Kamis, 17 September 2015

LATIHAN SHALAT KHUSYU’


Al-Quran S 2 Al-Baqarah 45-46
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ()الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (البقرة  45-46)
2:45. Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
2:46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya(S 2 al-Baqarah 45-46).
Tema dan sari tilawah
Manusia itu serba lemah lalu berkembang menjadi cerdas dan kuat.
Tetapi bagaimanapun juga hebatnya maka manusia itu juga serba terbatas sebab ada sesuatu yang di luar daya-kemmampuan manusia, namanya Tuan.
Maka manusia harus memohon bantuan pertolongan kepada Dzat yang serba lebi-Maha itu.
Hanya saja  terkabulnya permoonan  itu  terserah kepada Tuan yang mengabulkan do’a mamusia.
Dan Allah sudah memberi isyarat bagaimana do’a itu dapat dikabulkan.
Bahwa berdo’a itu harus dengan sabar dan shalat yang khusyu’ maksimal.
Syaratnya  khusyu’  ialah seseorang  wajib mempunyai keyakinan bertemu Allah dalam berdo’a itu dan semua memang akan kembali kepada Allah.
Masalah dan jawaban
#1.Sampai seberapa ukuran kemampuan daya manusia mewujudkan keinginannya? Jawaban hipotetis: Setiap manusia mempunyai daya kemampuan yang tidak sama dengan daya kemampuan orang lain dan lebih tinggi lagi para pakar dan ilmuwan  menyatakan bahwa ada suatu daya kekuatan  yang jauh di atas daya kekuatan seluruh umat manusia, namanya Tuhan.
# 2.Apa kiatnya  ada orang  yang mempunyai daya kemampuan yang mengalahkan orang lain secara menakjubkan? Jawaban hipotetis: Daya kemampuan seseorang tumbuh melalui proses logis  ilmiah ditambah anugerah pertolongan  dari Allah.
# 3.\Bagaimana  caranya sehingga pertolongan  Allah turun dianugerhkan kepada  kita sehingga dapat  berhasil mencapai  apa yang  kita inginkan? Jawaban hipotetis:  Senada dengan Al-Quran s2a45-46 di atas maka memohon pertolongan Allah itu caranya ialah dengan shalat yang sangat  khusyu’ dan sabar.
Pendalaman dan penelitian
BAB   SATU
Sowan menghadap Allah
# Masala ke-1: Sampai seberapa ukuran kemampuan daya manusia mewujudkan keinginannya? Jawaban hipotetis: Setiap manusia mempunyai daya kemampuan yang tidak sama dengan daya kemampuan orang lain dan lebih tinggi lagi para pakar menyatakan bahwa ada sesuatu  yang mempunyai daya kekuatan  yang jauh di atas daya kekuatan manusia, namanya Tuhan. ÷Ilmu Allah itu terlalu tinggi di atas ilmu semua makhluk. Allah berfirman:
نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ(يوسف 76)
“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki: dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui”(S 12 Yusuf 76).
وَمِنْ ءَايَاتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (الروم 22)
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Allah menciptakan langit dan bumi dan berbeda-bedanya bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”(S 30 Ar-Rum 22).
        Maka  masing-masing manusia mempunyai  kecakapan menguasai bahasa  tertentu melebihi kemampun orang lain.
………………………………………………………………………….
BAB   DUA
Karena rahmat Allah
# Masala ke-2: Apa kiatnya  ada orang-orang mempunyai daya kemampuan yang mengalahkan orang lain secara menakjubkan? Jawaban hipotetis: Daya kemampuan seseorang tumbuh melalui proses logis  ilmiah ditambah rahmat pertolongan  Allah.
       Dalam hal ini ada tiga macam alur pikir para tokoh, yaitu:
(1)  Para ulama Mu’tazilah senangnya mengunggulkan akal- pemikiran dalam hal ini mereka menyatakan bahwa Allah sudah menetapkan  HUKUM KAUSALITAS terhadap makhluk dan alam semesta. Hukum kausalitas itu ialah bahwa siapa yang berbuat baik akan masuk bahagia, siapa yang berbuat jahat akan mendapat hasil perbuatannya yaitu derita kesengsaraan.
(2)     Kaum Murjiah dan Jabariyah berpendapat bahwa Hukum Kausalitas itu dikalahkan oleh sifat Allah yang Maha Kuasa bahwa siapa yang beriman dan beramal soleh akan  masuk surga sebaliknya siapa yang  berbuat kufur akan masuk neraka maka hokum ini  tidak selalu harus demikian, karena kehendak Allah lebih kuasa menetapkan “surga atau neraka” itu tidak terkait oleh amal-perbuatan manusia. Mereka menyatakan bahwa Maha Kuasa Allah terlalu kuat menetapkan nasib makhluk dan manusia itu persis seperti wayang kulit, jika wayang Gatut-koco digerakkan oleh dalang dia dapat terbang melayang-layang di udara, tetapi jika wayang Gatut-koco diletakkan di dalam kothak maka dia akan diam 1000 bahasa persis batu.
(3) Kaum Asy’ariyah menyatakan bahwa Allah itu mempunyai sifat 20 dan 99 Asamaul=Husna. Berdasarkan 20 sifat dan 99 nama Allah ini maka Allah sudah memberikan anugerah yang sangat besar kepada manusia, khususnya ialah sifat Maha Bijaknasa, Maha Rahman. Maha Murah Mah Rahim, Mahan sayang penu kasih. Maka Allah sudah memberi kebebasan kepada manusia berupa akal dan hati, sehingga dengan akal dan hati manusia mampu membuat niat, keinginan, cia-cita. Kemudian barang siapa berniat, kepengin dan bercita-cita  untuk beramal yang baik Allah mencatat sebagai amal soleh satu, jika terlaksana dan berhasil dia ditulis dan diberi pahala berlipat 70 sampai 700 kebagusan dan beberapa ketentuan lainnya. Alla berfirman dalam Al-Quran:
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْءَانٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ(يونس 61)
“Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)”(S 10 Yunus 61).
      Keharusan sistem kausal (sebab-akibat) merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak ada  keraguan.
      Tetapi menurut Imam Al-Ghazali Hukum Kausalitas itu hanya sebagai “Hukum Adat”, karena  segala sesuatu termasuk Hukum-Adat itu yang membuat ialah Allah, Api itu membakar adalah ukum-adat, padahal Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Narud tidak panas dan api tidak dapat membakar Nabi Ibrahim itu yang membuat ialah Allah. Al-Quran s21a69 mencatat firman Allah:
قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا ءَالِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ(68)قُلْنَا يَانَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ(69)
68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".
69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim"(S21 Al-Anbiya` 68-69).
       Dalam penciptaan alam semesta ini terdapat sistem yang khusus dan tertib-urutan tertentu dalam proses penciptaannya. Kehendak Allah dalam mewujudkannya adalah kehendak Allah sendiri. Dari  sinilah lahir hukum sebab akibat atau “hukum kausalitas” yang dipegang oleh kaum rasionalis Barat itu.
          Maka seluruh hukum di alam semesta ini  sepenuhnya di bawah Maha Kuasa Allah, Disebut  dalam hadis Qudsi tercatat sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ(رواه البخاري 6021)
“Dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah Saw bersabda: "Allah berfirman; Siapa yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku jika mendekatlan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang  dia cintai  lebih dari pada yang telah Aku wajibkan dan hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah telinganya yang ia jadikan untuk mendengar, dan matanya yang ia jadikan untuk memandang, dan aku adalah tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan akju adalah kakinyakakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya”(HR Bukhari no.6021).
          Adapun mereka yang mencari kekuatan gaib, atau daya kekuatan yang aneh bin ajaib  di luar  ajaran Islam (Al-Quran dan Hadis), maka  dia hukumnya kafir, sebab mencari atau meminta  daya kekuatan  kepada selain Allah  itu sama dengan sama dengan percaya kepada selain Allah namanya musyrik dan tidak beriman kepada Allah sama dengan kafir.
