Al-Quran S.4 An-Nisa` 69-70
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ
فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ
رَفِيقًا(69)ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا)النساء 69-. (70
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul
(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baikny. Yang
demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup
mengetahui”(s.4.AnNisa`6970).
Tema dan Sari Tilawah
1.
Kita umat manusia setelah
diangkatnya Muhammad Saw menjadi Rasul adalah umat Nabi Muhammad Saw, khususnya
umat Islam.
2.
Siapa saja yang tunduk taat
kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw
mereka akan mendapat nikmat yang sangat ideal.
3.
Yaitu akan menikmati
anugerah Allah bersaama-sama menjadi pengikut yang terhormat para nabi,
syuhada` dan ulama alim soleh.
4.
Nikmat ini anugerah pilihan Allah yang Maha Menetahui
segala-galanya.
Masalah dan analisa jawaban
~ Masalah ke-1: Nikmat yang
bagaimana telah dianugergahkan Allah kepada para nabi dimaksud dalam Qs4a69-70
di atas? Jawaban hipotetis: Tiap nabi
memperoleh anugerah nikmat khusus dan nikmat yang sangat besar dianugerhkan
Allah kepada Rasulullah Muhammad ialah
pengalaman Isra` Mi’raj langsung menghadap Allah pada 27 Rajab 13 Bi’tsah.
~ Apa dan dan bagaimana yang
dimaksud dengan tunduk taat kepada Allah dan Rasul sepeninggal Rasulullah
Muhammad Saw? Jawaban hipotetis: Tunduk taat kepada Allah dan Rasul setelah
beliau wafat ialah tunduk taat kepada Al-Quran dan Hadis dengan segala
kaitannya.
~ Masalah ke-3: Bagaimana cara kita dapat
memperoleh nikmat yang sangat ideal dalam Qs4a69-70 itu? Jawaban hipotetis:
Untuk dapat memperoleh nikmat dalam Al-Quran s4a69-70 diatas ialah
maksimalisasi sempurnanya pengamalan dan tunduk taat kepada Al-Quran Hadis yang
sebenar-benarnya.
Pendalaman dan penelitian
BAB SATU
Isra` Mi’raj
Nabi Saw
~ Masalah ke-1: Nikmat yang
bagaimana telah dianugergahkan Allah kepada para nabi dimaksud dalam Qs4a69-70
di atas? Jawaban hipotetis: Tiap nabi
memperoleh anugerah nikmat khusus dan nikmat yang sangat besar dianugerhkan
Allah kepada Rasulullah Muhammad ialah
pengalaman Isra` Mi’raj langsung menghadap Allah pada 27 Rajab 13 Bi’tsah.
@ Catatan ulama
hadis
Bukhari
hadis no.2968 mencatat bahwa Malik ibnu Sha’sha’ah, meriwayatkan kisah Isra` Mi’raj Nabi Saw. ringkasnya sebagai berikut:
Nabi
Saw. bercerita ”Sementara aku setengah sadar antara jaga dan tidur di Masjidil
Haram dan seterusnya …..
1)
Datang
malaikat kepada Nabi Saw. membawa baskom dari emas yang penuh hikmah dan iman,
2)
Dada
beliau dibelah dan perut dicuci isinya
dengan air zamzam, diisi dengan hikmah dan iman
3)
Disiapkan
seekor Buraq putih lebih kecil dari Bighal lebih tinggi dari keledai.
4)
Buraq
itu mengantar Nabi Saw. dari Masjidil Haram
Makkah sampai Baitul Maqdis Yerussalem.
5)
Shalat
dua rakaat di Baitul Maqdis.
6)
Jibril
mengantarkan beliau naik ke langit
7)
Di
langit ke-II bertemu dengan Nabi
Isa dan
N.Yahya:
8)
Di
langit ke-III bertemu dengan N.Yusuf
9) Di
langit ke-IV bertemu dengan
N.Idris
10)
Di langit ke-V bertemu dengan Nabi Harun.
11)
Di
langit ke-VI bertemu dengan Nabi Musa
12)
Semua
nabi yang ditemui menyambut dengan salam hormat.
13)
Nabi
Musa menyatakan sangat iri kepada beliau sebab umat Muhammad lebih afdhol dari umat sebelumnya.
14)
Di
langit ke-VII bertemu dengan Nabi Ibrahim
15)
Naik
lagi ke Baitul Ma’mur dimana setiap hari ada 70 000 malaikat datang dan pergi.
16)
Kemudian
beliau naik lagi ke Sidratul Muntaha.
Di sinilah Nabi Saw. menerima perintah
50 shalat bagi umat belaiu, lalu turun bertemu dengan Nabi Musa olehnya diminta
beliau memohon keringanan kewajiban shalat itu dari Allah. Setelah sekian kali
naik-turun memohon kepada Allah dan diberi keringanan sedikit demi sedikit maka terakhir tinggal 5 shalat wajib atas
umat Muhammad.
Dalam perjalanan
itu Nabi Saw. menyaksikan berbagai macam pengalaman dan adegan yang aneh bin
ajaib yang mengandung ajaran Islam yang
sangat luhur.
(Semua ulama hadis
meriwayatkan kisah Isra` Mi’raj Nabi Saw.)
Dalam serangkaian Isra` Mi’raj ini Jibril mengajari
cara shalat kepada Nabi Saw. dengan waktu-waktunya, sebelum Isra`-Mi’raj
itu beliau shalat 2 rakaat pagi dan sore mengikuti cara shalat Nabi Ibrahim
a.s.
Bukhari hadis no.2968 mencatat bahwa Jibril melakukan operasi hati
Rasulullah Saw dan mensucikannya dengan air Zam-zam; Maka Agus Musthofa
memandangnya sebagai proses untuk memasukkan
sistem energi dalam tubuh beliau, sehingga dapat melaksanakan Isra`
Mi’raj dan melesat dengan kecepatan
cahaya, sehingga perjalanan sejauh 1500 km itu dapat ditempuh hanya dalam waktu
0,005 detik. Perjalanan itu adalah
sebuah perjalanan misterius yang sangat dahsyat yang mengandung pelajaran sains
dan teknologi mutakhir, yang bermakna sebagai sebuah proses untuk mengenal dan
mendekatkan diri kita kepada Allah, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Demikian Agus Mustofa menulis dalam
bukunya "Terpesona di Sidratul
Muntaha".
BAB DUA
Iman, Islam dan
Ihsan
~ Apa dan dan bagaimana yang
dimaksud dengan tunduk taat kepada Allah dan Rasul sepeninggal Rasulullah
Muhammad Saw wafat? Jawaban hipotetis: Tunduk taat kepada Allah dan Rasul
setelah beliau wafat ialah tunduk taat kepada Al-Quran dan Hadis yang
sebenar-benarnya lengkap dengan segala yang terkait.
I.Asas agama Islam (Iman,
Islam,Ihsan).
Asas agama Islam itu ada tiga, yaitu
Iman, Islam dan Ihsan, sesuai dengan Firman Allah dan hadiis Nabi Muhammad Saw:
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَا
أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ( البقرة
285)
2:283. Jika kamu dalam
perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan"(S 2 Al-Baqarah 285).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ قَالَ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ (رواه البخاري 48 ومسلم 10)
“Dari Abu Hurairah berkata; bahwa Nabi Saw pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah ihsan itu?" Nabi menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu”(HR Bukhari no.48 dan Muslim no.10).
