nikmat Allah yang terlalu
banyak itu.
Adapun cara bersyukur ialah:
(1) Merenungkan arti syukur dan nikmat yang diterima.
(2)Memuji kepada yang memberi nikmat(yaitu Allah) dengan
setulus-tulusnya.
(3)Menunaikan tegen prestasi
& membalas budi, mengganti pemberian yang telah diterima dengan yang lebih
afdol.
(4)Menunaikan amanat yang tersimpan di dalam nikmat pemberian yang
diterimanya.
(5)Memilih taat kepada Allah dari pada yang lain.
(6)Menjaga diri dan anggota badan supaya tetap dalam batas-batas
kebajikan & Ridho Allah.
(7)Menjaga diri dan menjauhi larangan Allah.
@ Nabi Dawud bersyukur
dengan shalat, dan puasa tercatat dalam
Al-Quran S14 Ibrahim7 dan hadis Nabi Saw
berikut:
أَنَّ
عَبْدَاللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِي اللَّهم عَنْهمَا أَخْبَرَهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَحَبُّ
الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَأَحَبُّ
الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ
وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
(رواه البخاري 1063ومسلم 1962)*
@ Nabi Sulaiman meyakini
bahwa nikmat itu adalah ujian
Tercatat di dalam Al-Quran Qas27a19 dan 40
berikut:
“maka dia tersenyum
dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya
Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh"(S27 An-Naml 19 dan 40).
……………………………………………………………………………………………………………….
BAB DUA
Teori Filosufis
& Teori Ulama Sufi
--Masalah ke-2: Bagaimana
manusia mananggapi firman Allah
bahwa bumi dengan semua materi akan
lenyap tinggal Allah yang abadi? Jawaban hipotetis: Para ahli pikir membuat
teori sesuai dengan bidangnya, sedang ahli sufi
membuat teori Fana`-Baqa`
dengan masalah yang terkait.
I. Renungan Filosufis
Fisikawan
(1) .Ontologis - tidak
terkalahkan
# Anselm (1033-1109M) seorang teolog
ahli filsafat Italia, menyatakan bahwa Tuhan itu adalah suatu wujud yang tidak
mungkin ada sesuatu yang menandingi
tidak ada sesuatu yang dapat mengalahkan Tuhan dalam segala hal. Pendapat ini
sesuai dengan Al-Quran bahwa Tuhan itu hanya satu-Maha Esa tercatat dalam S.42 Asy-syura 11:
Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi.
Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari
jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang
biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(S.42 Asy-Syura 11) (Lihat pula
, S.112 Al-Ikhlash 1-4, S.57 Al-hadid 3,
S.21 Al-Anbiya` 22, S.6 Al-an’am 102-103)..
(2) Kosmologis asal segala
sebab.
# Thomas Aquinas (1274M), seorang teolog
dan ahli filsafat Italia mengemukakan
teori Hukum Kausalitas bahwa apa saja yang ada di alam ini pasti
disebabkan oleh sebab sebelumnya. Tetapi akhirya sebab dan akibat ini sampailah kepada sebab pertama yang tidak ada sebab
sebelumnya. Maka suatu wujud yang tidak
ada sebab sebelumnya itulah yang disebut
Tuhan.
Teori ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa tidak ada sesuatu apapun juga sebelum Allah,
maka Allah itu adalah Maha Esa, bukan
tiga, bukan Tritunggal, bukan Trimurti, bukan tuhan-tuhan dengan nama-nama di
luar Islam, bukan Yesus, bukan Brahma, Wisnu, Syiwa, bukan Budha Gautama, sebab
Allah dalam Islam itu mempunyai sifat Maha Esa Mutlak, absolut Maha Suci dari
sifat-sifat yang mirip dengan makhluk. Firman Allah:
Artinya: “Dia Pencipta langit dan bumi.
Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki
sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan
Dia adalah Pemelihara segala sesuatu”(S.6 Al-An’am 101-102).
Ar-Raghib pakar Ilmu Tafsir
menerangkan bahwa Allah dalam menciptakan makhluk itu tidak memakai alat tidak dengan bahan
sebelumnya serta tidak ada contoh bahkan tidak
terkait waktu dan tempat. Ayat-ayat berikut dapat memperjelas masalah
ini lebih lanjut, yaitu: S.79 An-Nazi’at 27-30 dan S.41 Fushshilat 9-11, S.40
Ghafir 62,S.13 Ar-Ra’du 16;S.39 Az-Zumar 4, S.35 Fathir 3.
(3) Teleologis serba perencanaan yang
sangat teliti
Menurut penelitian para ahli pikir
salah satunya oleh Hubble tahun 1920
menyatakan bahwa umur alam semesta ini sudah berjalan selama 18 milyar
tahun dan alam semesta berjalan di atas
sejarahnya selalu menepati angka-angka ukurannya yang tepat
luar biasa.
Majalah Tempo (15xi11vi1983h24)
mencatat pernyataan Prof.DR.Jay Paschoff Direktur Observatorium Hopkin Amerika
Serikat menyatakan bahwa dengan peralatan yang canggih dan rumus matematika
yang jelimet sekarang ini para ilmuwan mampu meramalkan akan terjadinya
gerhana,tahun, bulan, hari, jam sampai menit bahkan detiknya sekali,
sehingga Prof.Paschoff pakar
spesialis ilmu astronomi kagum sangat
mendalam atas ketepatan bukti terjadi betul-betul gerhana itu persis sama
dengan angka-angka perhitungan Ahli
hisab-rukyah sebelumnya. Tercatat bahwa orang di jaman purba dapat
meramalkan terjadinya gerhana:
a) Kira-kira 4200 tahun sebelum Masehi bangsa Mesir dan bangsa Babilonia 2500 Sebelum Masehi sudah
dapat meramalkan akan terjadinya gerhana.
b) Thomas Oppolzer seorang astronom Ustria pernah menghitung bahwa
antara tahun 1207SM sampai tahun 2162 M
kelak akan terjadi 8000 gerhana matahari dan 5200 gerhana bulan,lengkap dengan sifat, tempat dan hari bulannya.
c) KH Zainal Abidin Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Bandung mencatat bahwa setiap 6584,223 hari akan terjadi 70 gerhana,41 gerhana
matahari 29kali gerhana bulan.
Kecepatan waktu dan tempat kedudukan pada
setiap detiknya, mulai jalannya elektron di dalam atom sampai galaksi terbesar
Andromeda dan seluruh makhluk di angkasa luar semuanya tepat menetapi angka-angka
jalan-bergeraknya, kecepatan, tempat keduduka, rel-aluran larinya yang sudah
ditetapkan oleh Tuhan.
Menurut
catatan Dedy Suardi dalam Tafakur di Galaksi Luhur (1991:59) bahwa bulan mengitari bumi satu tahun memakan waktu
=354,367.068 hari satu bulan = 29hari 12jam 44menit 2,9detik;Dan bumi mengitari
matahari satu tahun lamanya =
365,242.217 hari. Selisih
kalender Solar-Syamsiyah dari Lunar-Qamariyah= 365,242.217 –354,367,068 =
10,875.148,9 hari.
Dapat dicatat pula bahwa komet
Halley melintasi titik terdekat
dengan matahari satu kali putar lamanya
76 tahun. Komet Kohoutek dalam perjalanannya melingkari matahari satu kali
putar = 75.000 tahun lamanya .
*Singkatnya waktu jika diukur dengan
gerak kecepatan Pluto satu kali putar lamanya 76 tahun (Tahun matahari). Jika
diukur dengan Komet Kohoutek satu kali putar 75.000 tahun. Jika diukur dengan
menggunakan ukuran kecepatan dalam teori
BIG BANG maka para pakar ilmi fisika mencatat
di sana ada waktu gerak yang kecepatannya ialah satu detik (ukuran matahari) dibagi 10 pangkat 34.
Filsafat angka ini sudah di uji oleh sejarah bagaimana persis, tepat luar biasa.
Contoh terakhir misalnya gerhana matahari total, di Indonesia
tahun 1983 yang lalu telah disaksikan oleh kira-kira 500.000 wisatawan asing
yang berdatangan ke Indonesia saat gerhana matahari total yang terjadi pada
tanggal 11 Juni 1983 dahulu itu (Tempo
no.15xiTg.11vi1983h24).
Para ualama` menyatakan bahwa apa yang
terurai di atas merupakan bukti bahwa seluruh benda tersebut di atas semua bertasbih
kepada Allah, dengan cara mentaati Hukum
Alam atau Sunnatullah (Lihat Al-Quran S57a21,s59a1;s62a1).
(4) The
Big Bang Theori
Prof DR H.Ahmad
Baiquni MSc berdasarkan Al-Quran S.21
Al-Anbiya` 30, S.51 Adz-Dzariyat 47, S.10 Yunus 101, S.88 Al-Ghasyiyah 18, S.3
Ali ‘Imran 190-191, S.41 Fushshilat 11, S.11 Hud 7, terutama difahamkan dari
lafal :اَلسَّمَاءُ--
اَلْاَرْضُ—اَلدُّخَانُ-=-اَلْمَاءُ – َالْعَرْشُ
Menasirkannya dengan catatan
sebagai berikut;
Artinya: “Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”(S.21 Al-Anbiya` 30).