       Allah menegaskan bahwa  perbuatan-perbuatan yang aneh bin ajaib yang -luar biasa dari luar Hukum Allah adalah dari setan; Jika terlihat tampaknya  berhasil itu sebenarnya karena ijin dari Allah. Al-Quran memperingatkan kepada kita sebagai berikut:
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَيُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ( البقرة 102)
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa  kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajarinya dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”(S 2 Al-Baqarah 102).
         Seluruh daya kekuatan atau kelebihan kemampuan yang ada di dalam diri manusia atau makhluk mana saja maka pada hakikatnya adalah dari Allah.  Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ( البقرة 247)
(Nabi mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih dia menjadi rajamu dan menganugerahi dia ilmu yang luas maupun tubuh yang perkasa." Allah memberikan kerajaan kepada siapa yang  dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui”(S 2 Al-Baqarah 247).
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ( الماءدة 54)
5:54. Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.“(S 5 Al-Maidah 54)
وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ قُلْ إِنَّ الْهُدَى هُدَى اللَّهِ أَنْ يُؤْتَى أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُوتِيتُمْ أَوْ يُحَاجُّوكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ( ال عمران 73)
3:73. Dan Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"(S 3 Ali ‘Imran 73).
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ( النور 32)
24:32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”(S 24 An-Nur 32).
…………………………………………………………………………
BAB  TIGA
Curhat, bisik-bisik dengan Allah
# Masala ke-3: Bagaimana  caranya sehingga rahmat Allah dapat turun dianugerhkan kepada  kita sehingga orang dapat  berhasil mencapai  apa yang  diinginkan? Jawaban hipotetis:  Senada dengan firman Allah dalam Al-Quran s2a45-46 di atas maka memohon pertolongan Allah itu caranya ialah dengan  sabar dan shalat yang benar-benar sangat  khusyu’.
          Dari jawaban ini  timbul masalah lagi, yaitu:  Bagaimana caranya shalat dapat khusyu’ maksimal itu? Untuk menghayati masalah ini diperlukan renungan yang lebih mendalam melalui  LATIHAN SHALAT KHUSYU’  berikut:
 Al-Ihsan itu Menghadap Allah
Arti Ihsan ialah berbuat baik setingkat kebaikan  seorang ibu kepada anaknya. Namun dalam hadis Nabi Saw berikut maka makna  “Ihsan” kepada Allah itu ialah mengabdi atau menyembah Allah seperti  seolah-olah kita melihat Allah langsung-Jika tidak dapat, maka arus diyakini bawa Alla meliat kepada kita. Dapat dibayangkan bagaimana jika kita menghadap Allah-Raja di atas raja seluruh dunia, tetapi melihat Allah itu  di dunia itu tidak mungkin, sehingga cara ini harus dibayangkan dalam hati, yaitu yakin sepenuhnya bahwa Allah melihat kepada kita dalam  mengabdi  khususnya  dalam detik-detik sedang shalat. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ قَالَ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ (رواه البخاري 48)
“Dari Abu Hurairah berkata; bahwa Nabi Saw pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Nabi Saw menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah IHSAN itu?" Nabi Saw menjawab:
   IHSAN itu ialah bahwa “Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Allah dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihat kamu".”(HR Bukhari no.48)
 Allah turun pada 1/3  malam yang akhir
      Melayani  nuansa berpikir masyarakat yang sederhana maka diterangkan oleh Nabi Saw bahwa Allah  setiap malam pasti turun ke langit dunia, memperatikan siapa-siapa  hamba yang sedang salat malam, siapa dan apa yang dimohon:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ (رواه البخاري 1077)
 “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Allah Tabaaraka wa Ta'ala Tuhan kita turun setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni"(HR Bukhari no. 1077).
 Nuansa  Malam yang sebenarnya:
      Aslinya malam itu ialah suatu keadaan yang gelap-gulita, sunyi senyap,  tidak ada suara, tidak ada sinar, semua  makhluk pada tidur semua. Nuansa demikian juga dirasakan oleh beberapa nabi, orang-orang alim soleh dalam sejarah, seperti : Nabi Zakariya, Nabi Yunus, Ashabul Kahfi bahkan Rasulullah Saw sebelum diutus menjadi nabi saat beliau ‘Uzlah di guwa Khira`   dan ketika beliau dikejar-kejar kaum musyrikin beliau bersembunyi 3 malam di dalam guwa Tsaur.
        Pengertian malam ini dicatat dalam Al-Quran dan disinggung oleh hadis berikut:
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ (رواه الترمذي 1907)
“Dari Ali ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Lantas seorang Arab baduwi berdiri sambil berkata, "Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?" Nabi menjawab: "Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari diwaktu manusia pada tidur."”(HR Turmudzi no.1907).
Nabi Zakariya
         Nabi Zakariya dalam kesedihan memohon anak penerus perjuangan Jihad fi Sabilillah, beliau berdo’a dalam Mihrab  di malam yang sunyi senyap, gelap gulita, termaktub dalam Al-Quran:
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا()إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا ( مريم 2-3)
 “Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariya, yaitu tatkala ia berdo`a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”(S.19 Maryam 2-3)
Nabi Yunus 
Nabi Yunus berdo’a di malam gelap pekat luar biasa   dalam  perut ikan yang berada di dalam laut. Tercatat dalam Al-Quran:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ( الانبياء 87)
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"(S.21 Al-Anbiya` 87).
       Nabi Yunus berdo’a di dalam kegelapan yang luar biasa, yaitu di dalam kegelapan perut ikan, ikannya di dalam  kegelapan laut selama tiga  malam:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"
   Dalam masalah ini Rasul Saw menyeru kita berdo’a do’a ini:
عَنْ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ (رواه الترمذي   3427  واحمد وصححه الألباني من حديث سعد بن أبي وقاص 1383)
“Dari Sa'd ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus ialah;
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ
(Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya).
Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya" (HR Tirmidzi no.3427 dan Ahmad no.1383 dishahihkan oleh Imam Albani).
Pemuda Ashabul Kahfi
Anak remaja Ashabul Kahfi  berdo’a di dalam Guwa  dalam gelap sekali sampai  tertidur  selama 350 tahun, tercatat dalam Al-Quran:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا(الكهف10)
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”(S.17 Al-Isra` 79).
Nabi Saw di dalam  Guwa Khira` dan Guwa Tsaur
Sebelum diangkat sebagai Rasul  Muhammad Saw melakukan “Uzlah atau Tahannuts   yaitu mencari tempat yang sepi-sunyi menyendiri siang dan malam di dalam Guwa Khaira` perlu merenungkan nasib masyarakat yang ada disekitarnya yaitu orang-orang Arab Jahiliyah, sebagian riwayat mencatat ada 6 bulan lamanya sebagian lagi mengatakan 3 bulan beliau melakukan ‘Uzla atau Taannuts di dalam Guwa Khira` ini. Maka akhirnya tg 17 Ramadhan tahun Bi’tsah ke-1 beliau  menerima wahyu Al-Quran yang pertama s96a1-5; susul-menyusul sampai lengkap. Nabi Saw dibekali makan  oleh Khadijah isteri beliau setiap sore. Bagaimana kehidupan malam di dalam duwa yang gelap luar biasa itu sekian lamanya?
    Ketika Rasulullah Saw dikejar-kejar  kaum musyrikin dalam rangka hijrah beliau maka beliau istirahat di dalam Guwa Tsaur selama 3 malam, diabadikan Allah dalam Al-Quran:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ( التوبة 40)
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo`a: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)"”(S.18 Al-Kahfi 10).
Lailatul Qadar
     Al-Quran S.97 Al-Qadar 1-4, menyebutkan adanya malam yang sangat agung, di sana disediakan pahala yang  besarnya sama dengan pahala ibadah 1000 bulan.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ(3)تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ(القدر4)
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”(S.97 Al-Qadar 3-4).
        Dengan demikian maka  Latihan Salat Khusyu`  itu akan lebih luhur jika dilakukan pada waktu malam dengan ibadah-ibadah sebagaimana  tercatat di bawah ini:

SHALAT  MALAM&SHALAT  TAHAJJUJ
         Shalat Tahajjuj itu  adalah shalat malam yang dikerjakan sesudah tidur sedangkan shalat malam atau Qiyamu[ Lail ialah shalat sunat yang dilakukan sesudah shalat ‘Isya` termasuk shalat malam yang sebelum tidur.