Para ulama sudah menganalisa tiga asas Agama Islam tersebut, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan ini menjadi Rukun Iman yang 6, Rukun Islam yang 5 dan Al-Akhlaqul Karimah dengan rinci dan jeli sekali:
a. Iman, dibagi ke dalam
rukun iman yang 6, yaitu iman kepada Allah, Nabi-nabi, Malaikat, Kitab, Hari
Akhir, Qadla’-Qadar, selanjutnya dibagi lagi sampai mendalam sangat rinci.
b. Islam, dibagi ke dalam
rukun Islam yang 5, Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, Hukum Perdata,
Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Peradilan, Hukum Antar Negara.
seterusnya dibagi dengan sangat rinci.
c. Ihsan, dibagi kepada
akhlak, pengembangan ilmu dan tasawwuf.
Akhlak dibagi kepada
pembinaan pribadi, sikap sopan-santun antar sesama manusia, pengabdian kepada
Allah. Ilmu dibagi kepada berbagai macam disiplin ilmu.
Dalam bidang pengembangan ilmu, maka Afzalur Rahman dalam bukunya Quranics Science yang telah diterjemahkan oleh H.M. Arifin M. Ed. menyebut dengan lengkap semua ayat Al-Qur’an yang menjadi sumber dan jawaban Al-Qur’an terhadap berbagai macam disiplin-ilmu berikut :
(1) Kosmologi;(2) Astronomi; (3) Fisika; (4) Matematika; (5) Sejarah; (6) Antropologi, (7) Geografi; (8) Sejarah alam; (9) Geologi; (10) Mineralogi; (11) Biologi; (12) Zoologi; (13) Ekonomi; (14) Pertanian; (15) Perkebunan; (16) Irigasi; (17) Botani; (18) Perdagangan; (19) Arkeologi; (20) Arsitektur; (21) Psikologi; (22) Pendidikan; (23) Hak Azazi Manusia; (24) Psikatri & Psiko Analisa; (25) Sosiologi; (26) Seksologi; (27) Fisiologi; (28) Kimia; (29) Kedokteran; (30) Hukum Kausalitas; (31) Filsafat Ilmu.
Tasawwuf dibagi ke dalam ilmu-ilmu taqrrub kepada Allah, Maqam sampai masalah dari tingkat ‘Awam, Taubat, Zuhud, Shabar, Tawakkal, Ridho, Mahabbah, Ma’rifat, Fana`-Baqa` sampai tingkat Ittihad dan yang terkait.
II.Iman dan amal soleh
Hampir
semua lafal tentang “Iman” dalam Al-Quran selalu dikaitkan dengan kata
atau lafal “amal soleh” semua ini
kembali dan merujuk kepada firman Allah dalam Al-Quran:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ(-الانبياء107-)
“ Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”(S.21
Al-Anbiya` 105-107).
@Az-Zuhaili dalam tafsirnya
(17h147) ketika membahas Qs21a105 tersebut di atas mencatat bahwa Allah sudah
menurunkan Syari’at Islam dengan tauhid yang suci, keadilan yang hakiki,
membela yang benar dan iman yang shahih,
semua itu serba rahmat dan ihsan, menuju kepada peradaban yang benar, menentang
kezaliman, melawan kekafiran, mencegah laku jijik-kotor, mungkar dan melanggar
hukum Allah, memerangi kezaliman, kebodohan maupun keterbelakangan.
Di dalam Al-Quran tercatat bahwa Nabi Ibrahim a.s. berhasil lulus ujian Allah dengan sempurna lalu beliau
dianugerahi kedudukan yang terhormat oleh Allah.
Dari nash Al-Quran S.21 Al-Anbiya‘ 107
dan berbagai macam nash, maka Abu Zahrah
dalam kitabnya Ushulul Fiqh (1958:289) menyebutkan ada 3 target tujuan
utama dari Syari’at Islam, yaitu:
(1)Pembinaan jiwa agar supaya setiap pribadi dapat menjadi sumber
kebajikan dan mengalirkan amal-soleh
untuk orang lain, sama sekali tidak membuat masalah tidak membawa
penderitaan atau kesengsaraan kepada
sesama hidup.
(2)Menegakkan dan membela keadilan yang merata bagi seluruh umat
manusia di hadapan hukum;
(3)Menyelenggarakan suatu kehidupan masyarakat yang penuh maslahah
yang hakiki.
Maslahah yang hakiki ialah suatu
sistem kehidupan bermasyarakat yang
serba terpenuhi jaminan hidupnya yang 5
macam, yaitu:
(1)Terjaminnya kelangsungan syari’at Tuhan dengan
suatu kehidupan yang berjiwa agama.
(2) Terjaminnya hak (nyawa) untuk hidup
setiap insan.
(3) Terjaminnya hak pemilikan
atas harta kekayaan.
(4) Terjaminnya perkembangan akal yang sehat.
(5) Terjaminnya hak berkeluarga dan berketurunan.
Dengan
demikian semua orang yang beriman itu
tidak dapat cuci tangan melainkan wajib beramal soleh, amar ma’ruf nahi munkar
terurai di atas ini.
BAB TIGA
Mi’rajul Mu`min
(Napak Tilas
Mi’raj Nabi Saw)
~ Masalah ke-3: Bagaimana cara kita dapat
memperoleh nikmat yang sangat ideal dalam Qs4a69-70 itu? Jawaban hipotetis:
Untuk dapat memperoleh nikmat bersama-sama dengan para nabi, syuhada`,
shalihin dalam Al-Quran s4a69-70 diatas ialah maksimalisasi sempurnanya
pengamalan dan tunduk taat kepada Al-Quran Hadis yang sebenar-benarnya.
(1)
Makna Mi’rajul Mu`min
Istilah dan maknanya telah dibahs
oleh para ulama terutama ulama Tafsir, yaitu sebagai berikut:
~~Ar-Razi (1h27) dalam menganalisa Al-Quran s2a286 menguraikan
tertib urutan 7 ayat Surat Alfatihah terkait dengan Qs2a286 menyebut-nyebut pengalaman rohani
Nabi saat menjalani Isra` Mi'raj, maka barang siapa shalat saat membaca surat Alfatihah maka dia dapat naik
kealam cahaya sehingga shalat itu dinamakan mi'raj-nya orang yang
beriman.
~~Pada halaman (1h167) Ar-Razi mengaitkan ayat-ayat ini dengan renungan makna yang paling dalam:
{إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ)
Tunjukkanlah kami ke-jalan yang lurus
{صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ}
(yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat
diteruskan dengan
bacaan Tahiyat:
التحيات المباركات الصلوات الطيبات لله
Saat Tahiyat maka orang
yang shalat naik ke nuansa Mi'raj rasanya seperti ketika Nabi Saw melakukan Isra`
mi'raj ribuan tahun dahulu.
{فَأولئك مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ }
“mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
Nabi-nabi……”(s3a69).
~~Tafsir An-Naisaburi dalam menganalisa Qs2a1-5 mencatat:
الم(1)
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى
لِلْمُتَّقِينَ--------------------- (البقرة
1-5)
Menurut ilmu Tasawuf
shalat itu ada 3 perkara:1)Berdiri. 2) Ruku'. 3) Sujud;Alif=berdiri; Lam=Ruku';
Mim=Sujud. Barang siapa shalat maka dia ini mi'raj, dengan membaca Al-Fatihah maka Allah
menganugerahi hidayah kepada dia.