Baiquni menyatakan bahwa sekitar 18
milyar tahun yang lalu, alam semesta ini lahir dari satu titik singularitas
fisis yang merupakan padatan calon alam semesta. Dengan dentuman hebat (The
Big Bang) maka terlontarlah pecahan
dari titik itu ke seluruh penjuru ruang alam yang
berkembang sangat cepat kemudian terciptalah ALAM SEMESTA.
Baiquni mencatat bahwa
keterangan para fisikawan itu
telah memunculkan dua poin pernyataan,
yaitu:
1)
Kira-kira 18 milyar tahun
yang lalu semesta alam, energi, materi, ruang dan waktu keluar dari SATU TITIK
singularitas dengan temperatur dan kepadatan yang tidak ada bandingnya.
2)
Sebelum peristiwa ini (para
fisikawan menyatakan)”
(a) tidak ada
materi, (b) tidak ada ruang, (c) tidak ada waktu. (d) tidak ada energi:
Tetapi pernyataan ini harus kita tambah
bahwa ketika tidak ada energi, tidak ada
materi, tidak ada ruang, tidak ada waktu, maka harus ditambah bahwa sebelum ada
Big Bang "Tidak ada apa-apa kecuali
Allah=لااله الاالله
Ayat-ayat yang saling menjelaskan atas masalah
ini termaktub dalam Al-Quran S.59 Al-Hasyr 24; S.2 Al-Baqarah 164, S.59
Al-Hasyr 24, S.2 Al-Baqarah 164, S.2 Al-Hajji 5, 15-17, S.3 Ali Imran 190-191.
Semua mengarah kepada kebenaran sifat-sifat Allah Maha Esa Satu-satunya yang
Mengatur dan Merencanakan serta mengawasi perjalanan Hukum itu.
@Masalah Fana` dan Baqa` dalam Filsafat
Fisika
(Kemungkinan terwujud atau lenyapnya materi)
Dalam Ilmu Fisika, terdapat teori
tentang atom, disana dapat dipelajari tentang timbul atau terwujudnya materi
atau lenyapnya sesuatu yang indrawi menjadi gaib (immaterial).
1, Ionisasi
Atom itu dapat saja mengalami kehilangan salah
satu unsurnya, elektron atau mendapat
tambahan suatu electron dan proses ini dinamakan ionisasi. Atom yang kehilangan
electron maka atom itu menjadi lenyap alias gaib bukan materi lagi Dalam Pewayangan ada
istilah Murco=Ngilang. Lenyap itu dalam bahasa Arabnya ialah
Fana` sebaliknya sesuatu yang tidak bisa lenyap itu namanya Baqa`
maka yang tidak bisa lenyap itu
hanyalah Allah sendiri.
2.Fisi dan Fusi-Nuklir
~ Fisi nuklir
terjadi bilamana ada pembelahan inti atom akibat dari benturan antar
atom yang satu dengan atom lainnya lalu
menghasilkan atom-atom baru yang muatannya lebih kecil .
Materialisasi dan Fusi
Para pakar ilmu fisika (kimia) menjelaskan bahwa di hadapan kita ini ada electron bebas,
maka electron bebas ini jika menarik atau masuk ke dalam unit suatu atom dia
dapat mewujudkan angan-angan khayal menjadi wujud dari alam gaib menjadi benda kasar indrawi, lahiriyah atau mengubah sifat maupun ciri-ciri atom yang
dimasukinya. Wujud ini dapat berbentuk
manusia lengkap atau berbentuk sebagian
anggota badan seperti muka atau tangan saja.
Teori ilmu atom proses ionisasi,
materialisasi, fisi dan fusi ini sangat
mirip sekali dengan terjadinya proses penampakan dan pelenyapan diri oleh
makhluk halus atau binatang jadi-jadian seperti
Macan gadungan, Celeng gadungan, Anjing gadungan atau penjelmaan dan pelenyapan diri pada bayangan
Gendruwo, Memedhi, Wedon, Ilu-ilu, Kuntilanak dan sejenisnya.
Filsafat-Emanasi
Filosuf Islam
Al-Farabi (Abu Nasr Muhammad al-Farabi(950M) berpendapat bahwa Tuhan itu Maha
Esa, hanya satu, tidak berubah, sedangkan selain Tuhan itu banyak: Lalu
bagaimana terjadinya makhluk yang banyak dari Tuhan yang Satu? Maka menurut
Al-Farabi terjadinya alam ini melalui cara Emanasi (Pancaran). Tuhan sebagai
Wujud ke-I berpikir tentang diri-Nya, lalu timbullah Wujud ke-II dinamakan Akal
pertama, dia berpikir atas Wujud pertama lalu timbul Wujud ke-III disebut akal
kedua, demikian berlangsung yang belakang berpikir atas yang sebelumnya lalu
timbul wujud berikutnya; Dan pada wujud
yang ke-XI Akal yang ke sepuluh muncullah bumi, roh-roh, materi pertama, unsur
api, udara, air,tanah. Dan jiwa manusia memamncar dari Akal kesepuluh.
Kiamat Kubra
Proses awal ketika terjadinya
dentuman hebat (Big Bang) 18 milar tahun silam timbulnya benda-benda langit lalu
berkembang melewati jaman-jaman: Plestosin 18 milard tahun smpai 2 milyard tahun dengan 6 masa,
Tersier-Mesosoikum 225 juta tahun terbagi dalam 6 masa. Keith Wick dalam
bukunya Bintang&Planet (1985:10) menambahkannya catatan rincian perkembanga alam sampai kira-kira
10.000 tahun yang lalu Allah menciptakan manusia pertama.
Ribuan tahun yang akan datang bumi
akan hancur termasuk penghuni bumi akan lenyap seperti punahnya Dinosaurus
150-200 juta tahun yang silam.
. Kemudian terjadilah kiamat kubra alam akan menciut mengkeret menuju satu
titik singularitas asal usul alam semesta lenyaplah seluruh alam semesta
selama-lamanya.Yang tinggal hanya Allah:
Allah berfirman:
Semua yang ada di bumi itu
akan binasa.()Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan”S55 Ar-Rahman 26-27)
II. Pandangan
para ulama terhadap masalah Fana` & Baqa`
I.Pertama.
Di dalamAl-Quran S. 55 Ar-Rahman 26
terbaca lafal Faan dan Yabqaa maka kedua lafal ini tashrif-nya ialah فني يفنيي فناء =(Fana-Yafnaa-Fanaa`
) dan بقي يبقي بقاء =(Baqiya-Yabqa-Baqaa`). Dalam membahas
bahasa Arab, bunyi yang dibahas biasanya ialah isim Mashdar-nya,
sehingga istilah yang terkenal ialah istilah Fana` dan Baqa`
@ Makna Fana`
- Baqa` dan Wajhu, menurut ulama Tafsir
(1) Fana` dan
Baqa`
@ Kitab Mukhtashar Tafsir
Ibnu Katsir (2h418) mencatat bahwa seluruh makhluk di bumi dan di langit akan
lenyap (Fana`), tidak ada apapun juga kecuali Allah yang bersifat Baqa`
artinya abadi.
# Asy-Sya’bi mengaitkan Qs55a27 dengan ayat Qs28a88, s18a28. S76a9
maka makna Fana` ialah lenyap atau musnah, maka Allah itu Baqa`
artnya abadi.
# Ibnu ‘Abbas menerangkan
lafal{ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ} ialah Maha Agung Maha Besar, semua isi bumi
akan lenyap(Fana`)
@Tafsir Ar-Razi (h1324) dalam menganalisa Qs55a27 menguraikan
sebagai berikut:{كُلُّ نَفْسٍ ذَآاـاِقَةُ
الْمَوْتِ } katanya:bahwa jiwa itu
tidak akan mati karena yang mati itu ialah badan kasar jasmani.
# Ibnu ‘Abbas mengatakan dalam hadis bahwa ketika turun Qs55a27 itu, malaikat berkata penduduk bumi mati dan saat
turun ayat Al-Quran s29a15 malaikat
mengatakan kami juga mati.
@ Ar-Razi dalam tafsirnya (h4320) mencatat mengenai lafal “Ardhi”
dalam Al-Quran s55a26 bahwa
pengertiannya harus difaham bahwa
setiap jiwa yang berakal, artinya seluruh makhluk akan lenyap.
#Mengenai lenyapnya seluruh makhluk ini masalahnya ialah bahwa semuanya terikat oleh umur maka seluruh
makhluk jika umurnya sudah habis dia
akan lenyap, yang abadi hanya Allah sendiri (Qs3a185, s57a3).