         Dasar-dasar shalat malam dan shalat Tahajjuj sangat kuat dari Al-Quran s73a1-3, s73a20,21; s3a17, s51a1, s17a79; Hadis Riwayat Bukhari no177,no.1079, HR Muslim no.1217 dst. Maka dari itu siapa yang  suka mengamalkannya betul-betul sangat terpuji  dan akan mendapat rahmat barokah Allah yang sangat besar. Untuk mengamalkan shalat Qiyamul Lail atau Tahajjuj sayogyanya  dilengkapi dengan amalan-amalan berikut:
(5)  Persiapan dengan amalan sunat
      Amalan untuk menyambut tahajjuj berupaamalan-amalan berdasarkan hadis-hadis Nabi  Saw berikut yaitu:
a) Wudhu sebelum tidur (HR Turmudzi no.3493);
b) Hampir tidur membaca surat Al-Ikhlash,  Falaq, An- Nas lan Ayat Kursi (HR.Bukhari  no.3033, Muslim  no.782); Jika sempat dapat ditambah dengan menghafal hafalan-hafalan surat&ayat  Al-Quran  sampai tertidur.
c) Berniat akan bangun malam untuk  shalat Tahajjuj (HR Nasa‘i  no.1765,Ibnu Majah no. 1334);
d) Membaca  do’a:  بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا =Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup (HR.Bukhari no.5837);
e) Membaca do’a sebelum tidur sedapat-dapatnya;
f) Bangun tidur menjelang jam o2.oo wib. +1/3 malam yang akhir(HR Bukhari no.1077); bangun tidurmembacado’a
:الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النشور
 (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah  mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali)"(HR Bukhari no. 5837)
g) Menyiapkan diri kebelakang, bersuci dan persiapan lain, lalu melihat ke- langit membaca Al-Quran s3a190-200 (HR Bukhari no.4204).
h) Bersuci, berpakaian yang suci, berniat yang suci Lillahi Ta’ala,  bersih dari  pernilaian yang negative, termasuk  bacaan lafal yang akan dibaca  di dalam shalatnya harus serba bagus.
(6)  Mencari tempat shalat
@ Mencari tempat untuk shalat suatu tempat  yang sunyi-senyap, gelap gulita, tidak ada sinar, tidak ada suara, bahkan karena gelapnya mata terbuka atau tertutup sama-sama tidak dapat melihat apapun yang di depannya, persis seperti di dalam guwa Ashabul Kahfi  atau keadaan  Nabi Saw di dalam guwa Khira` 3 bulan atau guwa Tsaur 3 malam, lebih utopis lagi seperti gelapnya keadaan Nabi Yunus di dalam perut ikan, di kedalaman laut, waktu diatas laut gelap sekali jadi gelap luar biasa.
            Kita bayangkan kata B.Y.Habibi dalam bukunya Al-Quran&Iptek(1994h40) bahwa sebelum ledakan Big-Bang di alam semesta ini tidak ada energy, materi, ruang dan waktu. Menurut kita:”Tidak ada apa-apa kecuali Allah”[لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ].
     Dalam gelap yang  luar biasa ini seorang hamba dapat mudah sekali mengamalkan hadis Nabi Saw:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ (رواه البخاري 48)
“Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Allah dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihat kamu".”(HR Bukhari no.48).
          Jika seandainya kita dapat masuk ke-nuansa di atas ini, maka terasa betul oleh kita  bahwa tidak ada apa-apa kecuali Allah”[لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ]  Maka  Insya Allah kita berhasil napak-tilas Mi’taj Nabi Saw sebagaimana dikatakan oleh~An-Naisaburi (6h259) Mi'raj-nya orang shalat yaitu menjauhi selera keduniaan tidak lain kecuali hanya  raqarrub menyembah Allah. Sedangkan Tafsir Ruhul Ma'ani (2h169) mencatat bahwa shalat itu mi'raj-nya orang beriman, munajat kepada Allah, meninggalkan dunia naik ke Sidratil muntaha.
(7) Shalat Tahajjuj
 i) Dimulai dengan Shalat Iftitah 2 rekaat,  ringan-ringan saja(HR Muslim  no.1286)
ii) Shalat Tahajjuj- 11 rakaat, dilaksanakan dengan  sangat serius,  dengan bacaan surat yang panjang-panjang menurut kekuatannya masing-masing, demikian juga berlama-lama ketika  rukuk dan dalam sujud (HR Bukhari no.1079). 
iii)Shalat Tahjjuj itu 11 rakaat, yatiu; 4+4 ditambah witir 3 rakaat (HR   Bukhari no.1079).
iv) Secara khusus berdasarkan hadis-hadis(HR.Turmudzi  no443-444, dan  no.1376-1377, Abu Dawud  no.1105, Ibnu Majah  no.1376, Ash-Shahih Ibni Khuzaimah, Ath-Thabrani, dishahihkan oleh para ulama, dinilai Hasan oleh Imam Al-Albani. Maka dalam  4 rakaat yang pertama supaya  diselingi bacaan Tasbih di tiap gerak rukun shalatnya. Karena banyaknya bacaan Tasbih  dalam 4 rakaat  tersebut sebagian ulama menamakannya “Shalat Tasbih” .
     Oleh karena tidak semua kita mampu untuk shalat Tahajjuj seperti Tahajjuj Nabi Saw yang  mana dalam shalat Tahajjuj  beliau ((HR Bukhari no.1874 dan Muslim no.1219) bahwa  SATU RAKAA’T sesudah Al-Fatihah beliau lalu membaca surat Al-Baqarah=286 ayat, Ali ‘Imran=200 ayat dan surat An_Nisa=176 ayat; Oleh karena itulah bagi kita yang masih lemah ini LATIHAN SHALAT KHUSYU’ melalui pengamalan  hadis-hadis Shalat-Tasbih  yang memberi kesempatan kepada kita dapat latihan shalat khusyu’  ini untuk  sedikit lama dalam shalat Tahajjuj kita  itu.
         Shalat tersebut dinamakan shalat Tasbih karena  banyaknya bacaan  Tasbih  sampai 300 kali dalam shalat ini.  Shalat Tasbih dapat diniatkan sebagai shalat Tahajjuj jika dilaksanakan malam hari sesudah tidur, lalu  disambung dengan 4 rakaat dan witir 3 rakaat senada dengan teks Hadis Riwayat Bukhari  no. 1874 dan Muslim no.1219, yaitu :     4+4+3 rakaat; Yang 4 rakaat pertama membaca  300 kali bacaan Tasbih, 4 rakaat ke dua tidak.
         Untuk shalat Tasbih  dalam bulan Ramadhan, karena  hampir  semua umat Islam melaksanakan Shalat Tarwih di awal malam, maka shalat Tasbih dapat dilaksanakan  sesudah tidur senada  dengan Shalat Tasbih cukup 4 rakaat tidak ada witir.
         Hadis Shalat Tasbih diperselisihkan para ulama, namun sebagai penutup perbedaan pendapat tersebut maka kita dapat memegang pendapat kritikus- hadis  Imam Al-Albani yang menyatakan bahwa hadis Shalat Tasbih itu nilain.ya HASAN tidak dha’if dan banyak ulama hadis menilainya sebagai  Shahih.