~~Tafsir An-Naisaburi (3h324):
Shalat itu mi'raj orang mu'min, merasa melalui sarana prasarana
dunia akhirat, naik dan berperangai
Alquran secara istiqamah mi'raj naik menghadap Allah.
~~Pada halaman berikutnya (3h384) An-Naisaburi menyatakan bahwa
alam angan-angan orang shalat saat
membaca Do'a Iftitah, jiwanya mi'raj,
naik ke-alam Lahut.
~Pda halaman berikutnya
(4h472) jiwa hamba tadi naik ke alam Lahut, padahal yang mampu naik ke sana, suatu rahasia
kegaiban Tuhan itu hanya malikat.
~An-Naisaburi pada halaman berikutnya (6h259) mencatat bahwa mi'raj-nya orang shalat sesungguhnya
merupakan buah hasil riyadhah dan mujahadah seorang hamba yang shalat menjauhi selera
keduniaan untuk menghadap Allah.
~~Tafsir Ruhul Ma'ani (2h169)mencatat shalat itu mi'raj-nya orang shalat,
munajat kepada Allah, bahwa jiwanya melayang-layang meninggalkan dunia naik ke
Sidratil Muntaha.
~~Tafsir Ruhul Bayan (4h285) berkaitan dengan Al-Quran S 14 Ibrahim
40:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ( ابراهيم40)
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak
cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah
doaku”(S.14 Ibrahim 40).
Penulisnya mencatat bahwa orang shalat maka jiwa orang mu'min itu
istiqamah di dalam nuansa
ketuhanan dan dekat sekali dengan Allah.
~~Ruhul
Bayan (7h133) berkaitan dengan Qs33a33-40:
33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul
bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
34. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat
Allah dan hikmah (sunah Nabimu).
Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki
dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata.
37. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah
telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya),
Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin
untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat
itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.
38. Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang
telah ditetapkan Allah baginya. (Allah
telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah
berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan
Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,
39. (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah,
mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.
40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”(s.33 Al-Ahzab 33-40)
Tafsir Ruhul Bayan tersebut mencatat
bahwa orang shalat itu mi'raj
keluar dari nafsu kepada materi
keduniaan naik ke nuansa alam-lahut alam ketuhanan.
~Ruhul
Bayan (8h73) mencatat sabda Nabi Saw bahwa
shalat itu mi'raj-nya orang beriman.
(2)Melakukan Riyadhah dan Mujahadah
Riyadhah
ialah pengerahan seluruh daya rohani
secara maksimal dengan mujahadah untuk
mencapai tujuan dari suatu amalan ibadah yang sangat mulia. Contoh berhasilnya riyadhah dengan mujahadah
ini dapat kita bayangkan dari makna hadis Rasul sebaghai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ ( رواه الخاري 6021)
“Dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah berfirman; Siapa yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi alat pendengarannya yang ia mendengar, dan Aku menjadi alat pandangannya untuk melihat, dan Aku menjadi tangannya untuk memukul, dan Aku menjadi kakinya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika dia meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi”(HR Bukhari no.6021).
Hadis Bukhari no.6921 ini jika diterjemahkan secara longgar dapat dikatakan bahwa orang yang taqarrub mendekatkan diri kepada Allah jika berhasil sampai maksimal, maka puncaknya ialah bahwa Allah akan jatuh cinta kepada hamba ini, jika Allah sudah begitu cinta kepadanya maka dalam bahasa Jawa dikatakan “Sekti mondro guno” sebab sudah mendapat potensi atau dalam bahasa dunia pewayangan dikatakan IDHU GENI (berbau faham agama bukan Islam) apa yang dikehendaki menjadi nyata terwujud. Namun daya kesaktian ini kedudukannya ada di bawah mukjizat para nabi, sering juga kekuatan ini dikatakan sebagai daya kekramatan dia memperoleh jabatan orang yang “keramat”.
Usaha ikhtiar kita agar supaya kita dapat sampai ke sana harus melalui latihan terus-menerus dengan sangat serius, tekun, istiqamah, konsisten dan intensip. Untuk menambah semangat dan memudahkan kita mengamalkan latihan ini jalannya ialah dengan membayangkan pengertian IHSAN dalam hadis Bukhari no. 48-Muslim no. 10 diatas,
الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ (رواه البخاري 48 ومسلم 10)
"Apakah Iihsan itu?" Nabi menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat Allah dan bila kamu tidak dapat melihat-Nya sesungguhnya Allah melihat kamu”(HR Bukhari no.48 dan Muslim no.10).
Menyembah Allah seolah-olah melihat Allah jika tidak bisa maka sebaiknya kita renungkan bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir melihat kita yang sedang shalat atau berdo’a; Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ
إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ
مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ (رواه البخاري 1077 ومسلم 1261)
“Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni"(HR Bukhari no.1077 dan Muslim no.1261).
(3) Qiyamul Lail atau shalat Tahajjuj
Shalat
itu ada 2 macam, yaitu shalat wajib dan shalat sunat. Adapun shalat sunat yang
paling tinggi hikmah rahasianya ialah Shalat-Tahajjuj, Allah berfirman dalam
Al-Quran:
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى
غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْءَانَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْءَانَ الْفَجْرِ كَانَ
مَشْهُودًا(78)وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ
يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا(79)(الاسراء 78-79)
"Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji" (S.17 A.79):
يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ(1)قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا(2)نِصْفَهُ
أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا(3)أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ
تَرْتِيلًا(4)إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا(5)إِنَّ نَاشِئَةَ
اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا(6) (المزمل 1-6)
1.“Hai orang yang
berselimut (Muhammad),2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali
sedikit (daripadanya),3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu
sedikit,4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan
perlahan-lahan.5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang
berat.6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk)
dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”(S.73 Al-Muzammil 1-6).
@ Pengertian malam
Yang dinamakan malam itu ialah waktu
setelah matahari tenggelam di Barat sampai terbit fajar di timur, maka aslinya
malam itu ialah keadaan yang gelap-gulita, tidak ada sinar, sepi sekali, sangat
hening, , semua orang pada tidur, tidak ada kegiatan apa-apa. Oleh karena itu shalat malam atau Qiyamul Lail itu
kita harusnya memilih nuansa malam yang sepi, hening, tenteram mencari situasi
dan kondisi yang dapat mendorong kita kepada
khusyuknya shalat yang paling
syahdu. Dapat kita renungkan bagaimana
nuansa malam yang ditempuh oleh para
nabi dan pribadi yang tercatat di dalam
sejarah Islam.
i. Nabi Zakariya
Nabi Zakariya ketika umur sudah menginjak 100 tahun dan isteri 99 tahun belum dianugerahi anak lalu berdo’a dengan sangat syahdu dengan suara yang lirih sangat halus hanya Allah sendiri yang mendengar, Zakariya memohon anak keturunan yang meneruskan tugas kebaniannya, tercatat dalam Al-Quran:
ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا(2)إِذْ
نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا(3)(مريم 2-3)
(2) “(Yang dibacakan
ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, (3)
yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”(S 19 Maryam
2-3)
~ Tafsir Al-Khazin, Sirajul
Munir dan Al-Qurthubi menyatakan
bahwa Nabi Zakariya waktu itu berdo’a pada tengah malam.
ii. ‘Uzlah Rasulullah Saw di Guwa Khira`
Shahih Bukhari hadis no.3 mencatat bahwa sebelum wahyu
Al-Quran pertama turun dahulu Rasulullah Saw
suka melakukan ‘Uzlah atau Tahannuts, yaitu sembahyang
malam selama beberapa waktu, di dalam guwa
Hira` 3 Km utara Makkah. Dalam kisah ini
‘Aisyah meriwayatkan dalam hadis panjang antara lain ialah:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ :ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ (رواه البخاري 3)
“Dari Aisyah -Ibu kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata:
“Kemudian beliau dianugerahi kesenagan untuk menyendiri (‘Uzlah), lalu beliau memilih gua Hiro` dan ber-tahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya"(HR Bukhari no.3).
ii.