#1) Baqa` adalah sifat Allah yang abadi,termaktub dalam
Al-Quran(s55a27 s42a35, s87a17),dan
sabda Nabi Saw:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ
كَانَ يَقُولُ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ وَرَبَّ
الْأَرْضِ وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى مُنَزِّلَ
التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِي
شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ
وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ
فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ زَادَ وَهْبٌ فِي
حَدِيثِهِ اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ وَأَغْنِنِي مِنْ الْفَقْرِ(رواه ابو داود 4392)
“Dari Abu Hurairah dari nabi shallallahu
'alaihi wasallam, bahwasanya jika beliau ingin beranjak ke atas kasurnya,
beliau membaca: "ALLAHUMMA …… FALAISA DUUNAKA SYAI`UN (Ya Allah, Tuhan
langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu, yang membela biji dan atom, yang
menurunkan taurat, Injil dan Al-Qur'an. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan segala sesuatu yang memiliki kajahatan, Engkau-lah yang
mengendalikannya. Engkau yang Maha Awal, tidak ada sesuatu sebelum-Mu.
Engkau Maha Akhir, tidak ada sesuatu setelah-Mu. Engkau Maha Zhahir,
tidak ada sesuatu melebihi-Mu. Engkau Maha Bathin, tidak ada sesuatu di
bawah-Mu)." Wahb menambahkan dalam haditsnya:…… (tunaikanlah hutangku,
dan jauhkanlah aku dari kafakiran)"(HR Abu dawud no.4392).
|
# Di halaman berikutnya
(32h37) Ar-Razi mencatat bahwa Allah itu bersifat Baqa` artinya masih tinggal setelah lenyapnya makhluk. Nabi
bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَتْ فَاطِمَةُ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْأَلُهُ خَادِمًا فَقَالَ لَهَا
قُولِي اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ
فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ
بِنَاصِيَتِهِ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْآخِرُ
فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ
الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ وَأَغْنِنِي مِنْ
الْفَقْرِ (رواه الترمذي 3404)
“Dari Abu Hurairah ia
berkata; Fathimah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia meminta
seorang pembantu kepada beliau. Kemudian beliau berkata kepadanya; ucapkan;
……….. (Wahai Tuhan langit yang tujuh dan 'arsy yang agung, Tuhan kami dan Tuhan
segala sesuatu, Yang menurunkan Taurat dan Injil serta Al Qur'an, Yang
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Aku berlindung dari
segala sesuatu, Engkau Yang memegang jambulnya, Engkau adalah Al Awwal tidak
ada sesuatu sebelumMu dan Engkau adalah Al Akhir, tidak ada sesuatu pun
setelahMu, Engkau adalah Azh Zhahir, tidak ada sesuatu pun di atasMu, Engkau
adalah Al Bathin, tidak ada sesuatu pun di bawahMu, tunaikanlah hutangku dan
cukupkanlah aku dari kefakiran)”(HR Tirmidzi no.3403).
# Pada halaman berikutnya
(32h38) tercatat bahwa keabadian makhluk
dibatasi oleh sifat umum Qs55a27 di atas; Dan Allah itu abadi kapanpun juga,
sebelum dan sesudah makhluk sebaliknya seluruh makhluk pasti akan mati Qs29a57:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”(S.29 Al-‘Ankabut 57) ( Lihat pula S 3 Ali
‘Imran 180 ; S28 Al-Qashash 88).
@ Kitab Ittihaful Jama’ah
(3h297) mencatat bahwa malaikat juga
akan lenyap (mati), pokoknya selain Allah akan lenyap.
@Kitab Al-Barahinul Islamiyah
(1h107) mencatat bahwa semua yang
bergerak itu pasti akan mati ,dari materi menjadi gaib (Lih.Qs39a30,s55a27,s39a42,s29a29a57).
@Kitab At-Ta’liqatul Atsriyah
(h16) mencatat bahwa Allah itu Mutlak Maha, semua makhluk itu akan lenyap. Dan
semua nash diartikan leterlijk tidak dilakukan Ta’wil.
@ Kitab At-Ta’liqatul
Mukhtasharah (h17) mencatat bahwa Allah itu memiliki sifat Hayat artinya
hidup terus tidak mati, tidak mengalami
Fana` sesuai dengan Qs25a58;s28a88,
@ Kitab Tafsir Al-Muntashar
al-Kattani (2h274)Syarhul Muwaththa` (48/9) penulis ‘Abdul Karim memahami
Qs39a30--{إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ} [الزمر:30]
ialah Allah mengingatkan: bahwa semua orang akan mati, tidak ada kecuali.
Jadi semua ulama` tafsir memahami
istilah Fana` dan Baqa` dalam
Al-Quran S. 55 Ar-Rahman 26-27 ialah
bahwa seluruh makhluk akan lenyap sedangkan yang tidak lenyap ialah
Allah Ta’ala. Maka tidak ada Fana`-Baqa` sebelum manusia itu mati dan teori kaum Sufi
itu berlawanan dengan keterangan semua ulama Ahli Tafsir.
(2) Makna Wajah
@Tafsir An-Naisaburi (7h103) mencatat bahwa lafal “Wajh”
artinya ialah Zat Allah; difahammelalui Al-Quran s28a88:
{
كل شيء هالك إلا وجهه } [ القصص : 88 ]
“ Tiap-tiap sesuatu pasti
binasa, kecuali Allah”(S8 al-Qashash 88);.
@Tafsir Al-Qurthubi (17h16) mengaitkan Qs55a27 dengan
s2a115:mncatat bahwa makna wajah Allah di dalam ayat itu ialah wujud dan Zat
Allah dan kesanalah taqarrub hamba kepada Allah.
# Dalam masalah lafal “Wajah” artinya ialah Zat, sebagaimana
manusia dia dikenal cukup dengan
wajah saja difahamkan melalui Al-Quran
s2a115: s30a38; Bahwa seluruh makhluk
selain Allah akan lenyap.
@ Tafsir Al-Maturidi (9h472)
mencatat bahwa wajah artinya sifat dan Zat Allah dan semua amal harus diarahkan kepada Allah, sehingga amal
perbuatan yang diniatkan kepada Thaghut (makhluk ciptaan Allah) maka
akan lenyap (sia-sia=muspro).
II. Kedua
Makna Fana`
Baqa` bagi ulama Sufi
Ada beberapa jalan dan cara untuk
taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah, yaitu melalui: Zuhud, Mahabbah,
Ma’rifat, Fana`, Baqa`, Ittihad, Hulul dan Wahdatul Wujud.
Ad 1 Zuhud
Harun Nasution dalam Mistisisme (1973h64)
menjelaskan bahwa Az-Zuhdu maknanya ialah meninggalkan dunia-materi
sebagai jalan untuk menjadi Zahid lalu
naik menjadi Sufi.
Para ulama membagi orang Islam itu
menjadi 3 tingkat,
‘Awam, Khash dan
Khawashul-Khawash. Untuk mencari makna ketiga istilah ini yang lebih mudah
ialah catatan kitab Durratun Nashihin, yang menjelaskannya melalui amalan
puasa, yaitu:
i.
‘Awam, puasa orang ‘Awam
ialah puasa yang pokoknya mencegah diri dari apa yang membatalkan puasanya,
tetapi dia masih melakukan macam-macam perbuatan maksiat dan dosa.
ii.
Khash, puasa orang Khash
ialah puasa mencegah semua yang membatalkan puasa sekaligus meninggalkan semua
dosa oleh seluruh anggota tubuhnya.
iii. Khawashul Khawash, puasa orang Khawshul-Khawash
ialah meninggalkan selera kepada dunia materi bahkan meninggalkan hawa nafsu kepada
seluruh makhluk. Seluruh keinginan nafsunya hanya melulu mencari ridho Allah
samata.
Para ulama` menjelaskan tiga istilah ‘Awam,
Khash dan Khawashulkhawash ini sangat rinci; mereka uraikan dalam
kitab masing-masing kitabnya: Al-Bahrul Muhith (6h561), Thariqatun
Naqshabandiyah (1h139), Tafsir Al-Qusyairi (7h301) Ath-Thabari (20h465)
Ad-Durrul Mantsur (7h24) dan kitab yang lain.
@Kitab Ittihafus Sa`il (30h21)
mengaitkan masalah ini dengan hadis
bahwa tingkat taqarrub kepada Allah yang tertinggi ialah
seperti yang tergambar dalam hadis Bukhari no.6021 berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ
عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ
عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا
أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ
بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ
سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا
تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ
يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ)
رواه البخاري
6021 (
“D dari Abu Hurairah
menuturkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah
berfirman; Siapa yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan
hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku
cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus
mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika
Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk
mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang
ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau
ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti
Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi
pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang
mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia
merasakan kepedihan sakitnya”(HR Bukhari no.6021(Istilah ke-Jawen: Dugdeng,
Sekti Mondroguno)..
@Tafsir Al-Bahrul
Madid (7h135) mencatat bahwa manusia tingkat
Khawashul-Khawash ialah mereka yang berhasil mencapai derajat ma’rifat.
Ad 2 Fana`, Baqa`, Ittihad dan
Hulul menurut pendapat ahli- Sufi
(a) Fana` dan Baqa`
Menurut pendapat kaum Sufi istilah
Fana dan Baqa ialah cara mendekatkan diri kepada Tuhan,
mereka merujuk kepada Al-Kahfi ayat 110 melalui pendapat mereka:
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”( S.18 Al-Kahfi 110).