(8)  Shalat Tasbih
@ Dasar hukum shalat Tasbih:
Hadis-hadis tentang shalat Tasbih terdapat beberapa jalur sanad  yang dibahas  oleh ulama hadis, maka kita hormat dan mengikuti pendapat Imam Al-Albani yang menyatakan bahwa hadis shalat Tasbih nilainya Hasan, salah satu sanad ialah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْعَبَّاسِ يَا عَمِّ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَنْفَعُكَ أَلَا أَصِلُكَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ فَإِذَا انْقَضَتْ الْقِرَاءَةُ فَقُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً قَبْلَ أَنْ تَرْكَعَ ثُمَّ ارْكَعْ فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ اسْجُدْ فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَك فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ اسْجُدْ فَقُلْهَا عَشْرًا ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَقُلْهَا عَشْرًا قَبْلَ أَنْ تَقُومَ فَتِلْكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ وَهِيَ ثَلَاثُ مِائَةٍ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُكَ مِثْلَ رَمْلِ عَالِجٍ غَفَرَهَا اللَّهُ لَكَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ يَقُولُهَا فِي يَوْمٍ قَالَ قُلْهَا فِي جُمُعَةٍ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُلْهَا فِي شَهْرٍ حَتَّى قَالَ فَقُلْهَا فِي سَنَةٍ (رواه ابن ماجه 1376 ) قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَن443)aa
“Dari Abu Rafi' ia berkata; Rasulullah  Saw bersabda kepada Abbas: "Wahai paman, maukah jika aku memberimu hadiah, maukah jika aku memberikan manfaat kepadamu, maukah jika aku menyambung silaturahmi kepadamu?" ia menjawab, "Tentu, ya Rasulullah. " Beliau bersabda: Shalatl empat raka'at,
#  Di setiap raka'at engkau membaca Fatihatul kitab (surat Al Fatihah) dan satu surat. Apabila selesai membaca, maka ucapkanlah; 
  سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَر
(Maha Suci Allah dan Segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan Yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar) sebanyak lima belas kali sebelum rukuk.
# -Kemudian rukuk dan ucapkanlah bacaan itu lagi sepuluh kali.
#- Kemudian angkatlah kepalamu dan ucapkanlah lagi sepuluh kali,
#- Kemudian sujud dan ucapkanlah lagi sepuluh kali,
# Kemudian angkatlah kepalamu dan ucapkanlah lagi sepuluh   kali,
#  Kemudian sujud dan ucapkanlah lagi sepuluh kali,
# Kemudian angkatlah kepalamu dan ucapkanlah lagi sepuluh kali sebelum engkau bangun.
    Semua itu genap berjumlah tujuh puluh lima dalam setiap raka'at, dan berjumlah tiga ratus dalam empat raka'at.
Sekiranya dosa-dosamu seperti pasir yang menggunung, Allah akan mengampuninya"
Abbas berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang tidak mampu mengucapkan itu dalam sehari?" Beliau bersabda: "Lakukanlah sekali dalam seminggu, jika tidak mampu maka lakukanlah sekali dalam sebulan, " hingga beliau bersabda: "Maka Lakukanlah sekali dalam setahun")HR Ibnu Majah no.1376 dan At-Tirmidzi (443) mengatakan hadis ini Hasan ).         .
(9) Pengamalan Shalat Tasbih
           Pelaksanaan Shalat Tasbih itu adalah sebagai berikut:
Shalat 4 rakaat,
ii. Membaca Tasbih 300 kali dibagi dalam 4 rakaat:
Ketika berdiri membaca:
      -Surat Al-Fatihah, lalu membaca Surat selain Al-Fatihah, lalu membaca: -Tasbih 15 kali
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
      2.Waktu Rukuk  sebelum i’tidal membaca  Tasbih  10 kali
3.Waktu I’tidal sebelum sujud membaca  Tasbih  10 kali
4.Waktu Sujud sebelum duduk membaca  Tasbih  10 kali
5. Waktu Duduk membaca  Tasbih 10 kali
6. Waktu Sujud  sebelum duduk membaca  Tasbih  10 kali
7. Waktu duduk sebelum berdiri membaca Tasbih 10 kali
# Rakaat ke-1 membaca tasbih 15+10+10+10+10+10+10=75 kali tasbih.
     # Rakaat ke-2=75, rakaat ke-3=75,rakaat ke-4=75=4 rakaat jumlahnya 300 kali.
(10)  Bacaan  Tasbih yang  lengkap
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Nabi Sawbersabda:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ )رواه مسلم 3985)
“Dari Samurah bin Jundab ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala; 1) Subhanallah, 2) Al Hamdulillah, 3) Laa ilaaha illallah, 3) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai”(HR Muslim no.3985).
(11) Rahmat dan barokah Shalat Tasbih
Barang siapa melakukan amalan Shalat Tasbih, maka dia
akan mendapat ampunan Allah dosanya:
. فَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُكَ مِثْلَ رَمْلِ عَالِجٍ غَفَرَهَا اللَّهُ لَكَ
"Sekiranya dosa-dosamu seperti pasir yang menggunung, Allah akan mengampuninya"(HR Ibnu Majah no. 1377).
إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَقَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ وَخَطَأَهُ وَعَمْدَهُ وَصَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ وَسِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ (رواه ابن ماجه 1377)
" Jika kamu melakukannya, Allah akan mengampuni dosa-dosamu baik yang pertama atau yang terakhir, yang telah lalu atau yang baru, yang salah atau yang sengaja, yang kecil atau yang besar, yang tersembunyi atau yang Nampak” (HR Ibnu Majah no.1377) -                      .
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ (رواه مسلم 3985 واحمد 19248)
Artinya: "Dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Kalimat yang paling disenangi Allah ada 4, yaitu:Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, maka tidak akan mempersulit kalian dengan lafal yang mana saja dari ke-4 kalimat itu dimulai"(HR Muslim no.3985 dan Ahmad no.19248).
(12)  Merenungkan makna lafal yang dibaca
         Semua yang kita baca di dalam shalat secara global isi kandungan lafal, ayat dan surat itu tersimpan di dalam surat Al-Fatihah pokoknya isi semua yang kita  baca ialah menyembah Allah mohon  jalan yang benar jalan ke surga jalannya para nabi, orang sidik, syhada dan para alim soleh, bukan jalan ke neraka jalannya  orang yang sesat dan  mendapat murka  Allah.,
          Rasulullah Saw setiap membaca ayat atau surat jika sampai pada lafal-tertentu beliau berdo’a senada dengan makna kalimat yang dbaca itu”(HR An-Nasa`i no.1120 dan Abu Dawud no.739). Dengan demikian maka  dalam shalat Tasbih ini di dalam  masing-masing rakaat kita berdo’a dalam hati atau merenungkan apa yang sedang  kita ucpkan:
# Pada rakaat ke-I dalam membaca Tasbih kita camkan lafal”
سُبْحَانَ اللَّهِ  artinya Allah Maha Suci, sebaliknya kita manusia mempunyai sifat banyak salah dan dosa, maka kita ingat-ingat semua kesalahan  dan dosa yang pernah  kita perbuat, lalu memohon ampun., maghfirah dari Allah.
# Pada rakaat ke-II dalam membaca lafalوَالْحَمْدُ لِلَّهِ  artinya segala puji itu milik Allah atau syukur kita kepada Allah; Maka  kita ingat-ingat dalam hati amal soleh yang sudah berhasil kita perbuat lalu kita jadikan “Tawassul” perantara mohon dikabulkannya do’a kita.
# Pada rakaat kle-III saat membaca lafal  وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه artinya tidak ada Tuhan kecuali Allah, kita ingat-ingat keberhasilan kita ketika mengerjakan sesuatu yang di luar kemampuan kita berhasil dengan mulus, maka  kita yakin bahwa semua ini pasti karena qudrat-iradat Allah, tidak mungkin kita berhasil kecuali karena rahmat Allah.
# Pada rakaat ke-IV ketika kita membaca lafalوَاللَّهُ أَكْبَرُ artinya Allah Maha Besar, maka kita ingat-ingat apa yang kita inginkan menjadi gagal karena dikalahkan oleh proyek yang lebih besar, proyek yang lebih inipun sering dikalahkan oleh proyek yang jauh lebih besar lagi, demikian berturut-turut, yang lebih besar tersebut dikalahkan oleh program yang terlalu besar  bertingkat-tingkat terus lebih besar maka  puncak program yang mutlak  tidak dapat dikalahkan ialah  proyek yang Maha Besar ialah perencanaan qudrat-iradat Allah Allah. Oleh karena itulah kita mengucapkan Allahu Akbar=Allah Maha Besar, Allahu Akbar.
        Selanjutnya dalam memilih surat sesudah Al-Fatihah sebaiknya memilih surat yang kita mengerti makna kandungannya jika perlu kita pilih surat atau ayat-ayat do’a  yang berisi permohonan  para nabi misalnya  do’a N. Ibrahim mohon aman damai sejahtera bahagia negeri sekitar (Qs14a35), do’a N.Musa mohon dapat mengalahkan Raja Fir’aun(s20a25), do’a N.Zakariya mohon anak cucu yang alim soleh (s19a5-6) atau do’a N. Yunus mohon ampun atas segala kekeliruan(s21a87).