Tujuh orang Anak Muda “Ashabul Kahfi”
Tujuh orang
Anak Muda “Ashabul Kahfi” dari kaum yang
beriman, disebabkan karena tekanan
penguasa yang kafir, maka 7 anak muda itu hijrah lalu dalam
perjalanannya istirahat di dalam Guwa
terus berdo’a sebagaimana tertera di dalam Al-Quran S. 18
Al-Kahfi 10:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا
آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (الكهف 10)
”(Ingatlah) tatkala
pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa:
Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)"(S.18 Al-Kahfi 10).
Kemudian Allah
menidurkan mereka selama 350 tahun lamanya di dalam dalam Guwa itu.
وَلَبِثُوا
فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا [١٨:٢٥]
“Dan
mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun
(lagi)”(S.18 Al-Kahfi 25).
iii. Nabi Yunus:
@
Di Tafsir Al-Munir(17h116) Az-Zuhaili mencatat kisah Nabi Yunus bin Matay
diutus ke negeri Ninive-Mausul rajanya bernama Hizqiya, dakwah Nabi Yunus
ditolak oleh kaum itu. Maka Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang akan mendapat
azabAllah, ketika beliau naik perahu lalu perahunya dikawatirkan akantenggelam,
setelah diundi maka Nabi Yunus terkena lotre harus meninggalkan perahu (dicatat
juga dalamQs37a141), akhirnya Nabi Yunus terjen kelaut, namun dengan mukjizat
Allah Nabi Yunus diterima ikan. Az-Zuhaili mencatat bahwa Nabi Yunus
mengalami (3) tiga macam kegelapan,
ayitu gelap dalam perut ikan, gelapnya laut
yang sangat dalam dan gelapnya malam, dalam gelap luar biasa inilah Nabi
Yunus berdo’a termaktub dalam S. 37 Asy-Shaffat
142:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ
لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ(الانبياء 87)
“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus),
ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan
mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia berdo’a dalam keadaan yang sangat gelap:
أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (الانبياء
87)
Bahwa tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"(s.21 Al-Anbiya`
87).
عَنْ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ فَإِنَّهُ
لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ
لَهُ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ مَرَّةً عَنْ
إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ
أَبِيهِ وَقَدْ رَوَى غَيْرُ وَاحِدٍ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي
إِسْحَقَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ وَلَمْ يَذْكُرُوا
فِيهِ عَنْ أَبِيهِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ وَهُوَ أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ عَنْ
يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَقَ فَقَالُوا عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ
سَعْدٍ نَحْوَ رِوَايَةِ ابْنِ يُوسُفَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعْدٍ وَكَانَ يُونُسُ
بْنُ أَبِي إِسْحَقَ رُبَّمَا ذَكَرَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ عَنْ أَبِيهِ
وَرُبَّمَا لَمْ يَذْكُرْهُ (رواه الترمدي 3427 و احمد 1383و البيهقي و ابن أبي حاتم)
“Dari Sa'd ia berkata; Rasulullah bersabda: "Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah;
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ
(Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya).
Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya”(HR Tirmidzi no.3427 dan Ahmad no.1383 dan Baihaqi).
@Tafsir Ibnu Katsir (5h367)
menambahkan bahwa Nabi Yunus mengalami
gelap yang luar biasa. Yaitu gelap dalam usus, usus di dalam perut ikan, perut
di dalam tubuh ikan Paus, ikan Paus di dalam laut yang dalam, lautan diliputi
gelapnya malam., yang berlangsung selama
40 malam.
Dapat kita spekulasikan bahwa besarnya Ikan
Paus tersebut kira-kira sebesar rumah
Perumnas, sehingga Nabi Yunus tidak tergores tidak terluka oleh gigi
atau pencerna Ikan Paus tersebut.
iv.Ketika Rasulullah
Saw Hijrah ke Madinah
berangkat hijrah dari Makkah ke Madinah
beliau dikejar oleh kaum musyrikin untuk dibunuh. Beliau dikawal oleh
Abu Bakar sampai hampir saja tertangkap
maka beliau bersembunyi di dalam guwa Tasur sebelah utara Makkah selama 3
malam. Situasinya sangat kritis gelap
gulita, sunyi senyap, sangat berbahaya sekali sampai Abu Bakar takut luar biasa, tetapi Nabi Saw
mengatakan harus bersabar sebab Allah menyertai mereka berdua. Peristiwa ini
diabadikan Allah dalam Al-Quran:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ
أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ
يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ
سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ
الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ (التوبة 40)
“Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan
seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(S.9 At-Taubat 40)
@ Jika
saat kita melakukan shalat malam
yang demikian gelapnya jika di dalam benak-hati timbul rasa kurang nyaman maka
segera kita renungkan makna Al-Quran S41 Fushshilat 31 berikut:
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ()نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا
تَدَّعُونَ ( فصلت31-30 )
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih;
dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu"(31) Kami lah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di
akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh
(pula) di dalamnya apa yang kamu minta"(S
41 Fushshilat 30-31)..
Ayat ini akan memberikan rasa PD (Percaya Diri) karena yakin kita sedang
dikawal dan diantar oleh malaikat untuk Mi’raj napak tilas Mi’raj Nabi
kita Muhammad Saw yang diantar oleh Jibril.
Pada detik-detik malam yang gelap gulita, sunyi senyap, tidak
ada sinar, tidak ada suara, tidak ada
siapapun juga yang melihat, maka akan sangat mudah kita membayangkan bagaimana
Nabi Saw berangkat dari Masjidil Haram, sampai
di Masjidil Aqsha, naik ke langit bertemu dengan arwah para nabi sampai
langit ke-7; naik lagi ke Sidratul Muntaha. Akan sangat bahagia sekali jika
kita dapat mengenang bagaimana jika kita dapat menghadap Allah secara langsung,
kita curhat, mencurahkan isi hati apa
saja yang kita inginkan, seluruh uneg-uneg, semua rahasia kejelekan yang kita
tidak pernah bercerita maka kita
aturkan kepada Allah seluruhnya, memohon maghfirah Allah sambil
merendah-hati (Andap asor) di hadapan Allah Ta’ala yang serba Maha.
Al-Hamdu Lillah, Allahu Akbar.
SATU: Shalat
Tahajjuj
Shalat itu ada 2 macam, yaitu shalat
wajib dan shalat sunat. Shalat sunat yang paling tinggi hikmah rahasianya ialah
Shalat-Tahajjuj (QsS.17 a79). Taqarrub-mendekatkan
diri kepada Allah melalui shalat Tahajjuj, urutan pengamalannya ialah sebagai
berikut:
~~Pokok dasar segala ibadah
Taqarrub mendekatkan diri kepada Allah
melalui shalat Tahajjuj harus didasari 4 hal, yaitu sebagai berikut:
1.Tidak menyimpang dari Al-Quran&Hadis(Lihat
Alquran:s5a72; s18a110)
2.Tidak
durhaka dan tidak maksiat kepada Allah (Alquran-s49a7;s11a63).