Fana` ialah amalan untuk
melenyapkan diri seorang Sufi agar dapat
bersatu dengan Tuhan. Sedangkan Baqa` adalah sifat yang mengiringi
proses Fana` dalam melenyapkan diri untuk mencapai ma’rifat.;Istilah Fana`
juga dapat diartikan jalan untuk membersihkan diri suci dari sifat-sifat
tercela, sedangkan Baqa` adalah tetap mantapnya sifat-sifat yang terpuji.
#Abu Bakar al-Kalabadzi (W.378
H/ 988 M) menegaskan bahwa Fana`
ialah: Amalan untuk menghilangkan semua keinginan hawa nafsu, suci-bersih tidak
ada pamrih dari siapa dan apapun juga
atas segala perbuatan seorang manusia, sampai hilang segala perasaaannya dan
lenyap semua kepentingan hawa-nafsu dia
kecuali hanya untuk Allah Ta’ala.
Baqa’ merupakan satu paket dengan fana’.
Yaitu ketika seseorang telah berpindah dari sifat kemanusiaan menuju sifat
ke-Tuhanan, maka dia akan menetap pada sifat ke-Tuhanan tersebut. Tidak
berubah-ubah lagi, karena abadi (Baqa`) sifat Tuhan puncak kesempurnaan.
Hilangnya kesadaran seseorang kepada
wujud dirinya, jika sudah sampai kepada keadaan Fana’ un-Nafs -tidak
disadarinya wujud (materi) jasmaniyah dirinya, maka dia menjadi gaib (Immateri)
tinggal wujud rohaniahnya dan ketika itu
ia bersatu dengan Tuhan secara ruhani. Selanjutnya menjadi Fana`
Mahbub. Adapun Fana` Mahbub
artinya dia lebur ke dalam alam gaibnya
Tuhan yang dicintai.
Ketika Fana’ dan
Baqa’ berjalan selaras dan sesuai dengan fungsinya maka seorang Sufi
merasa dirinya bersatu dengan Tuhan, suatu tingkatan yang mencintai dan yang
dicintai telah menjadi satu:
# Jika seseorang dapat menghilangkan maksiatnya, yang akan tinggal
ialah takwanya.
# Siapa yang berhasil menghilangkan sifat-sifat buruk tinggal baginya
sifat-sifat yang baik.
# Siapa yang mampu melenyapkan sifat-sifat hamba, ia akan
memperoleh sifat-sifat ke-Tuhanan.
(b)Al-Ittihad
Lafal Ittihad artinya ialah
kesatuan maksudnya ialah bahwa Ahli Sufi dalam riyadhah pengamalan
Tasawuf-nya merasa bersatu dengan Tuhan
sampai jika memanggil Tuhan dengan panggilan “Wahai aku” . Contohnya:
Abu Yazid tokoh faham Ittihad mengaku bahwa ucapan-ucapannya bukan
kata-kata Abu Yazid sendiri tetapi kata-kata Tuhan melalui mulutnya.
Kaum Sufi itu sering berbuat tidak
wajar, yaitu Syathahat, kira-kira
seperti mengingau, (Ndleming, Nglindur=Jowo) mengucapkan kata-kata yang
didengar oleh orang awam sebagai ucapan
ORANG GILA. Seperti abu Yazid
mengucapkan lafal:
إِنَّنِي
أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي
“Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”
(c) Al-Hulul
Al-Hulul menurut pendapat kaum Sufi
maknanya ialah Allah memilih tubuh manusia tertentu untuk diambil menjadi
tempat di dalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam tubuhnya
dilenyapkan.
# Menurut Al-Hallaj
bahwa Allah itu mempunyai sifat Lahut (Ketuhanan) dan sifat Nasut
(kemanusiaan). Teori ini didasarkan atas
pemahaman bahwa asal usul alam semesta
ini dari sifat Rahman-cinta Allah. Di antara perwujudan sifat
Rahman Allah ialah bentuk = copy dari
Allah yaitu Adam, maka Allah muncul dalam diri Adam. Sebaliknya Adam juga mempunyai sifat ketuhanan di dalam
dirinya. Untuk pegangannya Al-Hallaj menasfsirkan Al-Quran s2a30 dengan penafsiran dia:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ( البقرة 30)
Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"(S 2 Al-Baqarah 30)
Menurut Al-Hallaj mengapa Allah
memerintahkan malaikat sujud kepada Adam sebab Allah menjilma (Hulul)
dalam diri Adam. Al-Hallaj-pun juga berpendapat bahwa Allah membuat Adam
menurut bentuk Allah, sesuai dengan hadis Bukhari berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ
طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا فَلَمَّا خَلَقَهُ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى
أُولَئِكَ النَّفَرِ مِنْ الْمَلَائِكَةِ جُلُوسٌ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ
فَإِنَّهَا تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
فَقَالُوا السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ
يَنْقُصُ بَعْدُ حَتَّى الْآنَ (رواه البخاري 5759)
“Dari Abu
Hurairah dari Nabi Sawm beliau bersabda: "Telah Allah cipta Adam dengan
semua ciri fisiknya, tingginya enam puluh hasta. Selesai Allah menciptanya,
Allah berfirman "Sana pergi, dan ucapkanlah salam kepada malaikat yang
duduk itu, dan dengarkan baik-baik bacaan salam mereka kepadamu, sebab itu
sebagai salam penghormatanmu dan juga anak cucu keturunanmu." Adam
mengucapkan "Assalamu'alaikum". Para malaikat menjawab
"Assalamu'alaika warohmatullah." Dan mereka menambahnya lagi dengan
"Wabarokaatuh." Maka siapapun yang masuk surga, ciri fisiknya seperti
Adam (tingginya enam puluh hasta), namun manusia semenjak jaman Adam, tingginya
semakin berkurang hingga sekarang”(HR Bukhari no.5759).
Al-Hallaj mengatakan bahwa jika manusia sudah bersih
suci dari sifat kemanusiaan ( nasut ), maka dia telah Fana` kemudian tinggal sifat Lahut atau
sifat ketuhanan lalu menjadi Baqa`
maka Allah mengambil tempat dalam sifat manusia lalu terjadi kesatuan
namanya Ittihad.
@Melalui tafsirannya atas Qs2a30 dan
hadis Bukhari no.5759 tersebut maka
Al-Hallaj menekuni faham Al-Hulul dan
karena terlalu syahdunya maka dia
sering mengucapkan ucapannya yang sangat terkenal“Anal Haqq=Aku adalah
Kebenaran”, Aku ini Tuhan!!! Menurut All-Hallaj
yang mengucapkan kata-kata ini ialah Roh Tuhan.yang mengambil tempat
dalam dirinya.
Harun Nasution dalam Mistisisme
(1973h87) mencatat bahwa Al-Hallaj
dihukum mati dengan tuduhan 4 macam: (1)Telah menyesatkan orang banyak; (2)Mengucapkan
dirinya Tuhan; (3)Terlibat pembrontakan kaum Qaramithah; (4) Bahwa ibadah haji
tidak wajib.
Seorang
Sufi sangat ingin agar Allah Hulul
dalam diri-nya agar Roh ketuhanan (Lahut) menjelma kedalam diri insan (Nasut)
dan hal ini dapat terjadi pada saat batin seorang insan telah suci bersih dari
sifat basyariyah-kemanusiaan, sesuai dengan ajaran Sufi-nya.
(d) WAHDAT AL-WUJUD
Wahdat al-wujud artinya kesatuan
wujud. Kata Wahdah selanjutnya digunakan untuk arti yang bermacam-macam.
Kata Al-Wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistis
sebagai suatu kesatuan antara materi dan roh, antara substansi (hakikat) dengan
forma (bentuk), antara yang tampak (lahir) dan yang batin(tidak tampak), antara
alam dan Allah, karena alam dari segi hakikatnya qadim dan berasal dari
Tuhan.
Pengertian Wahdatul Wujud yang terakhir
itulah yang selanjutnya digunakan para Sufi, yaitu paham bahwa antara manusia
dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.
Selanjutnya
paham ini juga mengambil pendirian bahwa dari kedua aspek batin atau al-haqq
yang merupakan hakikat, esensi atau subtansi.
Pemahaman yang benar ialah Wujud Tuhan
itulah satu-satunya yang hakiki, sedangkan wujud makhluk hanya bayang-bayang
atau foto copy dari Tuhan.
Kaum Sufi membayangkan Tuhan bahwa alam itu sarana-perantara untuk
mengenal Allah, kemudian alam ini mereka ibaratkan sebagai cermin, ketika Tuhan
bercermin maka gambar di dalam cermin itu bukan Tuhan tetapi bayang-bayang atau
foto-copy Tuhan. Tuhan adalah Zat yang bercermin di luar cermin.