         Untuk mereka yang mempunyai kelonggaran maka pada hari Kamis malem Jumat  dalam Shalat Tasbih  membaca surat-surat Al-Fatihah memilih surat-surat Yasin,Ad-Dukhan. As-Sjdah, Al-Mulku yaitu:
Pada raa'at pertama surat Al Fatihah dan Surat Yaasiin;
Pada raka'at kedua sesudah membaca Surat Al Fatihah ;lalu Surat Ad Dukhan,
Pda rakaat ke-tiga setelah  bacaan Surat Al Fatihah kemudian membaca As Sajdah,
Pada raka'at keempat  setelah memaca Surat Al Fatihah kemudian Surat Tabarak (Surat Al Mulk).
(Demikian Hadis Riwayat Tirmidzi no.3493)..
(13) Mi’rajul Mu`min
             Jika seandainya kita dapat mengamalkan Latihan Shalat Khusyu’ ini dalam kondisi yang benar-benar sangat gelap sekali, tidak dapat melihat apa-apa, tidak dapat melihat jam, pukul berapa, tidak mendengar suara  apapun, tidak ada siapapun orang yang melihat kita, maka Insya Allah kita dapat melihat Allah dengan mata hati, kita dapat mencurahkan isi hati (curhat), berbisik-bisik kepada Allah, mengadukan masalah dalam pikiran kita, kita  dapat memohon kepada Allah hal yang paling  sederhana sampai yang paling sulit sekali, kita dapat pasrah-bongkokan  kita menyerah dan menyerahkan kemusykilan apa-saja sepenuhnya kepada Allah; Sebaliknya Allah itu mutlak Maha dalam 20 sifat wajib dan 99 nama (Asmaul Husna).
@Tafsir Ar-Razi (1h161) dalam menganalisa Al-Quran s2a286 mencatat bahwa ayat ini menandakan sempurnanya rahmat Allah dikaitkan dengan surat Al-Fatihah maka  Nabi Saw  menyebut pengalaman rohani saat menjalani Isra` Mi'raj, sehingga siapa yang shalat dengan membaca surat Alfatihah  dia dapat naik ke alam cahaya sehingga shalat itu merupakan MI’RAJ-nya orang yang beriman.
 Ar-Razi  selanjutnya(1h167)mengaitkan surat Al-Fatihah ayat 5
-{إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}   disambung dengan {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
    lalu memohon pertolongan yang  terlalu penting, yaitu:
{صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ}  dalam keadaan tunduk-taat sampailah ke tingkat nikmat dari  Allah yang sangat besar diteruskan dengan bacaan Tahiyat   التحيات المباركات الصلوات الطيبات لله  pada saat Tahiyat maka orang yang shalat akan tiba di-tingkat Mi'raj SERASA DENGAN MI’RAJ NABI SAW senada ayat:
فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا(النساء 69)
   Artinya: “Maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para Shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”(S 4 An-Nisa 69).
~ An-Naisaburi (3h384):Do'a Iftitah, jiwa mi'rahj, naik ke-alam Lahut, sehingga Allah mengabulkan do’a kita , Allah  gampang saja mewujudkan apa yang terlalu sulit bagi manusia untuk melakukannya.
    Disamping itu rasa-rasanya  ketika itu kita seolah-olah naik alam Alam Lahut alam ketuhanan walaupun hanya di muka pintu saja Sidratil Muntaha, persis  seperti yang dibayangkan para ulama di antaranya ialah sebagai berikut:
~An-Naisaburi (4h472) menyatakan bahwa  jiwa yang dapat  naik ke alam Lahut suatu rahasia kegaiban Tuhan itu hanya malaikat.
~An-Naisaburi (6h259) mengatakan bahwa  mi'raj-nya orang shalat itu karena menjauhi selera keduniaan tidak lain  kenginannya itu kecuali menghadap taqarrub kepada  Allah.
@Tafsir Ruhul Ma'ani (2h169) menyatakan bahwa shalat itu mi'raj-nya orang beriman, dia munajat kepada Allah, meninggalkan dunia kemudian  naik ke Sidratil muntaha.
@Tafsir Ruhul Bayan (4h285) terkait dengan Al-Quran s14a40 mencatat  bahwa orang shalat itu naiknya jiwa dalam istiqamah di jalan  tuhan dan bersama Tuhan.
~Ruhul Bayan (7h133) mengaitkannya dengan Al-Quran s33a33-40 mencatat bahwa jiwa orang shalat itu mi'raj keluar dari alam nafsu keduniaan naik ke alam  lahut ketuhanman.
~Ruhul Bayan (8h73) mencatat bahwa Nabi Saw bersabda: "Shalat itu mi'raj-nya orang beriman.
@An-Naisaburi (3h384) mengatakan bahwa dengan Do'a Iftitah, shalatku, ibadahku, hidup-matiku milik Allah, jiwa  terasa mi'rahj, naik ke-alam Lahut.
(14)  Curhat kepada Allah*
       Senada dengan Sabab Nuzul–Latar Belakang Turunnya Al-Quran S.2 Al-Baqarah 186  bahwa  seorang sahabat dari dusun  bertanya kepada Nabi Saw soal apakah Tuhan itu dekat ataukah jauh; jika Tuhan itu dekat maka dia akan  berbisik-bisik dengan Tuhan, jika Tuhan itu jauh dia akan berteriak. Dan dijawab oleh Allah dengan turunnya Al-Quran S2a16, bahwa  Tuhan itu sangat dekat dengan hamba-Nya. Maka Rasulullah Saw juga memperjelas lagi beliau bersabda bahwa Allah itu tidak tuli, maka  lemahkan suara do’a itu:
عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنَّا إِذَا أَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّهُ مَعَكُمْ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ (رواه البخاري 3883 ومسلم 4873)
“ Dari Abu Musa Al Asy'ari r'a ia berkata; “Ketika Rasulullah Saw melihat orang-orang menuruni lembah sambil mengeraskan suara bertakbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa ilaaha illallah (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), maka Rasulullah Saw bersabda: "Rendahkanla suara kalian, karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang ghaib. Sesungguhnya kalian berdo’a kepada  Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu bersama kalian” (HR Bukhari no.3883 dan Muslim no.4873).
           Oleh karena itu sesudah salam Shalat Tasbih atau 4 rakaat pertama dalam Shalat Tahajjuj di atas, kemudian sujud lagi dan  di dalam sujud ini kita mengucapkan do’a-permohonan kepada Allah dengan suara lirih berbisik-bisik kepada Allah didahului dengan shalawat dan hamdalah, istighfar memohon maghfirah dan berdo’a dengan do’a Ma’tsurat kemudian menghaturkan permohonan mencurahkan isi  hati yang paling dalam kita curahkan  seluruh uneg-uneg semua masalah, bahkan dengan bahasa kita sendiri dengan kata-kata yang jelas. Kita mengambil waktu sesudah salam karena di dalam shalat kita tidak boleh mengucapkan kata-kata di luar nash hadis Nabi Saw, sehingga do’a diterapkan sesudah salam dalam keadaan sujud.
          Dan jangan sampai terlupa kita harus berdo’a, memohonkan rahmah, maghfirah, syafaah, nikmah dan karomah kepada  orang-orang yang  kita sebutkan nama-namanya dengan jelas, bapak-ibu, nenek moyang, saudara, sanak famili, tetangga dekat tetangga jauh, teman-sejawat, sahabat-karib, kenalan bahkan semua orang yang pernah kita salahi, kita keliru berbuat kepadanya.  Dasarnya ialah do’a Nabi Ibrahim:
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (ابراهيم41) 
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim :  41)
(15) Shalat Nabi Saw  sangat khusyuk dan lama sekali
        @Tafsir Al-Baghawi (5h116) dalam menganalisa Qs17a79 mencatat hadis bahwa Abu Salamah bertanya kepada ‘Aisyah tentang shalat Nabi Saw yang dijawab bahwa  beliau shalat dibulan Ramadhan dan semua bulan di luar Ramadhan tidak lebih dari 11 rakaat, (4+4+3 rakaat), tetapi jangan tanya  khusyuk dan lamanya luar biasa, sebagaimana tercantum dalam hadis Bukhari/
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ فَقَالَتْ مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ قَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي (رواه البخاري  1874 ومسلم1219  )
“Dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman bahwasanya dia bertanya kepada 'Aisyah radliallahu 'anha tentang cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bulan Ramadhan. Maka 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (melaksanakan shalat malam) di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya lebih dari sebelas raka'at, Beliau shalat empat raka'at, maka jangan kamu tanya tentang bagus dan panjangnya kemudian Beliau shalat empat raka'at lagi dan jangan kamu tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian Beliau shalat tiga raka'at. Lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum melaksanakan witir?" Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, namun hatiku tidaklah tidur" (HR Bukhari no.1874 dan Muslim no.1219).