3.Niat mencari ridlo
Allah(Lih.Al-Quran-s48a29;s98a8;s27a19; s92a20-21; s89a27-30;s2a207;
4a114;s6a52).
4.Tulus-ikhlas Lillahi Ta’ala menjiwai
seluruh amalan itu (Lih.Q. s40a65; s98a5; s39a11-14;s7a29).
A.Persiapan
Taqarrub kepada Allah
dengan cara shalat Tahajjuj harus disiapkan lebih dulu 6 hal, yaitu:
1.Tidak memakan makanan yang haram (Lih.
Muslim,hadis no.1686)
2.Berpuasa sunat Senen-Kamis, Puasa Terang Bulan 3 hari, tgl.13-14-15 Rembulan,
atau Puasa Dawud (Lih. Bukhari
no.1842, Muslim no.1963, Turmudzi
no.3531);
3.Beramal
soleh banyak-banyak (Lih.Bukhari no.2063)
4.Memilih
tempat yang suci (Lih.Q.s3a37,39;s19a11;s9a108; s2a222)
5.Bertaubat dan bersuci, bersih
dari noda dan dosa (s9a108;s2a222;)
6.Memilih
waktu malam yang sunyi senyap(Lih.Q.s19a3; s17a79; s3a29; s4a149
s33a54;s14a38).
Nb. Serba
yang suci, malam malam sunyi-senyap, tidak ada cahaya, tidak ada suara, tidak
ada siapa-pun juga sama sekali,
hikmahnya ialah untuk mensucikan niat Lillahi Ta’ala yang sebersih
bersihnya hanya karena Allah Ta’ala saja; Tidak
ada yang tahu, tidak akan
takabur, tidak ingin dipuji, tidak ada nafsu harta, tahta, birahi, melainkan
pasrah bongkokan sepenuhnya
kepada qudrat-iradat Allah.
Jikalau kita memilih tempat di
dalam masjid supaya diniati I’tikaf akan
mendapat tambahan pahala I’tikaf. Jika di luar majid tidak demikian.
-@-Pelaksanaan
Untuk mengamlakan
shalat ini diawali dan urut sbb:
(1) Wudhu sebelum tidur (HR Turmudzi no.3493);
(2) Hampir tidur membaca surat
Al-Ikhlash, Falaq bin Nas lan Ayat Kursi (HR.Bukhari no.3033,Muslim no.782);
(3) Berniyat akan bangun malam untuk shalat Qiyamul Lail (Hadis Nasa`i no.1765,Ibnu Majah no.
1334);
(4) Membaca
do’a: بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا (HR.Bukhari no.5837);
(5) Membaca do’a sebelum tidur sedapatnya;
(6) Bangun dari tidur membaca do’a:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النشورُ (HR.
Bukhari 5837);
(7)Menyiapkan diri kebelakang, bersuci dan
persiapan lain, lalu melihat ke langit
membaca Al-Quran s3a190-200 (HR Bukhari
no.4204);
(8)I’tikaf di dalam masjid
a)Waktu masuk
masjid kaki kanan lebih dulu dengan
membaca Basmalah dan do’a:اللَّهُمَّ
افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ ;
b)Ketika keluar dari masjid kaki
kiri dulu,membaca do’a:
إِنِّي
أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ (HR Muslim
no.1165);
(9)Untuk masuk masjid diniyati I’tikaf Lillahi Ta’ala (HR Bukhari no.4614);
(10) Shalat Tahiyyatul Masjid 2 rakaat(HR Bukhari no.1097,Muslim no.1166).
*) Jika diamalkan di rumah maka tidak ada
shalat Tahiyatul Masjid tidak ada niat I’tikaf.
B. Shalat Tahajjuj
(Di rumah atau di masjid)
1. Dimulai dengan Shalat Iftitah
2 rekaat, ringan saja(HR Muslim no.1286)
2.
Shalat Tahajjuj atau Qiyamul Lail, dilaksanakan dengan sangat serius, dengan bacaan surat yang sedikit-panjang
menurut kekuatannya masing-masing, demikian juga berlama-lama ketika rukuk dan dalam sujud (HR Bukhari no.1079).
3.
Shalat Tahajjuj itu 11 rakaat (8+3 rakaat witir) (Untuk malam Jum’at sesudah
Al-Fatihah, lalu membaca surat berikut:
(a) Rakaat ke-1 surat Yasin, (b) Rakaat
ke-2 surat Ad-Dukhan, (c) Rakaat ke-3 surat As-Sajdah, (d) Rakaat ke-4 surat
Al-Mulku (HR Turmudzi no.3493), (e)
Rekaat ke-5 surat Al-Waqi’ah (HR
Ahmad no.20088); (f) Rakaat ke-6 surat Al-Kahfi (HR
Muslim no.1342); (g) Rakaat ke-7 surat Thaha (Do’a N.Musa); (h) Rakaat ke-8 surat Maryam do’a N.Isa).[Boleh juga surat lain
misalnya surat Yusuf (do’a N.Ya’qub dan N.Yusuf; Surat Ibtahim 35-41, yaitu do’a N.Ibrahim) ataupun surat yang
disukai dan menurut kekuatan masing-masing.
4.
Di dalam salah satu sujud dalam
rakaat-rakaat itu sesudah membaca tasbih,
lalu mencurahkan isi hati yang paling dalam kepada Allah Ta’ala dan melaporkan semua rahasia yang
paling rahasia, mengadukan segala kesedihan dan kesulitan pribadi, mengajukan
segala permohonan, dari yang paling sederhana sampai yang sangat Utopis terlalu
tinggi, berdo’a dan memohon sebanyak-banyaknya permohonan dan keinginan,
anugerah rahmat dan barokah Allah untuk
urusan dunia sampai akhirat. Diawali
dengan membaca puji-pujian kepada Allah
dengan nama-nama Allah yang baik (Asma`ul husna atau sifat-sifat Allah
yang serba Maha dan shalawat Nabi). Seperti uraian yang di atas (Bab Perdiapa
no. 6-Nb).
5.
Di dalam shalat Witir, sesudah Al-Fatihah pada rakaat ke-i membaca surat
Al-A’la; pada Rakaat ke-ii surat Al-Kafirun, pada Rakaat ke-iii surat Al-Ikhlash (HR. Turmudzi no.424-Nasa`ii no. 1784).
6.
Sesudah shalat Witir membaca سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوس-tiga kali (HR Nasa`i no.1681). Kemudian membaca
dzikir, wirid dan do’a.
Ikhtiar
kita agar supaya lebih khusyuk, tumakninah lagi, maka dalam
shalat Tasbih waktu kita shalat kita pilih ayat dan surat yang kita
fahami maknanya, contohnya seperti:
~ Jika
kita memohon anak keturunan yang alim
soleh kita baca S.19 Maryam 1-9 yang meriwayatkan do’a Nabi Zakariya yang
memohon anak cucu yang alim-soleh.
~ Jika
kita memohon kesembuhan dari sakit diri kita atau keluarga kita maka kita baca
S 6 Asy-Syu’ara` 80-85 yang isinya bahwa Nabi Ibrahim memuji Allah hanya Allah
saja yang dapat memberi kesembuhan kita atau siapa yang kita do’akan sembuh
dari sakit.
~~Jika
kita pindah rumah, menepati rumah baru atau tempat tugas baru kita baca S.14
Ibrahim ayat 35-41, yaitu Nabi Ibrahim memohon agar negeri Makkah itu menjaqdi
negeri yang aman damai sejahtera bahagia.