Bahwa makhluk itu diciptakan oleh Tuhan
dan wujudnya bergantung kepada Tuhan, terserah kepada Tuhan akan diberi bentuk
yang bagaimana ikut saja kepada kehendak Tuhan; Tuhan itu sebagai sebab dari segala yang berwujud
selain Tuhan. Tuhan itulah yang sebenarnya yang memiliki wujud yang hakiki atau
wajibul wujud. Sementara makhluk sebagai yang diciptakan hanya mempunyai
wujud yang tergantung kepada wujud yang berada pada diri Tuhan. Dengan kata
lain yang mempunyai wujud sebenarnya ialah Tuhan dan alam semesta, suatu wujud
yang dicitakan ini sebenarnya tidak mempunyai wujud. Yang mempunyai wujud
sesungguhnya hanyalah Allah. Mereka menafsirkan Al-Quran S 57 Al-Hadid 3,
sesuai dengan pendapatnya:
Dialah yang awal dan yang
ahir yang zahir dan yang batin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu. (QS.
AL-HADID, 57;3)
Tokoh yang yang menyebarkan faham Wahdatul
wujud ini ialah Muhyidin Ibn Arabi yang lahir di Murcia, Spanyol di tahun
1165. Puncak keyakinan dalam faham Wahdatul Wujud ialah bahwa WUJUD ITU HANYA SATU. Hakikat yang paling tinggi ialah bahwa alam
ini tidak ada artinya yang penting ialah Allah, yang terlihat banyak ini
sebenarnya ialah SATU wajibul wujud
wujud yang wajib atau
gampangannya: Tidak ada apa-apa kecuali Allah=Tidak ada a-apa kecuali Allah.
Cara mencapai maqam ini ialah:
1 Dengan berbuat amal soleh,
2.Beribadat semata-mata
Lillahi Ta’ala karena Allah,
3.Mensucikan diri dari
sifat-sifat dan akhlak buruk;, 4.Meninggalkan dosa dan maksiat,
5.Menghias diri dengan
sifat-sifat Allah,
6.At-Takhalli –membuang
sifat yang tercela dan At-Tahalli menghias diri dengan akhlak yang terpuji.
…………………………………………………………………………
BAB TIGA
Pandangan dan Koreksi
@ Masalah ke-3:Bagaimana
pandangan kita terhadap teori para ahli pikir dan ulama ahli Ilmu Tasawuf
di atas? Jawaban hipotetis: Hasil penelitian para ahli pikir yang benar
dapat memperdalam iman kita; Beberapa
istilah Ahli Tasawuf khususnya Fana` & Baqa`, Ittihad dan
Hulul dapat membahayakan iman orang awam.
I. Masalah lafal Fana` & Baqa`
Sebelum kita masuk ke soal Fana` - Baqa`
maka perlu kita mengetahui sedikit
Ilmu-Tasawwuf lebih dahulu; Bahwa ada beberapa jalan dan cara untuk taqarrub-mendekatkan
diri kepada Allah, yaitu melalui penghayatan sebagaimana uraian tersebut di
atas:
1. Zuhud..
2. Mahabbah, Ma’rifat,
3. fana`, Baqa`, Ittihad,
Hulul dan Wihadtul Qujud.
Ad 1. Zuhud
Az-Zuhdu
maknanya ialah meninggalkan dunia-materi sebagai jalan untuk menjadi Zahid
lalu naik menjadi Sufi.
Para ulama` membagi orang
Islam menjadi 3 tingkat,’Awam, Khash & Khawashul Khawash secara halus mendorong masing-masing tin gkat untuk berusaha meningkatkan
diri dari tempat kedudukannya untuk naik
lebih tinggi lagi, khususnya dengan
jalan pikiran Zuhud ini, yaitu:
i. Dari tingkat ‘Awam, misalnya puasa bukan hanya mencegah diri dari apa yang
membatalkan puasanya, tetapi berusaha keras mencegah anggota badan dari
perbuatan yang dimurkai Allah.
ii.
Dari tingkat Khash, misalnya ialah puasa
mencegah semua yang membatalkan puasa bersama-sama meninggalkan semua dosa oleh anggota badan, sedikit-sedikit sampai seluruh
anggota tubuh dapat terjauh dari perbuatan maksiat; Hawa nafsu ditekan dengan sangat ketat sampai
mendekati tingkat Khawshul-Khawash; Dari
amalan puasa merebak meluas kepada semua perkara sehingga naik ke tingkat yang
sangat terpuji, akhirnya berhasil mencapai ma’rifat.
Seorang
Sufi sangat ingin agar Allah Hulul
dalam diri-nya agar Roh ketuhanan (Lahut) menjelma kedalam diri insan (Nasut)
dan hal ini dapat terjadi pada saat batin seorang insan telah suci bersih dari
sifat basyariyah-kemanusiaan,
sesuai dengan ajaran Sufi-nya. Kata Abu Bakar al-Kalabadzi (W.378 H/ 988 M)
bahwa jika kesadaran kepada wujud dirinya sudah hilang tidak disadarinya wujud
(materi) jasmaniyah diri, lalu menjadi gaib
tinggal wujud rohaniahnya dan
ketika itu ia bersatu dengan Tuhan secara ruhani; Maka seorang Sufi merasa
dirinya bersatu dengan Tuhan dan siapa yang dapat menghilangkan sifat-sifat hamba, ia akan
mempunyai sifat-sifat Tuhan; Maka ahli
Sufi dalam pengalamannya merasa bersatu
dengan Tuhan sampai jika memanggil Tuhan dengan panggilan “Wahai aku” . Abu
Yazid berkata:
إنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا
فَاعْبُدْنِي
“Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhanselain Aku, maka sembahlah Aku”.
Abu Yazid mengaku bahwa
ucapan-ucapannya bukan kata-kata Abu Yazid tetapi kata-kata Tuhan melalui
mulutnya (Mistisisme h.85).
@Keterangan Soal Syathahat.
Syathahat ialah suatu ucapan yang keluar dari mulut seorang Sufi yang
dalam pengamalan tarikat-tasawwufnya
sudah sampai sangat syahdu terlalu, maka seolah-olah seperti tidak sadar
seorang Sufi sengaja atau tidak dia suka mengucapkan kata-kata yang sangat
aneh, sampai orang awam mengatakan yang berkata itu adalah orang gila
(BahasaJawa-nya Ndleming) mirip dengan istilah mengigau.
@ Masalah Hidup dan Mati
Wacana dari kitab Tafsir Fana` itu
lenyapnya seluruh makhluk, Baqa` itu ialah Allah Ta’ala, sangat berbeda dengan
wacana dari ulama` Sufi yaitu bahwa Fana`itu ialah lenyapnya diri seorang Sufi saat riyadhah atau amalan tasawufnya.
Tetapi semua wacana dan rujukan ini tidak ada yang menegaskan bahwa dalam riyadhah
atau mujahadah tasawuf-nya Sang
Sufi itu mati atau meninggal, bahkan sebagian wacana menyebutkan bahwa Fana`
dan lenyapnya sang Sufi itu hanya dalam perasaan, karena memang orangnya masih
hidup.
Maka dari itu Fana` demikian juga Ittihad
maupun Hulul sebenarnya hanyalah PERASAAN dan orangnya masih dalam keadaan HIDUP. Kecuali
jika bayangan kesatuan dalam Ittihad
itu akan terjadi SESUDAH MATI dalam
kubur sang Sufi, maka khusus keadaan sesudah mati itu hanya Allah yang lebih tahu, Allahu
a’lamu bi sh-Shawab.
Manusia yang paling tinggi paling taqwa
dan paling takut kepada Allah dalam pandangan Allah hanyalah Nabi Muhammad Saw
(HR.Bukhari no.4675)bahkan beliau adalah Sayyidul Mursalin, tuan para nabi dan
rasul. Dan puncak pengalaman rohani yang tidak pernah ada umat manusia seluruh
dunia sampaipun semua nabi manapun juga tidak ada yang mendapat anugerah
pengalaman Isra` Mi’raj kecuali Nabi Muhammad Saw.
@ Isra` Mi’raj Nabi,
Tahannuts, ‘Uzlah.
Hadis
Bukhari no.2968, Muslim no.238, Tirmidzi no.3269,Nasa`i no.444, Ahmad no. 17164 semua ulama hadis mencatat bahwa dalam Isra` Mi’raj, Nabi Saw
naik sampai ke-Baitul Ma’mur bahkan sampai Sidratul Muntaha, sesudah selesai mi’raj
beliau (Nabi Saw) tidak pernah mengaku bersatu dengan Tuhan (Ittihad)
atau Allah turun (nitis)kepada beliau (Hulul).
Seluruh umat manusia tidak ada yang dapat naik ke Baitu Ma’mur dan
Sidratul Muntaha kecuali hanya beliau
Nabi Muihamma d Saw. Oleh karena itu
ajaran Ittihad dan Hulul benar-benar sangat bertentangan
dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Saw
bahkan semua nabi.
Demikian juga ketika Nabi Saw
melakukan Tahannuts atau ‘Uzlah di Guwa Khiira` 3 bulan lamanya
sebelum kebangkitan beliau menjadi nabi; Beliau hanya memperoleh
impian yang benar (Ar-Ru`ya ash-Shadiqah); Kemudian beliau menerima wahyu Al-Quran yang pertama
hari Senen 17 Ramadhan tahun ke satu Bi’tsah Rasulullah Saw. Sekitar 10
Agustus 610M, beliau bertemu dengan
malaikat Jibril dan menerima wahyu
Qs96a1-5 itu. Peristiwa itu dicatat dalam Al-Quran (S53a7-10).