@Tafsir Al-Khazin (4h275) dalam menganlisa Qs17a77-79 tersebut mencatat hadis bahwa Nabi Saw  bahwa karena lamanya shalat sampai kaki beliau bengkak-bengkak:
عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا (رواه مسلم 5044 (
“Dari Al Mughirah bin Syu'bah nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam shalat hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang terlalu dan yang dikemudian. Beliau menyahut: "Apakah aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?")HR Muslim no.5044 dan Bukhari n0.377).
    Setiap Nabi Saw membaca surat atau ayat yang sangat penting seringkali beliau  berhenti untuk menghayati makna isi yang dibaca itu lalu berdo’a sangat serius:
أَنَّ عَاصِمَ بْنَ حُمَيْدٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَوْفَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قُمْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَدَأَ فَاسْتَاكَ وَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى فَبَدَأَ فَاسْتَفْتَحَ مِنْ الْبَقَرَةِ لَا يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ وَسَأَلَ وَلَا يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ يَتَعَوَّذُ ثُمَّ رَكَعَ فَمَكَثَ رَاكِعًا بِقَدْرِ قِيَامِهِ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ثُمَّ سَجَدَ بِقَدْرِ رُكُوعِهِ يَقُولُ فِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ثُمَّ قَرَأَ آلَ عِمْرَانَ ثُمَّ سُورَةً ثُمَّ سُورَةً فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ  (رواه النسائي 1120 وابوداود 739)
“Bahwa 'Ashim bin Humaid berkata; aku mendengar 'Auf bin Malik berkata; "Aku pernah bangun bersama Nabi Saw, lalu beliau mulai bersiwak dan berwudhu. Kemudian beliau berdiri dan shalat. Beliau mengawali shalatnya dengan membaca surat Al Baqarah. Beliau tidak melewati ayat tentang rahmat kecuali beliau berhenti dan memohon (rahmat). Beliau juga tidak melewati ayat tentang adzab kecuali beliau berhenti dan berlindung darinya. Kemudian beliau ruku' hingga ia tenang dalam keadaan ruku' seukuran berdirinya, sambil membaca: 'Subhana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaai wal 'adzamati (Maha Suci Dzat yang mempunyai hak memaksa dan kekuasaan, serta yang memiliki kesombongan dan keagungan) ' saat ruku'. Lantas beliau Shallallahu'alaihiwasallam sujud seukuran ruku'nya tadi dengan membaca: 'Subhana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaai wal 'adzamati'. Kemudian beliau membaca surat Ali 'Imran, kemudian surat lainnya, dan beliau juga melakukan hal yang sama - di rakaat berikutnya”(HR  An-Nasa`I no.1120 dan Abu Dawud no.739).
        Lama  dalam rukun yang lain, ruku’ dan sujud  beliau seimbang dengan lamanya beliau berdiri. Hadis Nabi Saw mencatat  sebagai berikut:
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ فَقُلْتُ يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِائَةِ ثُمَّ مَضَى فَقُلْتُ يُصَلِّي بِهَا فِي رَكْعَةٍ فَمَضَى فَقُلْتُ يَرْكَعُ بِهَا ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ فَقَرَأَهَا ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا يَقْرَأُ مُتَرَسِّلًا إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيحٌ سَبَّحَ وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ ثُمَّ رَكَعَ فَجَعَلَ يَقُولُ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ فَكَانَ رُكُوعُهُ نَحْوًا مِنْ قِيَامِهِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ثُمَّ قَامَ طَوِيلًا قَرِيبًا مِمَّا رَكَعَ ثُمَّ سَجَدَ فَقَالَ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى فَكَانَ سُجُودُهُ قَرِيبًا مِنْ قِيَامِهِ قَالَ وَفِي حَدِيثِ جَرِيرٍ مِنْ الزِّيَادَةِ فَقَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ (رواه مسلم 1291 والترمذي 243 والنسائي 999)
" Dari Hudzaifah ia berkata;  “Pada suatu malam, saya shalat (Qiyamul Lail) bersama Rasulullah Saw, lalu beliau mulai membaca surat Al Baqarah. Kemudian saya pun berkata (dalam hati bahwa beliau) akan ruku' pada ayat yang ke seratus. Kemudian (seratus ayat pun) berlalu, lalu saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan shalat dengan (surat itu) dalam satu raka'at. Namun (surat Al Baqarah pun) berlalu, maka saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan segera sujud. Ternyata beliau melanjutkan dengan mulai membaca surat An Nisa` hingga selesai membacanya. Kemudian beliau melanjutkan ke surat Ali Imran hingga selesai hingga beliau selesai membacanya. Bila beliau membaca ayat tasbih, beliau bertasbih dan bila beliau membaca ayat yang memerintahkan untuk memohon, beliau memohon, dan bila beliau membaca ayat ta'awwudz (ayat yang memerintahkan untuk memohon perlindungan) beliau memohon perlindungan” (HR Muslim no.1291 dan Turmudzi no.243). Dalam Musnad Ahmad n.22175 disebutkan  dapat difaham bahwa beliau  membaca tiga surat itu di dalam satu rakaat.
16. Berdo’a  untuk kesembuhan mereka yang sakit
          Shalat Tasbih itu sama dengan shalat Qiyamul Lail atau Tahajjuj, hanya  saja  pada 4 rakaat pertama diselilingi membaca  tasbih 300 kali dibagi dalam 4 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan 4 rakaat ke-dua tidak membaca tasbih tersebut, ditutup dengan shalat Witir 3 rakaat.
          Selesai shalat witir lalu membaca wirid dan dzikir sedapat-dapatnya kemudian membaca shalawat dari Al-Quran Qs33a56 dan Shalawat-Ibrahimi (HR Bukhari no.3119 serta shalawat yang mudah  lainnya  sebanyak-banyaknya   kemudian berdo’a memohon sembuhnya siapa saja yang sedang sakit, anak, isteri, orang tua, kakek-nenek, sanak saudara, kerabat dekat, keluarga besar dan semua orang yang sakit  kita  do’akan, semoga  segera sembuh, sehat wal afiat, sejahtera, senang, lego-legowo, rahayu wilujeng, bahagia dunia akhirat.
         Terakhir membaca do’a penutup shalawat dan hamdalah, pujian kepada Allah yang serba Maha.
…………………………………………………………………       


Beberapa Catatan
(1)Analisa terhadap  hadis Shalat Tasbih
#Kitab Shahihut Targhib wat-Tarhib (1h165) menilai hadis shalat Tasbih melalui jalur 'Ikrimah-Ibnu 'Abbas Shahih li Ghairihi (HR Abu Dawud  no.1105, Turmudzi no.443-444. dan Ibnu Majah no.1376, Ibnu Khuzaimah);
#Al-Hafizh mengatakan hadis itu diriwayatkan melalui jalur yang banyak oleh Jamaah dari sahabat yang dinilai shahih. Muslim bin Hajjaj mengatakan bahwa tidak ada yang lebih baik dari pada jalur lewat Ibnu 'Abbas-'Ikrimah ini.
#Kitab Ash-Shahih wadh-Dha'if Sunan Turmudzi (1h481) mencatat dua jalur: 1) Dari Anas – Ummu Sulaim. 2) Ibnu 'Abbas-Abu  Rafi'  maka Imam Al-Albani menilai Hasan.
#Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahih-nya (4h442) no.1149 meriwayatkan hadis shalat Tasbih melalaui jalur 'Ikrimah-Ibnu 'Abbas adalah shahih.
#Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (17h324)  no.5670 mencatat pendapat An-Nawawi bahwa hadis shalat Tasbih itu shahih. Di halaman lain (18h207) Ibnu Hajar mencatat Tasbih itu mencakup semua lafal dzikir, shalat Nafilah. Yang paling baik ialah shalat Tasbih melalui riwayat Abu Dawud  no.1105 dan Turmudzi no.443-444.
 #Ibnu Hajar, menyatakan  bahwa hadis  shalat Tasbih itu dinilai shahih oleh  Ibnu Rahawaih, Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim, karena ada Mutabi' yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan Ath-Thabrani, lewat Abul Jauza` sedangkan  Daraquthni  meriwayatkannya dengan 6 jalur.  Daraquthni meriwayatkannya yang nilainya Hasan
#Ibnu Hajar menyatakan "Tidak ada masalah"(به لا بأس) dan menilainya sebagai  Hasan-Shahih karena ada Syawahid-nya .
# bnu Hajar dalam kitab Fathul Bari  (17h324)  no.5670 tercatat pendapat An-Nawawi bahwa hadis shalat Tasbih itu shahih; Yang paling baik ialah shalat Tasbih riwayat Abu Dawud, Turmudzi.
          Shalat Tasbih itu mustahab  berdasarkan hadis dari Ibnu 'Abbas dengan mutabi' oleh  hadis yang diriwayatkan ulama Syafi'iyah.
#Ay-Syaukani (1h19) dalam Kitab Al-Fawaidul Majmu'ah meriwayatkan hadis shalat Tasbih lewat jalur Al-’Abbas diriwayatkan oleh Daraquthni marfu' lewat Ibnu 'Abbas, Abu Rafi'  dan Ad-Dailami.
          Shalat Tasbih jika dilakukan waktu malam hendaknya diniatkan dengan Shalat Qiyamu Lail-Tahajjuj (4+4 rakaat) ditutup dengan witir sehingga jumlahnya menjadi 11 rakaat. Jika sebelumnya sudah ada shalat witir maka tidak perlu ditambah.
@Sebagian ulama menilai hadis shalat Tasbih  sebagai dha’if.
(2). Dzikir atau wirid dengan  membaca Al-Quran
       Taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Quran dan merenungkan isinya. Dibaca sebelum, di dalam shalat dan sesudah shalat ataupun di luar  shalat dan di rumah atau saat I’tikaf di dalam masjid.
           Bagi yang melakukan dzikir atau membaca wirid  dalam shalat, karena  ingin mencari ridhoAllah yang lebih besar maka surat-surat  yang dibaca sesudah Al-Fatihah sayogyanya memilih surat-surat yang diketahui mengandung  makna yang sangat luhur, walaupun seluruh Al-Quran itu memiliki keutamaan atau fadhilah yang mulia, namun ada beberapa surat atau ayat yang mempunyai nilai-nilai khusus, sebagai do’a nabi-nabi atau disebut-sebut oleh Rasulullah Saw sebagai berikut:
     Dipesilahkan memilih  surat atau ayat sesuai dengan maksud ayat dengan situasi dan kondisi  kita sendiri, menurut sempit dan longgarnya waktu, dengan catatan dan pernyataan Rasulullah Saw. sebagai berikut:
@ Al-Quran itu menjadi penolong (syafaat)hamba di Hari Kiamat (Lih.Muslim  no.1337)
@ Orang yang membaca Al-Quran itu didampingi oleh  para malaikat (HR.Bukhari   no.4556 dan Muslim 1329)
@ Jamaah  yang membaca dan merenungkan isi Al-Quran akan diliputi rahmat Allah dan dijaga para malaikat (HR.Muslim no.4867)
@ Bacaan Al-Quran 10, 100 atau 1000 ayat Al-Quran akan mendapat anugerah Allah yang sangat besar (HR. Abu Dawud  no1190 dan Darimi  no.3326).
@ Yang membaca 1000 ayat Al-Quran , dia akan bersanding dengan para nabi, orang2 shiddiq, syuhada` dan shalihin(HR Ahmad  no.15058)
@ Yang sibuk dzikir dan membaca Al-Quran akan dianugerahi sesuatu yang paling afdhol (Lih.Turmudzi  no.2850 dan Darimi  no.3222).
(1) Surat Al-Fatihah itu surat yang paling istimewa (Lih.Bukhari  no.4280);
(2) Melalui bacaan S. Al-Fatihah dan S.2 Al-Baqarah 285-286, do’a  dijanjikan terkabul   (Lih. Bukhari  no.1339);
(3) Surat Al-Falaq dan An-Nas, isinya luar biasa (Lih.Bukhari  no.2827, Muslim 1348);
(4) SuratAl-Ikhlash nilainya sama dengan 1/3 Al-Quran(Lih.Bukhari  no.6826;
(5) Surat   An-Nashr sama dengan ¼ AlQuran; (Lih. Turmudzi  no.2820).
(6) Surat Al-Kafirun sama dengan ¼ Al-Quran; (Lih. Turmudzi  no.2820).
(7) Surat  Zulzilat  sama dengan  ¼  Al-Quran (Lih. Turmudzi  no.2820).
(8) S.2 al-Baqarah 255(Ayat Kursi), sebagai do’a mengusir syeitan (Lih. Bukhari        no. 3033).
(9) Surat Al-Baqarah, dapat mengusir syeitan(Lih.Muslim   no.1300);
(10) Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran penuh barokah(Lih. Muslim no. 1337);
  (11) Membaca S.18 Al-Kahfi ayat 1-10, bisa terjauh dari godaan      Dajjal (Lih.Muslim  hadis no.1342); Surat al-Kahfi membawa ketenteraman (Lih.Bukhari  no.3345, Muslim 1325)
  (12) Surat Yasin nilainya sama dengan 1/10 Al-Quran(Lih.Turnudzi  no.2812)
  (13) Surat-surat Musabbihat lebih baik dari bacaan 1000   ayat disunatkan dibaca sebelum tidur (Lih.Turmudzi  n.2845, Abu Dawud  no.4398).(Surat-surat Musabbihat ialah Al-Isra`, Al-Hadid, Al-Hasyr, Ash-Shaf, Al-Jum’at, At-Taghabun dan Al-A’la
(14) S.2 Al-Baqarah 255 (Ayat Kursi) dan s.40 Al-Ghafir 1-3 dijaga oleh malaikat (Lih.Turmudzi  no.2804 dan Darimi  no.3252)d
(15) S.30 Ar-Rum 13 menutup amalan yang tertinggal (Lih.Abu Dawud  no.4414)
(16) S.9 At-Taubat 129 dibaca 9 kali Allah akan mencukupi keperluan dia (Lih.Abu Daud  no. 4418)
(17) S.59 al-Hasyr 22-23-24 diulang 3 kali, maka dia dido’akan oleh banyak sekali malakat (Lih.Turmudzi  no.2846 dan Ahmad  no.19419)
(18) Setiap malam Nabi Saw.membaca surat Al-Isra` dan Az-Zumar, (Lih Ahmad  no.24380)
 (19) Surat Al-Isra`, Al-Kahfi dan Maryam, merupakan harta simpanan  dan pembebas (Lih.Bukhari  no.5339).