~~
Jika kita sedang menghadapi tugas yang terlalu berat maka kita baca S.20 Thaha
25-35, doa’anya Nabi Musa ketika
mendapat tugas menundukkan Raja Fir;aun.
~~ Dan
surat-surat lain semampunya dengan keyakinan bahwa Al-Quran itu akan menjadi
syafaat kepada yang membacanya:
أَنَّ أَبَا
سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه مسلم 1337)
“Bahwa Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti”(HR Muslim no.1337).
عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي
أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللَّهِ عَلَى
سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ )حَدِيثٌ حَسَنٌ رواه الترمدي 2850)
“Dari Abu Sa'id ia berkata;” Rasulullah Saw bersabda: "Allah Rabbu Azza wa Jalla berfirman; "Barangsiapa disibukkan oleh Al Qur`an dan berdzikir kepadaku untuk memohon kepadaKu, maka Aku akan memberikan kepadanya sesuatu yang terbaik dari yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon, " dan kelebihan kalamullah (Al Qur`an) dari seluruh kalam adalah seperti kelebihan Allah dari seluruh makhlukNya" Hadits Hasan gharib”(HR Tirmidzi no.2850)
Shahih Bukhari no. 2063 meriwayatkan
hadis sabda Nabi Saw bahwa ada tiga
orang yang sedang bepergian tiba-tiba turun hujan lalu ketiganya masuk kedalam
gua dan di luar perkiraan mereka
tiba-tiba pintu guwa tertutup oleh batu sangat besar. "Kemudian
salah satu diantara mereka berkata
kepada yang lainnya untuk berdo’a dengan wasilah amal terbaiknya yang pernah
mereka kerjakan. Kemudian masing-masing
berdo’a dengan menyebut-nyebut amal terbaiknya
(untuk menjadi tawassul- pendorong dikabulkannya do’a mereka).
~Yang
pertama mengajukan do’a dengan mengajukan amal terbaiknya, yaitu mendahulukan
bakti kepada orang tua mengalahkan anak keluarga dia.
~Orang
kedua mengajukan laku perbuatan terbaiknya yaitu meninggalkan dari perbuatan
haram terlalu jelek dengan secepatnya
menjauhkan diri.
~Orang
yang ketiga mengajukan amal terbaiknya, yaitu mengusahakan uang ongkos kerja
buruh yang belum diambil olehnya, kemudian dia kembangkan terus sampai menjadi harta kekayaan yang sangat
besar. Dan ketika buruh pemilik upah itu datang maka seluruh harta hak milik
buruh dari ongkos yang belum diambil itu
diserahkan kepada buruh yang berhak tersebut.
Setelah satu
persatu berdo’a memohon
tergerak-terbukanya batu besar yang menutup pintu guwa sambil mendorong batu
tadi, maka setelah didorong terus
akhirnya batu besar itu bergeser dan terbukalah pintu guwa tersebut, do’a mereka dikabulkan oleh
Allah. Akhirnya mereka bisa selamat
terbebas dari gua tersebut"(HR Bukhari no. 2063)
DUA:
SHALAT-TASBIH
A. Dasar hukum shalat Tasbih
عَنْ أَبِي رَافِعٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْعَبَّاسِ يَا
عَمِّ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَنْفَعُكَ أَلَا أَصِلُكَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ
بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ فَإِذَا انْقَضَتِ الْقِرَاءَةُ فَقُلْ
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ
أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً قَبْلَ أَنْ تَرْكَعَ ثُمَّ ارْكَعْ فَقُلْهَا
عَشْرًا ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ اسْجُدْ فَقُلْهَا
عَشْرًا ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَك فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ اسْجُدْ فَقُلْهَا عَشْرًا
ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا قَبْلَ أَنْ تَقُومَ فَتِلْكَ خَمْسٌ
وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ وَهِيَ ثَلَاثُ مِائَةٍ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ
فَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُكَ مِثْلَ رَمْلِ عَالِجٍ غَفَرَهَا اللَّهُ لَكَ قَالَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ يَقُولُهَا فِي يَوْمٍ قَالَ قُلْهَا فِي
جُمُعَةٍ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُلْهَا فِي شَهْرٍ حَتَّى قَالَ فَقُلْهَا فِي
سَنَةٍ (رواه ابن ماجه1376)*
”Dari Abu Rafi' ia berkata; Rasulullah Saw bersabda kepada Abbas: "Wahai paman, maukah jika aku memberimu hadiah, maukah jika aku memberikan manfaat kepadamu, maukah jika aku menyambung silaturahmi kepadamu?" ia menjawab, "Tentu, ya Rasulullah. " Beliau bersabda:
~~"Shalatlah empat raka'at, di setiap raka'at engkau membaca Fatihatul kitab (surat Al Fatihah) dan satu surat. Apabila selesai membaca, maka ucapkanlah;
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
(Maha Suci Allah dan Segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan Yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar) sebanyak lima belas kali sebelum rukuk.
~~Kemudian rukuk dan ucapkanlah bacaan itu lagi sepuluh kali. ~~Kemudian angkatlah kepalamu dan ucapkanlah lagi sepuluh kali, ~~Kemudian sujud dan ucapkanlah lagi sepuluh kali,
~~Kemudian angkatlah kepalamu dan ucapkanlah lagi sepuluh kali, ~~Kemudian sujud dan ucapkanlah lagi sepuluh kali,
~~Kemudian angkatlah kepalamu dan ucapkanlah lagi sepuluh kali sebelum engkau bangun.
Semua itu genap berjumlah tujuh puluh lima dalam setiap raka'at, dan berjumlah tiga ratus dalam empat raka'at.
Sekiranya
dosa-dosamu seperti pasir yang menggunung, Allah akan mengampuninya. "
Abbas berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang tidak mampu
mengucapkan itu dalam sehari?" Beliau bersabda: "Lakukanlah sekali
dalam seminggu, jika tidak mampu maka lakukanlah sekali dalam sebulan, "
hingga beliau bersabda: "Maka Lakukanlah sekali dalam setahun"(HR
Ibnu Majah no.1376).
Dasar pengamalan shalat Tasbih ialah hadis bersumber dari Abu Rafi’ bahwa
Nabi Saw. mengajari Al-‘Abbas bacaan
tasbih di dalam shalat-Tasbih (HR. Ibnu Majah
no.1376, Abu Dawud no.1105,
Turmudzi no.443-444, An-Nasa`i no.1282,
Ibnu Khuzaimah, Ath-Thabrani,
dishahihkan oleh para ulama).
B. Pengamalan Shalat Tasbih
Pelaksanaan
Shalat Tasbih itu adalah sebagai berikut:
1. Shalat
4 rakaat,
2. Bacalah
tiap rakaat :
~~Bacaan
ketika berdiri: Surat Al-Fatihah dan
surat selain Al-Fatihah
kemudian membaca Tasbih berikut 15 kali:
سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
~~Waktu Rukuk membaca
Tasbih 10 kali,
~~Waktu I’tidal membaca
Tasbih 10 kali.
~~Waktu Sujud
membaca Tasbih 10 kali.
~~Waktu Duduk membaca
Tasbih 10 kali.
~~Waktu Sujud ke-ii,
membaca Tasbih 10 kali.
~~Waktu bangkit sebelum berdiri mrmbaca Tasbih 10 kali
(Rakaat ke-1 membaca tasbih
15+10+10+10+10+10+10=75 kali )
Rakaat ke-2=75, rakaat ke-3=75, rakaat
ke-4=75, sehingga 4 rakaat, maka jumlah semua 300 kali.
3. Menikmati kesyahduan
Tasbih
* Pada
bacaan Tasbih dalam rakaat ke-1, kita renungkan dosa-dosa yang pernah kita
perbuat, lebih-lebih dosa besar, fokusnya ialah memohon maghfirah dari
dosa-dosanya, karena hanya Allah yang Maha Suci (سُبْحَانَ اللَّهِ )
* Pada bacaan Tasbih dalam
rakaat ke-2, kita renungkan amal ibadah atau amal soleh yang dapat kita laksanakan terutama ibadah dan amal-soleh
yang sangat berat tetapi berhasil, kita
rasakan Al-Hamdu Lillah dan kita lakukan Tawassul sambil
merenungkan makna Hamdalah itu (وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ُ)
* Pada bacaan Tasbih dalam
rakaat ke-3 kita renungkan keberhasilan kita dapat sukses memperoleh nikmat
khususnya yang bukan dari akal atau daya kekuatan kita, fokusnya وَلَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ, tidak ada daya apapun kecuali
karena qudrat-iradat Allah.
* Pada bacaan Tasih dalam rakaat
ke-4 kita renungkan bahwa peristiwa yang kita nikmati di luar daya kekuatan
kita itu tidak lain kecuali karena kita dipilih oleh Allah diberi anugerah
rahmat-barokah Allah, karena Allah itu Maha Besar kasih sayangnya kepada kita,
Allah itu serba Maha, Maha Besar dalam 99 nama Asma`ul Husna, fokusnya
ialah وَاللَّهُ أَكْبَرُ
4.Rahmat dan barokah Shalat Tasbih
Barang siapa melakukan amalan tersebut,
maka dia akan mendapat ampunan Allah dosanya yang sudah lewat, yang akhir, yang
lama, yang baru, yang tersalah, yang sengaja, yang kecil, yang besar, yang
disembunyikan dan yang ditampakkan.
5.
Analisa hadis Shalat Tasbih
#Kitab Shahihut Targhib
wat-Tarhib (1h165) menilai hadis shalat Tasbih melalui jalur 'Ikrimah-Ibnu
'Abbas Shahih li Ghairihi (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah),
Al-Hafizh mengatakan hadis itu diriwayatkan melalui jalur yang banyak oleh
Jamaah dari Sahabat yang dinilai shahih. Muslim bin Hajjaj mengatakan bahwa
tidak ada yang lebih baik dari pada jalur lewat Ibnu 'Abbas-'Ikrimah ini.
# Kitab Shahih&Dha'if Sunan
Turmudzi (1h481) mencatat dua jalur: 1) Dari Anas – Ummu Sulaim. 2) Ibnu
'Abbas-Abu Rafi' maka Imam Al-Albani menilai Hasan.
# Ibnu Khuzaimah dalam kitab
shahihnya (4h442) no.1149 meriwayatkan hadis shalat Tasbih melalaui jalur
'Ikrimah-Ibnu 'Abbas adalah shahih.
#Ibnu Hajar dalam Fathul Bari
(17h324) no.5670 mencatat pendapat
An-Nawawi bahwa hadis shalat Tasbih itu shahih. Di halaman lain (18h207) Ibnu
Hajar mencatat Tasbih itu mencakup semua lafal dzikir, shalat Nafilah.
Yang paling baik ialah shalat Tasbih melalui riwayat Abu Dawud no.1105 dan Turmudzi no.443-444.
#Ibnu Hajar, menyatakan bahwa hadis
shalat Tasbih itu dinilai shahih oleh
Ibnu Rahawaih, Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim, karena ada Mutabi' yang
diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan Ath-Thabrani, lewat Abul Jauza` sedangkan Daraquthni
meriwayatkannya dengan 6 jalur.
Daraquthni meriwayatkannya yang nilainya Hasan
#Ibnu Hajar menyatakan
"Tidak ada masalah"(به لا بأس) dan menilainya sebagai
Hasan-Shahih karena ada Syawahid-nya .
# bnu Hajar dalam kitab Fathul
Bari (17h324) no.5670 tercatat pendapat An-Nawawi bahwa
hadis shalat Tasbih itu shahih; Yang paling baik ialah shalat Tasbih riwayat
Abu Dawud, Turmudzi.
Shalat Tasbih itu mustahab berdasarkan hadis dari Ibnu 'Abbas dengan mutabi'
oleh hadis yang diriwayatkan ulama
Syafi'iyah.
# Ay-Syaukani (1h19) dalam Kitab
Al-Fawaidul Majmu'ah meriwayatkan hadis shalat Tasbih lewat jalur Al-’Abbas
diriwayatkan oleh Daraquthni marfu' lewat Ibnu 'Abbas, Abu Rafi' dan Ad-Dailami.
Sebagian ulama menilai hadis
shalat Tasbih sebagai dha’if.
**Nb. 1) Shalat Tasbih jika dilakukan waktu malam
hendaknya dikaitkan dengan Shalat Qiyamu Lail ditutup dengan witir sehingga
jumlahnya menjadi 11 rakaat. Jika sebelumnya sudah ada shalat witir maka tidak
perlu ditambah, cukup 4 rakaat Shalat tasbih.
2) Setelah alam, sujud lagi
berdo’a secara lebih longgar dengan Shalawat, Hamdalah, lalu memohon kepada
Allah dengan bahasa kita sendiri, mencurahkan seluruh keinginan kita yang
paling dalam. Karena menurut Ustadz DR H.Zainuddin, Lc. bacaan yang tidak ada
contohnya dari Rasulullah boleh dikemukakan di dalam shalat secara batin dalam hati saja.
Kemudian diteruskan dengan wirid sekehendak kita:
@ Dzikir dan Wirid
i. Adab dan tata
tertib berdo’a
1.
Merendah diri-Andap asor (Lih.Q.s7a205;s6a63;s7a55)
2.Tidak mendesak meminta segera terkabul (Lih.Bukhari no.5865)
3.Barpakaian yang sopan dan suci (Lih.Q.s7a31)
4.Taqarrub=dedepe, pasrah bongkokan kepada Allah secara maksimal
(lih.Q. 96a19; S40a44;Bukhari CD no.6021 )
5.Dengan suara yang sopan penuh hormat (Lih.Bukhari no.5905).
6.Dalam sujud (Lih.Muslim no.4733;Nasai
no.1125;Abu Dawud no. 741;Ahmad
no. 9083)
7.Tidak berhenti dari Taqarrub kepada
Allah (Lih.Q.s33a41; s2a152;Muslim no.558;Abu Dawud no.17 .
ii. Dzikir atau wirid dengan membaca Al-Quran
Taqarrub-mendekatkan diri kepada
Allah dengan membaca Al-Quran dan merenungkan isinya. Dibaca sebelum, sesudah
atau di luar shalat dan di rumah atau
saat I’tikaf di dalam masjid. Silahkan pilih sesuai maksud ayat dengan situasi
dan kondisi kita sendiri, menurut sempit
dan longgarnya waktu, dengan catatan dan pernyataan Rasulullah Saw. sebagai
berikut:
@
Al-Quran itu menjadi penolong hamba di Hari Kiamat (Lih.Muslim no.1337)
@ Orang yang membaca Al-Quran didampingi oleh para malaikat (HR.Bukhari no.4556 dan Muslim 1329)
@
Jamaah yang membaca dan merenungkan isi
Al-Quran akan diliputi rahmat Allah dan dijaga para malaikat (HR.Muslim
no.4867)
@ Bacaan Al-Quran 10; 100 atau 1000 ayat Al-Quran
mengandung anugerah Allah yang sangat besar (HR. Abu Dawud no1190 dan Darimi
no.3326).
@
Yang membaca 1000 ayat Al-Quran , dia akan bersanding dengan para nabi, orang2
shiddiq, syuhada` dan shalihin(HR Ahmad
no.15058)
@ Yang sibuk
dzikir dan membaca Al-Quran akan dianugerahi sesuatu yang paling afdhol
(Lih.Turmudzi no.2850 dan Darimi no.3222).
@Surat/ayat
pilih mana yang cenderung paling tepat:
(1)
Surat Al-Fatihah itu surat yang paling istimewa (Lih.Bukhari no.4280);
(2)
Melalui bacaan S. Al-Fatihah dan S.2 Al-Baqarah 285-286, do’a dijanjikan oleh Allah terkabul (Lih. Bukhari no.1339);
(3)
Surat Al-Falaq dan An-Nas, isinya luar biasa (Lih.Bukhari no.2827, Muslim 1348);
(4)
SuratAl-Ikhlash nilainya sama dengan 1/3 Al-Quran(Lih.Bukhari no.6826;
(5)
Surat An-Nashr sama dengan ¼ AlQuran;
(Lih. Turmudzi no.2820).
(6)
Surat Al-Kafirun sama dengan ¼ Al-Quran; (Lih. Turmudzi no.2820).
(7)
Surat Zulzilat sama dengan
¼ Al-Quran (Lih. Turmudzi no.2820).
(8)
S.2 al-Baqarah 255(Ayat Kursi), sebagai do’a mengusir syaitan (Lih. Bukhari no. 3033).
(9)
Surat Al-Baqarah, dapat mengusir syaitan(Lih.Muslim no.1300);
(10)
Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran penuh barokah(Lih. Muslim no. 1337);
(11) Membaca S.18 Al-Kahfi ayat 1-10, bisa terjauh
dari godaan Dajjal (Lih.Muslim hadis
no.1342); Surat al-Kahfi membawa ketenteraman (Lih.Bukhari no.3345, Muslim
1325)
(12)
Surat Yasin nilainya sama dengan 1/10 Al-Quran(Lih.Turnudzi no.2812)
(13)
Surat-surat Musabbihat lebih baik dari bacaan 1000 ayat disunatkan dibaca sebelum tidur
(Lih.Turmudzi n.2845, Abu Dawud no.4398).(Surat-surat Musabbihat ialah
Al-Isra`, Al-Hadid, Al-Hasyr, Ash-Shaf, Al-Jum’at, At-Taghabun dan
Al-A’la).
(14) S.2
Al-Baqarah 255 (Ayat Kursi) dan s.40 Al-Ghafir 1-3 dijaga oleh malaikat
(Lih.Turmudzi no.2804 dan Darimi no.3252)d
(15) S.30 Ar-Rum 13 menutup amalan yang tertinggal (Lih.Abu
Dawud no.4414)
(16) S.9 At-Taubat 129 dibaca 9 kali Allah akan mencukupi
keperluan dia (Lih.Abu Daud no. 4418)
(17) S.59 al-Hasyr 22-23-24 diulang 3 kali, maka dia
dido’akan oleh banyak sekali malaikat (Lih.Turmudzi no.2846 dan Ahmad no.19419)
(18) Setiap malam Nabi Saw.membaca surat Al-Isra`
dan Az-Zumar, (Lih Ahmad no.24380)
(19) Surat
Al-Isra`, Al-Kahfi dan Maryam, merupakan harta simpanan dan pembebas (Lih.Bukhari no.5339).
(20) Surat
Hud, Al-Waqi’ah, Walmursalat, ‘Amma Yatasaalun dan At-Takwir (Lih.Turmudzi no.3219). Walmursaalat dibaca waktu Maghrib
(Lih.Bukhari no.721 dan Muslim no.704)
(21)
Surat Qaf, dibaca
tiap Jum’at (Lih.Muslim no.1440)
(22) Surat Yasin dibacakan kepada orang mati (Lih.Abu Dawud no. Ibnu Majah
no.1438)
(23)
Surat Al-Fat-hu paling disukai Nabi Saw. (Lih.Bukhari no.3859)
(24) Membaca surat Al-Jum’at dan
Al-Munafiqun saat shalat Jum’at (Lih.Muslim
no. 1451)
@Berdo’a dengan do’a para
nabi dan orang ‘alim soleh:
(1)Do’aN.Adam:Qs7a23;(2)Do’a-N.Nuh:Qs71a28;(3)Do’a
N.Ibtahim :Qs6a79;s26a83-85;s2a126-127;s14a3538;40-41;s37a100; (4)Do’a Na- bi
N.Luth: Qs26a169; (5)Do’a N.Yusuf:s12a101; (6)Do’a N.Musa: s28 a18; 21-22-24; s7a150;
155-156; s20a24-35; (7)Do’a N.Dawud&N. Sulaiman :Qs27a15;(8)Do’a
N.Sulaiman: Qs27a19; (9)N.Yunus:
Qs21a87; (9) Do’a Ashabulkahfi:
Qs18a10; (10) Nabi Muhammad Saw:
Qs20a11; s17a80; s23a118; s23a97-98; s21a112; (11)’Alimsoleh: Qs2a201;
s3a8;s3a147;s25a65-66;s25a74;s59a10).
iii.Adab tata susila
berdo’a
a. Merendah diri-Andap asor
(Lih.Qs7a205;s6a63;s7a55)
b.Tidak mendesak
meminta segera terkabul (Lih.Bukhari
no.5865)
c.Barpakaian yang sopan dan
suci (Lih.Q.s7a31)
d.Taqarrub-dedeepee,
pasrah bongkokan kepada Allah secara
maksimal (Lih.Qs96a19; S40a44;Bukhari
no.6021 )
f.Dengan suara yang sopan
penuh hormat (Lih.Bukhari no.5905).
g.Dalam sujud
(Lih.Muslim no.4733;Nasai no.1125;Abu Dawud no. 741;Ahmad
no. 9083
h.Tidak berhenti dari Taqarrub kepada Allah (Lih.Qs33a41; s2a152; Muslim no.558;Abu Dawud no.17 ;
iv.Isi do’a
a.Tidak mengandung dosa
(Lih.Q.s60a12;s49a7;s85a9;Bukhari
no.5865;Muslim no.4916)
b.Demi kebaikan bukan keburukan:s47a22;
c.Tidak memutuskan tali
silaturahim dengan siapa saja(Lih.Qs47a22-Ahmad CD no.10709)
v. Memulai do’a
a. Al-Fatihah (HR. Bukhari)
b. Shalawat Nabi
Saw.(Lih.Q.s33a56)
c. Menutup dengan hamdalah,
puji-pujian kepada Allah(Qs10a10)
@ Catatan**) Semua hadis mengambil nomer dari Kutubut Tis’ah !!!
رَبِّ اجْعَلْنِي
مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ(40)رَبَّنَا
اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ(41)
2 komentar:
Mukjizat keagungan Illahy
Mukjizat yg juga diwariskan kepada kita semua,untuk bekal meniti jalan the day of here after.
Posting Komentar