Ad
2 Ittihad dan Hulul
Bahwa
Nabi Saw tidak pernah mengaku menyatu dengan Allah (Ittihad-Hulul) sampai jumbuh ucapan Nabi Saw dengan firman
Allah. Bahkan kita Na’udzu billah min
dzalika:
Sebagaimana tercatat bahwa
Al-Hallaj atau Abu Yazid mengaku bersatu
dengan Tuhan bahkan mengucapkan kata-kata:
اِنَّنِي
أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِ
”Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan kecuali Aku, maka
sembahlah Aku”
.(Al-Quran S 20
Thaha 14).
# Kisah Nabi Zakariya dicatat oleh
Ath-Thabari, Ibnu Katsir ,Al-Qurthubi,
Al-Baghawi, Al-Biqa'i, Baidhawi dan Suyuthi dalam tafsir masing-masing mereka dalam menafsirkan Al-Quran S19 Maryam
1-6; mereka mencatat bahwa Nabi Zakariya berdo’a di Mihrab-nya tengah malam
hanya berdo’a mohon penerus tugas kenabiannya.
Demikian juga Nabi Yunus dalam gelap yang luar biasa di
dalam perut ikan dalam laut tengah malam tidak mengucapkan apa-apa kecuali
hanya berdo’a:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي
كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Bahwa tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya
aku adalah termasuk orang-orang yang zalim” (Al-Quran S 21 Al-Anbiya 87)
.
@Ilmu Tafsir dan Ilmu hadis
Dalam Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadis tercatat
bahwa Nabi Saw melarang keras para sahabat mencampur-adukkan Al-Quran firman Allah dengan hadis ucapan,
perbuatan Nabi Saw (HR Muslim no. 5326).
Para sahabat dilarang keras menulis hadis sewaktu beliau masih hidup. Kemudian
sesudah Al-Quran-Firman Allah sesudah ditulis dan dibukukan dengan otentik
sangat bersih suci dari campuran ucapan
manusia mulai dari th. ke-1 Bi’tsah=10-8-610M sampai 11 H=632M-menjelang wafat
Nabi Saw. Al-Quran sudah dibukukan di jaman Khalifah Abu Bakar dan Usman; Maka
barulah hadis (bukan Al-Quran) mulai ditulis sekitar tahun 103H=722M dan
sesudahnya.
Dengan kata lain maka Fana`-Baqa` -
Ittihad dan Hulul itu adalah perasaan seorang Sufi sendiri tidak ada siapapun juga
yang dapat menjadi saksi dia, lebih-lebih jika seorang Sufi sudah terlalu
syahdu terhanyut oleh perasaanya (sampai terputus hubungan perasaan dari akal)
lalu Syathahat dia mengucapkan
kata-kata yang sangat aneh bin ajaib bahkan orang yang menyaksikannya
menuduh sang Sufi seperti orang GILA; Semua
ini tidak dapat dijadikan contoh
ajaran Islam yang sebenar-benarnya.
# Harun Nasution dalam
Mistisisme (1973h87) mencatat bahwa
Al-Hallaj dihukum mati dengan
tuduhan 4 macam:
(1)Telah menyesatkan orang banyak dari agama Islam yang benar
dirusak dengan ajaran Ittihad dan Hulul. ;
(2)Mengucapkan dirinya Tuhan;
(3)Terlibat pembrontakan kaum Qaramithah;
(4)Pernyataan bahwa ibadah haji tidak wajib.Khususnya: Ucapan
manusia diakukan sebagai kata-kata Tuhan.
Hukum mati seperti ini juga terjadi di Indonesia, yaitu atas Syaikh Siti Jenar karena mengaku bersatu
dengan Tuhan ajaran “Manunggaling kawulo Gusti” sama dengan Ittihad
– Hulul ajaran Al-Hallaj; Atas legitimasi dari Sultan Demak-diutuslah beberapa wali ke
tempat Syekh Siti Jenar di Desa Krendhasawa, untuk menghukum mati Syekh Siti
Jenar. Eksekusi hukuman mati terhadap Syekh Siti Jenar berlangsung pada
tahun 1506 M di halaman Masjid Agung
Cirebon secara terbuka, sehingga semua masyarakat dapat menyaksikan eksekusi
tersebut (www.inilahduniakita.net). Berita
ini dibantah oleh sumber lain: Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi
sedang sujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon setelah shalat Tahajjuj. Dan
para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan shalat shubuh (blog Hikmah kehidupan).
@Pemerintah (cq Deparftemen Pendidikan)Saudi Arabia dalam kurikulum tauhid Th. 1424 H menetapkan bahwa ajaran Sufi dan aliran–aliran tasawuf adalah syirik dan keluar dari agama (https://mutiarazuhud.wordpress.com-http://allangkati.blogspot.com
Ad 3 WAHDAT AL-WUJUD
Wahdat al-Wujud artinya kesatuan
wujud. Kata Wahdah selanjutnya digunakan untuk arti yang bermacam-macam.
Kata Al-Wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistis
sebagai suatu kesatuan antara materi dan roh, substansi (hakikat) dengan forma
(bentuk), antara yang tampak (lahir) dan yang batin(tidak tampak), antara alam
dan Allah, karena alam dari segi hakikatnya qadim dan berasal dari tuhan.
Pengertian Wahdatul Wujud yang terakhir
itulah yang selanjutnya digunakan para sufi, yaitu paham bahwa antara manusia
dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.
Selanjutnya
paham ini juga mengambil pendirian bahwa dari kedua aspek batin atau al-haqq
yang merupakan hakikat, esensi. Pemahaman yang benar ialah Wujud Tuhan itulah
satu-satunya yang hakiki, sedangkan wujud makhluk hanya bayang-bayang atau foto
copy dari Tuhan.
Kaum Sufi membayangkan Tuhan bahwa alam
semesta (makhluk) itu ibarat cermin, ketika Tuhan bercermin maka gambar di
dalam cermin itu bukan Tuhan tetapi bayang-bayang atau foto-copy Tuhan. Tuhan
adalah Zat yang bercermin di luar cermin.
Bahwa makhluk itu diciptakan oleh Tuhan
dan wujudnya bergantung kepada Tuhan, terserah kepada Tuhan akan diberi bentuk
yang bagaimana ikut saja kepada kehendak Tuhan; Tuhan itu sebagai sebab dari segala yang berwujud
selain Tuhan. Tuhanlah yang sebenarnya yang memiliki wujud yang hakiki atau “Wajibul Wujud”. Sementara makhluk
sebagai yang diciptakan hanya mempunyai wujud yang tergantung kepada wujud yang
berada pada diri Tuhan. Dengan kata lain yang mempunyai wujud sebenarnya
hanyalah Tuhan dan wujud makhluk ini sebenarnya tidak mempunyai wujud. Yang
mempunyai wujud sesungguhnya hanyalah Allah.
Secara hakikat, harus kita renungkan
bahwa seluruh makhluk di jagat raya ini, dari virus yang paling halus sampai
galaksi Andromeda yang paling besar
semuanya pasti mengalami gerak, mulai
gerak yang paling cepat seperti kilat, sampai
komet Kahotek yang paling lambat satu kali putar 75000 tahun. Seluruh isi alam semesta ini semua
pasti mengalami perubahan bahkan akan mati, pasti mengalami perubahan dalam
waktu secepat kilat sampai milyaran tahun sesuai dengan umurnya,
seluruhnya mengalami kematian atau lenyap menghabiskan umurnya
masing-masing. Ibarat HP atau lampu baterei maka
daya atau stromnya sebentar saja akan
habis, maka matahari itu menurut Al-Quran S81 At-Takwir ayat satu besok potensi
cahaya dan energi-matahari itu nanti akan habis dan akan redup, habis energy
panasnya. Bahkan alam semesta yang sudah
18 milyar tahun ini-pun juga akan kehabisan energy sebentar lagi
lenyap maka datanglah kiamat itu.
@ Definisi dan pengertian ibadah & zikir
@ Definisi dan pengertian ibadah & zikir
Buku HPT Tarjih menetapkan
pengertian Ibadah bahwa ibadah itu ialah Gerak kreatif amal soleh di tengah
kehidupan masyarakat-ramai, bukan ritual
formal di dalam masjid saja. Zikir yang benar ialah zikir Qalbi-Fi’liyah, operasional,
dibarengi dengan keteguhan akidah, penyempurnaan ibadah, keluhuran akhlak dan pemurnian ajaran Islam yang
sebenar-benarnya, bersih suci dari kemusyrikan, bid’ah, khurafat dan takhayul.
# Tasawuf modern
Prof DR.HAMKA mengajukan gagasan baru Tasawuf-Modern dalam
bukunya Tasawuf Modern terbit th 1939. Hamka menyatakan bahwa
tasawuf yang murni ialah tasawuf yang relevan untuk diterapkan
dalam kehidupan masyafrakat jaman modern; Selanjutnya Hamka menjelaskan bahwa
Tasawuf itu ialah Syifaul Qalbi pembinaan jiwa, meningkatkan budi ke tingkat
yang lebih tinggi, menekan keras hawa
nafsu egois tidak melebihkan diri sendiri mengalahkan orang lain. Sedangkan
yang dinamakan Sufi, ialah pribadi yang berusaha keras membersihkan jiwa; suci dari daya tarik keduniaan; Hamka menunjuk Al-Quran
s91Asy-Syamsi 9-10 bahwa Tasawuf itu
harus berasaskan landasan Syari’at; maka setiap orang Islam harus melakukan Tasawuf mencapai Takhalli,
Tahalli dan Tajalli.
Artinya Takhalli ialah usaha membebaskan diri dari
sifat dan watak yang tercela. Tahalli ialah menghiasi diri dengan sifat
dan akhlak yang terpuji. Tajalli ialah melihat Allah dalam hati yang terkesan
bahwa Allah itu ada, bukan dengan mata kepala.
Seorang Zahid
itu tidak terikat oleh materi itu ada atau tidak; kaya atau miskin adalah sama saja, maka bentuk
Sufi-nya tampak dalam ibadah, mujahadah, riyadhah. Sedangkan terhadap amal
soleh ialah mengubah harta benda bukan hanya untuk asset Ilahiyah saja tetapi
untuk menjadi aset social-kemasyarakatan. Dengan Zuhud maka tampillah sifat Qana’ah, Tawakkal, Wara’,
Sabar, Syukur. Taubat. Tasawufnya ialah taqwa yang dinamis, yaitu makin
peka-perasaannya terhadap derita masyarakat keagamaan bukan mencari kesatuan
dengan Tuhan yang magis, metafisis sangat membingungkan orang banyak.
Ketekunan beribadah, Tasawuf Murni
ialah menghiasi diri dengan Al-Akhlaqul Karimah
mencakup serangkaian sifat-sifat utama seperti: (1)Taqwa. (2)Zuhud. (3)
Sabar. (4)Faqr. (5)Qana’ah. (6)Tawakal. (7)Ikhlas. (8)Syukur. (9)Ridho.
(10)Wara’. (11)Tawadhu’. (12)Raja’. (13)Tobat dan Tauladan yang dicontohkan
oleh Rasulullah Saw, tidak tenggelam dalam khalwat atau menjauhi kehidupan
duniawi, tapi bergaul secara wajar dalam kehidupan modern (Nb.Tasawuf belum ada
di jaman Nabi Saw).
(1)Taqwa,yaitu sangat berhati-hati sekali jangan sampai berbuat
salah dan dosa atau maksiatkepada Allah.
(2)Zuhud ialah mengunggulkan cinta kepada Allah mengalahkan cinta
kepada selain Allah.
(3)Sabar:yaitu tidak mundur,
tidak berkurang semangat ketika tertekan
oleh derita-berat dalam mengabdi kepada Allah dan sangat
militant dalam berjuang (jihad) menjunjung tinggi Agama Allah (Sabilillah).
(4)Faqr ialah tidak terikat oleh dunia, hanya terikat
semata-mata dengan Allah saja; cirinya faqir ialah hatinya terlindung dari
nafsu egois, kepentingan diri sendiri;
(5)Qana’ah:yaitu merasa puas atas pemberian Allah.
(6)Tawakal:yaitu berusaha keras tetapi berhasil-tidaknya diserahkan
kepada Allah sepenuhnya.
(7)Ikhlas:yaitu melepaskan ikatan angan-angan atas sesuatu yang
dikerjakan atau amalan apa saja.
(8)Syukur: ialah mengembalikan sesuatu yang lebih berharga melebihi
pemberian sehingga Allah yang memberi
nikmat kepadanya menjadi Ridho, orang
puas-legolegowo.
(9)Ridho ialah puas lego-legowo atas keputusan Allah
bagaimanapun juga.
(10)Wara’ bahasa Jawa-nya ialah perwiro tidak suka kepada pemberian,
tidak iri dan tidak menginginkan apa yang ditangan orang lain.
(11)Tawadhu’: Bahasa Jawanya ialah Andap-asor=Merendah diri
penuh hormat.
(12)Raja’: Sangat mengharap kepada rahmat Allah.
(13)Tobat: Menyesal atas dosa dan kesalahan, dengan janji tidak
akan mengulangi lagi kesalahannya dan menjauhi watak yang buruk.
TASAWUF MURNI
(Tasawuf murni yang relevan diterapkan di zaman modern)
Tasawuf yang relevan untuk
diterapkan di dalam kehidupan masyarakat di jaman modern ialah tasawuf yang ditekankan kepada perencanaan
acara hidup dengan asas-landasan berikut:
1.
Akidah yang benar, tauhid
yang bersih.
2.
Pelaksanakan ibadah dengan
tekun,
3.
Melenyapkan sifat dan watak
tercela, menghiasi dirinya dengan al-akhlaqul karimah (At-Takhalli&at-Tahalli).
4.
Melakukan pergaulan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari sesuai dengan Alquran dan Hadis, tidak
tenggelam dalam khalwat menjauhi kehidupan duniawi,
5.
Bergaul secara wajar dalam
kehidupan sosial.
Ajaran Agama Islam terdiri dari tiga bagian pokok:
Ajaran Agama Islam terdiri dari tiga bagian pokok:
1.
Akidah (kepercayaan atau
keimanan),
2.
Syariah (hukum-hukum agama,
meliputi ibadah dan muamalah),
3.
Akhlak (moral atau
budipekerti).
#Istilah tasawuf belum dikenal
pada zaman Nabi Muhammad Saw, istilah Tasawuf ini baru muncul pada pertengahan
abad ke-dua Hijriyah.
@ Amal Soleh kontemporer
kini&dini
Abu Zahrah
dalam kitabnya Ushulul Fiqh (1958:291) mencatat Maslahah yang hakiki
dari 3 proyek tujuan Syari’at Islam (Maqashidu sy-Syari’ah), ialah:
(1)Pembinaan jiwa agar supaya setiap pribadi dapat menjadi sumber
kebajikan dan mengalirkan amal-soleh
untuk orang lain, sama sekali tidak membuat masalah tidak membawa
penderitaan atau kesengsaraan kepada
sesama hidup.
(2)Menegakkan dan membela keadilan yang merata bagi seluruh umat
manusia di hadapan hukum;
(3)Menyelenggarakan suatu kehidupan masyarakat yang penuh maslahah
yang hakiki.
Maslahah yang hakiki ialah suatu kehidupan
masyarakat yang serba terpenuhi jaminan
hidupnya yang 5 macam, yaitu:
(1)Terjaminnya berlangsungnya Syari’at Tuhan
dengan suatu kehidupan yang berjiwa agamis-religius.
(2) Terjaminnya hak (nyawa) untuk hidup setiap
insan.
(3) Terjaminnya hak pemilikan
atas harta kekayaan.
(4) Terjaminnya perkembangan akal yang sehat.
(5) Terjaminnya hak berkeluarga dan berketurunan.
Asy-Syathibi dalam Kitabnya Muwafaqat
(tth:2 \ 8) menyatakan bahwa jaminan
terpenuhinya tujuan Syari’at Islam tersebut dalam pelaksanaannya melalui tiga peringkat, yaitu:
i. Sangat mendesak (Adh-Dharuriyat), yaitu kebutuhan hidup
yang benar2 sangat diperlukan, jika tidak terpenuhi akan membayakan hidupnya.
ii.Diperlukan (Al-Hajiyat) Yaitu kebutuhan hidup yang
melengkapi kebutuhan pokok.
iii.Pelengkap (At-Tahsiniyat),
yaitu kebutuhan hidup yang sifatnya
meningkatkan taraf kehidupan naik menjadi lebih baik lebih sempurna.
@ Rinciann Iman & Amal soleh yang ideal
Dalam Al-Quran Allah menjelaskan bagaimana iman dan amal soleh yang ideal
yaitu memenuhi sikap dan perbuatan yang terkandung di dalam ayat-ayat berikut
maka dia akan masuk surga dengan
rincian agak panjang, s25a63-76,
s33a35, S.13a19-24, s3a191-195, s9a100, 20-22,88-89, s28a83, s4a114,
s79a41 yaitu:
1.
S 25 Al-Furqan 63-76: Ayat ini menyebut 15 amalan kunci surga.
2.
S.33 Al-Ahzab 35: Ayat ini menyebut
10 amalan kunci surga.
3.
S.13 Ar-Ra'du 20-24: Ayat ini menyebut 9
amalan kunci surga.
4.
S.23 Al-Mu'minun 1-11, Ayat ini menyebut 7 amalan kunci surga.
5.
S.3 Ali 'Imran 191-195 Ayat ini menyebut
5 amalan kunci surga.
6.
S9a100 : Ayat ini menyebut 2 amalan
kunci surge.
7.
S9a20-22 dan 88-89: Ayat ini menyebut 3
amalan kunci sur
B. Kunci surga dalam hadis Nabi Saw,
Rasulullah Saw banyak-banyak menyebut
kunci surga dalam hadis beliau, satu
persatu yaitu sebagai berikut:
(1)
Wudhu` yang bagus menjadi kunci masuk surga (HR Muslim no.345,Turmudzi no.50
dan Nasa`i no.148.Tafsir Ad-Durrul Mantsur (2h26).
(2)
Dengan hati yang suci membaca La ilaha illa Allah masuk surga:
Al-Qurthubi (10h60) dalam Al-Quran s15a92-93.
mencatat bahwa orang yang
mengucapkan :"La ilah illla Allah", pasti dia masuk surga.
Rasulullah Saw bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " مَنْ قَالَ
لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصاً دَخَلَ الْجَنَّةَ» قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ الله،
وَمَا إِخْلَاصُهَا؟ قَالَ : أَنْ تُحْجِزَُ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ "( رواه
زيد بن أرقم)
"Rasulullah
Saw bersabda: "Barang siapa mengucapkan "La ilaha illa Allah"
dengan tulus maka dia pasti masuk surga" Lalu ditanyakan: "Bagaimana
tulusnya itu? Beliau menjawab: "Mencegah diri dari apa yang dilarang
oleh Allah"(HR Zaid bin
Arqam-Al-Qurthubi J1h3066).
## وَعَنْهُ أَيْضًاً قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
الله ِصلى الله عليه وسلم : " إِنَّ اللهَ عَهِدَ إِليَََّ أَلَّا يَأْتِينْي
أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِيْ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَا يُخْلِطَ بِهَا شَيْئًاً
إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللِه ، وَمَا الَّذِيْ
يُخْلِطُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ؟
قَالَ : حِرْصًاً عََلى الدُّنْيَا وَجََمْعًاً لَهَا وَمَنْعًاً َلهَا (القرطبي
ج10ص60)
"Dari Zaid
bin Arqam bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Sungguh Allah telah menjanjikan
padaku ada umatku yang datang padaku
mengucapkan La ilaha illah Allah tidak mengotorinya (kemusyrikan) sama
sekali maka tidak lain keuali dia masuh
surga " Mereka bertanya: "Ya Rasulullah apa saja yang mengotori La
ilaha illa Allah itu? Beliau menjawab: "Bernafsu sekali untuk mencari harta keduniaan,
mengumpulkannya dan membelanya"(HR. Al-Qurthubi 10h60).
#Tafsir Ad-Durrul Mantsur
((7h493) dalam menganalisa Al-Quran s39a73:
" Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya
telah terbuka dan berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka:
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah
surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya"(S39 Az-Zumar 73).
Kitab tafsir itu mencatat hadis bahwa kunci
surga ialah syahadat La ilaha illa Allah.
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ
لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَفَاتِيحُ الْجَنَّةِ شَهَادَةُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ (رواه احمد 22755)
"Dari
Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah Saw
bersabda: "Kunci surga ialah syahadat La ilah illa Allah"(HR Ahmad
no.22755).
Masuk
Surga tanpa Pemeriksaan-Hisab
Bagaimana tingkat-tingkat surga dibandingkan dengan besar kecilnya
amal? Jawab: Yang paling besar amalnya
akan masuk surga tidak melalui pemeriksaan dan yang paling kecil amalnya akan
masuk surga paling akhir dan yang tidak beriman
tidak dapat masuk surga, tetapi tinggal di dalam neraka abadi selama-lamanya.
Orang
yang nilai rapotnya terbaik masuk surga tanpa test
Orang beriman kelak dibagi tiga,
yaitu:
(1)Orang yang beriman yang nilai amal-solehnya
sangat terpuji, maka dia akan masuk surga
tidak perlu melalui tes atau Hisab;
(2)Sebagian akan
diperiksa melalui Hisab dengan
mudah;
(3)Sisanya harus menjalani pemeriksaan sangat lama
baru masuk surga;
# Tafsir Al-Lubab (13h195) dalam
menganalisa Al-Quran s35a27-38 fokusnya ayat 32 mencatat hadis Nabi Saw:
" Kemudian
Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang
lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah
karunia yang amat besar"(S.35 Fathir 32).
Berkaitan dengan Qs35a 32 ini
Rasulullah Saw. besabda:
عَنْ
أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ
الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ
مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ فَأَمَّا
الَّذِينَ سَبَقُوا بِالْخَيْرَاتِ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
بِغَيْرِ حِسَابٍ وَأَمَّا الَّذِينَ اقْتَصَدُوا فَأُولَئِكَ يُحَاسَبُونَ
حِسَابًا يَسِيرًا وَأَمَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ
يُحْبَسُونَ فِي طُولِ الْمَحْشَرِ ثُمَّ هُمْ الَّذِينَ تَلَافَاهُمْ اللَّهُ
بِرَحْمَتِهِ فَهُمْ الَّذِينَ يَقُولُونَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ
عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ إِلخ (رواه احمد 20734).
"Abu Darda`
mendengar dari Rasulullah Saw beliau
bersabda membaca Al-Quran s35a32
(termaktub di atas) lalu bersabda: (1)"Orang yang duluan dalam amal
kebajikan maka dia masuk surga tanpa pemeriksaan (Hisab);(2) Orang yang tengah-tengah akan diperiksa dengan hisab
yang mudah;(3) Adapun orang yang zalim atas dirinya maka dia akan tertahan
selama di Makhsyar kemudian Allah
mengubah nasib mereka dengan rahmat-Nya(memasukkannya ke dalam surga) mereka itulah orang-orang
yang berdo'a dengan membaca Al-Quran 35 Fathir 34- 35;
= "Segala
puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya
Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukur. Yang
menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya
kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu"(S.35 Fahir 34-35) (Tafsir Al-Lubab 13h195).
@ Berkaitan dengan hadis
tentang akan masuknya 70.000 umat Muhammad ke surga tanpa diperiksa ( tanpa
Hisab) ditulis oleh
Paling sedkiti ada 14 kitab
tafsir telah mencatat hadis tentang 70.000 umat Muhammad akan masuk surga tanpa
diperiksa (tidak di-Hisab) ini:, termasuk kitab-kitab tafsir Ibnu Abi Hatim
yang sangat kuno, Kitab Tafsir Ar-Razi yang ilmiah-filosofis itu.
Para ulama tafsir ini menunjuk
ayat-ayat Al-Quran yang memberi isyarat yang menjadi sumber pernyataan dalam hadis itu tidak kurang dari 102 ayat dari 28 macam
surat yang sangat erat terkait dengan hadis itu.
~ Hadisnya sendiri sudah
diteliti sangat jeli sekali oleh sekitar
20 ulama hadis dan dinilai shahih bukan
hanya oleh Al-Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Hatim, tetapi juga oleh Bukhari dan
Muslim.
Ini berarti bahwa Allah betul-betul
menjanjikan kepada kita semua umat Muhammad bahwa ada diantara kita ini yang kelak di hari
kiamat akan masuk surga tanpa test, tidak melalui Hisab, tidak perlu merasakan
azab Allah asalkan berhasil meraih juara satu dalam menyembah
dan mengabdi kepada Allah Swt. Wajar jika kita
pinjam istilah anak-anak yang masuk perguruan tinggi lewat jalur
PMDK yaitu para siswa yang nilai rapotnya terlalu baik tidak ada
merahnya sama sekali mulai dari klas satu
sampai klas terakhir.
Dari janji Allah dalam hadis
tersebut, maka kita wajib berlomba
mengejar jalur PMDK mencari kunci pintu
masuk surga dengan mentaati aturan main yang disebut dalam Al-Quran dan hadis.
Memang Allah
sudah memerintahkan kepada kita semua untuk berlomba dalam kebaikan Amal
Soleh yang disebut dalam Al-Quran Fastabiqul-Khairat S.5 Al-Maidah 48.
Caranya ialah berlomba untuk beramal
soleh, mentaati aturan hukum Allah, tekun mengikuti hidayah Allah taqarrub kepada Allah dengan penuh ketaatan.
Jelas Allah dan Rasulullah Saw.
mendorong kita umat Muhammad untuk mengejar nilai bukan hanya nilai
"terbaik" tetapi nomer satu yang "paling afdhol", yaitu
nilai paling tinggi menurut pandangan Allah dan Rasul Saw
@ Ajak banyak-banyak orang masuk surga
jangan sendirian
Yang
terbaik paling afdhol
(1)
Para filosuf-moral terutama J.Bentham (1832M) menyatakan bahwa secara logika
yang disebut "Baik" itu ialah sesuatu yang memberi kebahagiaan yang
terbesar kepada jumlah yang terbesar (The greatest happiness of the greatest
number).
(2)Hadis
Ahmad no.16413-yang dikutip Ibnu Taimiyah (7h5 menyatakan bahwa Jihad yang
paling afdhol ialah mencurahkan kedermawanan artinya membagi kebahagiaan kepada
orang sebanyak mungkin, benar-benar jangan masuk surga sendirian, sedangkan
orang lain masuk neraka semua.
0 komentar:
Posting Komentar