(20) Surat Hud, Al-Waqi’ah, Walmursalat, ‘Amma Yatasaalun dan At-Takwir (Lih.Turmudzi  no.3219). Walmursaalat dibaca waktu Maghrib (Lih.Bukhari  no.721 dan Muslim CD no.704)
(21) Surat Qaf,dibaca tiap  Jum’at (Lih.Muslim  no.1440)
 (22) Surat Yasin dibacakan kepada   orang mati(HRAbu Dawud  no.2714dan Ibnu Majah  no.1438)
(23) Surat Al-Fat hu paling disukai Nabi Saw. (Lih.Bukhari  no.3859)
(24) Membaca surat Al-Jum’at dan Al-Munafiqun saat shalat Jum’at (Lih.Muslim  no. 1451)
(3)  Do’a
a) Dzikir dengan membaca do’a
Adab dan tata tertib berdo’a
        Do’a atau permohonan itu dari bawah ke atas, sebaliknya jika dari atas ke bawah namanya perintah. Oleh karena adab sopan santun berdo’a itu  ialah sebagai berikut:
    1. Merendah diri-Andap asor  dengan suara yang merdu dan penuh hormat(Lih.Q.s7a205;s6a63;s7a55; Bukhari  no.5905).)
    2.Tidak mendesak meminta  segera terkabul. tidak mengandung dosa (Lih.Bukhari no.5865)
    3.Barpakaian yang sopan dan suci (Lih.Q.s7a31)
    4.Taqarrub=dedepe, pasrah bongkokan kepada Allah secara maksimal (lih.Q. 96a19; S40a44;Bukhari  no.6021 )
    5.Dengan suara yang sopan penuh hormat (Lih.
    6.Dalam sujud (Lih.Muslim  no.4733;Nasai  no.1125;Abu Dawud  no. 741;Ahmad  no. 9083)
    7.Tidak berhenti dari Taqarrub kepada Allah  (Lih.Q.s33a41;s2a152;Muslim     no.558;Abu Dawud   . no.17)
b) DO’A-DO’A   PARA   NABI
Sebaik-baik do’a ialah do’a  para nabi dan dari Al-Quran, yaitu:
1.Do’a Nabi Adam
@ Mohon rahmat dan ampunan dari kesalahan
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ   الْخَاسِرِينَ( الاعراف 23)
    \ ”Ya Tuhan kami, kami telah dzalimkan diri kami  sendiri, Jika Engkau tidak mengampuni kami dan Engkau  rahmatkan kami, tentulah kami menjadi orang yang rugi.” (Al A’raf : 23)
2.Do’a Nabi Nuh
@ Mohon selamat dari kekeliruan
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ( هود 47)
    “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakekatnya). Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Hud : 47)
@ Mohon pengikut yang beriman
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ    وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا (نوح 28) 
   “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk kerumahku dengan beriman dan semua orang beriman yang laki-laki dan yang perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dzalim itu selain binasaan.” (QS. Nuh :28)
3.Do’a Nabi Ibrahim
@ Mohon munculnya mujahid Islami
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا    وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ(128)رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا    مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ    أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(129)(البقرة 128-129)
   “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami) sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 128-129)
@ Mohon anak-cucu yang alim soleh
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ()رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (ابراهيم 40-41)  
   “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah do’aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim : 40 – 41)
@ Mohon petunjuk jalan ke surga
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ(83)وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ(84)وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ(85)(الشعراء 83-85)
    “(Ibrahim berdo’a): Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukanlah aku kedalam golongan orang-orang yang shaleh. Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai Syorga yang penuh kenikmatan.” (QS. Asy-Syu’ara : 83-85)
@ Mohon selamat dari fitnah
رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ(4)رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً    لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ( الممتحنة 5)  
   “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Tuhan kami janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mumtahanah : 4-5)
4.Do’a Nabi Luth
@ Mohon selamat dari yang jahat-2
  رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ( الشعراء 169)   
    (Luth berdo’a) : “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” (QS. Asy-Syu’araa :169)
5.Do’a Nabi Yusuf
@ Mohon lingkungan yang soleh
رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ   السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا   وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ  ( يوسف 101)
    Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf :101)
6.Do’a Nabi Ayyub
@ Mohon kesembuhan dari sakit
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
( الانبياء 83)
    ”Ya Tuhanku, bahwasanya aku telah ditimpa bencana, dan Engkaulah Tuhan yang paling rahim dari segala yang rahim (Penyanyang)” (Al Anbiyaa : 83)
7.Do’a Nabi Syu’aib
@ Mohon terbukanya pintu kebenaran
 رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا
 وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (الاعراف89)                            .”Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara   kami dan kaum kami dengan yang hak (adil) dan Engkaulan Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya” (QS. Al-A’raf : 89)
8.Do’a Nabi Musa
@ Mohon ampun
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ    ( القصص 16)
    ”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” (QS. Qashas : 16)
@ Mohon kekuatan terhadap lawan yang berat
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي(25)وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي(26)وَاحْلُلْ عُقْدَةً
مِنْ لِسَانِي(27)يَفْقَهُوا قَوْلِي(28)وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ  أَهْلِي(29)هَارُونَ أَخِي(30)اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي(31)وَأَشْرِكْهُ فِي   أَمْرِي(32)كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا(33)وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا(34)إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا   بَصِيرًا(35)( طه 25-35)
    (25) Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,(26) dan mudahkanlah untukku urusanku,(27) dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,(28) supaya mereka mengerti perkataanku,(29)dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,(30) (yaitu) Harun, saudaraku,(31) teguhkanlah dengan dia kekuatanku,(32)dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku,(33)supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau,(34) dan banyak mengingat Engkau.(35) Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami"(S 20. Thaha 25-35)
@ Mohon kebagusan
َ رَبِّ إِنِّي لِمَا  أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ ( القصص 24)
     ”Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. AL-Qashash :24)
  @ Mohon  dimasukkan ke dalam nuansa rahmat
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ   الرَّاحِمِينَ(الاعراف 151)إ
    ”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukanlah kami kedalam Rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang.” (QS. Al-A’raaf : 151)
@ Mohon ampun dan kebahagiaan
أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ()وَاكْتُبْ لَنَا فِي  هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ)الاعراف 155-156)           
   ”Engkaulah yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami Rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan didunia ini dan akherat. Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau.” (QS. AL-A’raaf :155-156)
9.Do’a Nabi Sulaiman
@ Do’a tasyakuran
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ(النمل19)
    ”Ya Tuhanku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.” (QS. An-Naml : 19)
10.Do’a Nabi Yunus
@ Do’a mohon ampun atas kesalahan diri
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ( الانبياء87)
       Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Anbiya :87)
11.Do’a Nabi Zakaria
@ Do’a mohon anak yang alim soleh&mujahid
ُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ   الدُّعَاءِ (ال عمران 38)
    “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.” (QS. AL-Imron :38)
 @ Mohon jangan ditinggalkan oleh Allah
      وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ( الانبياء 89)
    “Ya Tuhanku, Janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkau lah waris yang paling baik.” (QS. Al-Anbiya : 89)
12.Do’a Nabi Isa
@Do’a mohon rejeki&kebahagiaan
اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِنْكَوَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ( الماء\ة 114)
    ”Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu kehidupan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, beri rezeki kami dan Engkaulah Pemberi rezeki yang paling utama.” (QS. AL-Maaidah :114)
13.Do’a Nabi Muhammad
@  Do’a sapu jagat Mohon kebahagiaan dunia akhirat
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ         ( البق201)
    ”Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kami dari adzab neraka.” (QS Al Baqarah : 201)
@ Do’a mohon ampun atas kekeliruan dan kelupaan
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا    حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ   وَاعْفُ  عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ   الْكَافِرِينَ    ( البقرة 286)
    ”Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (QS. Al-Baqarah : 286)
@ Do’a mohon kekuatan mempertahan hidayah  Allah
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ    الْوَهَّابُ (ال عمران  8)
    ”Ya Allah, Janganlah Engkau palingkan hati kami setelah menerima petunjuk Engkau, dan berilah kami akan Rahmat dari Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang banyak pemberiannya.” (QS. Al-Imran : 8)
@ Do’a  pelantikan jabatan
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(ال عمران 26)
   ”Katakanlah : Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau Cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”(QS. Ali Imran : 26-27)
@ Mohon daya kemampuan mengatasi masalah
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا(الاسراء80)
”Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS. Al-Israa : 80).
*) Jika dijadikan bacaan dalam shalat sebaiknya ditambah beberapa ayat sebelum ayat-ayat tersebut di atas.

Internet: http://pondokquranhadis.wordpress.comEmail:pondokilmu7@gmail.com
Internet:http://imam-muchlas.blogspot.com--,Email:h.imam.muchlas.@gmail.com
Internet:http://fatwatempurrejo.blogspot.comEmail:tempurrejofatwa@gmail.com



















0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Ke-

About Me

Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates