Rabu, 16 Desember 2009

RIWAYAT HIDUP

Riwayat hidup
Berikut adalah riwayat hidup pemilik situs dari http://imam-muchlas.blogspot.com dan dapat diemail di h.imam.muchlas@gmail.com :
~ 1933 Imam Muchlas (IM) lahir di Tempurejo, Walikukun, Ngawi, Jawa Timur 24 Agustus 1933, lahir dari pasangan Mohammad Rofi’i dengan St. Rustikah asal dari Banthengan Jetis Ponorogo. Ibu Rustikah wafat karena melahirkan 1937.
~Pekerjaan KH Moh. Rofi’i ialah bertani, guru ngaji, bakul palen, IM mengalami dan menyaksikan Moh Rofi’i saat belaiu menjait bendera merah putih biru negara Nederland, Belanda dipimpin oleh Ratu Wilhelmina.
~ Moh.Rofi’imenjadi Pimpinan Muhammadiyah, Bp. Symasulhadi Pimpinan pandu Hizbul Wathan, Bp.Maksum Pimpinan Pemuda Muhammadiyah
~IM masuk SR Bandung, pernah menyaksikan pemeriksaan oleh schoolopziner ke Sekolah-Rakyat Banyubiru.
Ikut jalan kaki ke Walikukun perayaan Hari Besar Negara Belanda, melihat leong-barongasei dan acara lainnya.
-Moh.Rofi’i nikah lagi dengan Ibu Umi dari Paron, lalu berpisah kemudian nikah dengan ibu St. Ambari binti Ibrahim dari Ketanggung – Sinee.
~ 1942-Jepang masuk Indonesia, Pabrik Tretes tutup, Pak Lekan melihat pemboman lapangan terbang Maospati di-Bom oleh Jepang, maka Belanda bertekuk lutut kepada Dai Nipon
~Anak sekolah dan semua orang harus membeli cokotan-karet untuk digigit jika ada serangan bom oleh pilot pesawat terbang.
Ibu jualan blanjan, kulakan ke Walikukun, IM mikul barang blanjaan dari Walikukun jalan kaki.
-Semua rumah harus membuat lubang persembunyian untuk -antisipasi serangan Dai Nipon. Sekolah SR Banyubiru juga membuat lubang persembunyian itu sebelah utara sekolahan.
- Penjajahan Dai Nipon membawa kesengsaraan rakyat, hidup serba kekurangan makan thiwul, sarung karet, baju kentel. Mencari api melalui Korek api yang dibuat dari nithikan digesekkan kepada batu, keluar percikan api membakar kawul hasil kerokan papah aren yang halus, lalu di-nyunyuk dengan dhimik (belerang) menjadi menyala untuk menyalakan lampu. Padi disetor kepada pemerintah Dai Nipon untuk perang melawan sekutu, Amerika, Inggris, Belanda. Derita penjajahan Jepang terlalu berat, penindasan, kemiskinan, bahaya kelaparan merajalela, penyakit HO berjangkit di mana-mana.
Moh.Rofi’i menjadi Kyai Sido Ing, dilatih pemerintah Jepang di Jakarta. Beliau suka berlangganan Majalah MIAI lalu majalah ini berubah menjadi mass media milik Masyumi lalu berubah menjadi surat kabar ABADI.
~1944 IM masuk sekolah klas 4 di SR Gedora, Ngrambe, jalan kaki 7 Km tiap hari pulang pergi.
~ Para remaja Tempurrejo Misbah, Mustahar, Syamsuddin, Ahmadi mendirikan lembaga “Raufhatul Muta’allimin” Tempurejo, meneruskan semangat Al-Islam, Salafiyah, Jamsaren dari Sala.
~ Deriji jempolan kaki IM terkena gir speda, luka di bawah kuku jempolan, hampir tak dapat disembuhkan, berobat ke Walikukun jalan kaki 6Km oleh mantra hanya diberi salp saja lalu jalan kaki 6Km pulang pergi =12 Km dengan kaki yang sakit luka, kapan akan sembuh.
~1945 Jepang kuwalahan menghadapi serangan sekutu dan menderita kekalahan dimana-mana.
~ Bom Atom Amerika dijatuhkan ke kota Hirosima dan kota-kota Jepang sampai bertekuk lutut.
~ Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan ke seluruh dunia Indonesia Merdeka.
~ Umat Islam membentuk Tentara Hizbullah dan Sabilillah,. Pondok Pesantren Tempurejo membentuk pasukan Tentara Hizbullah, dikomandoi guru ngaji dan Sabilillah dikomandoi Bp. Syafawi giat menggerakkan semangat perang melawan tentara kafir Belanda.
1946 ~ Umar Faruq bin Imam Mukmin atas restu Kepala Sekolah (Bp.Siwosudarmo) memimpin Takbir-do’a melawan Belanda dan tentara Inggris dilakukan setiap menjelang pulang acara terakhir lam pelajaran Sekolah Rakyat Gedoro Ngranbee diikuti oleh seluruh siswa.
~ Madrasah dan pondok pesantren Tempurejo didominasi suasana perjuangan Perang Sabil melawan tentara kafir Belanda di Surabaya, Para pemuda menjadi tentara Hizbullah dan yang tua-tua menjadi tentara Sabilillah.
~ Gerakan Pemuda Islam (GPII) sebagai tentara cadangan Hizbullah menggerakkan Show of Force pasukan BAMBU RUNCING granggang Parakan dan pedang Sewulan melakukan parade-devile dari Tempurejo ke selatan sampai Sine
~ Umar Faruq lalu masuk menjadi tentara Hizbullah yang akhirnya gugur diyakini sebagai mati syahid sebab mati melawan tentara kafir Belanda yang membonceng tentara Inggris di Surabaya. Jenazahnya dimakamkan di belakang masjid besar Krian
1946 ~IM ikut menjadi pandu HW dibawah intruktur pelatih Bapak Qomari Jenak.
~ Masyarakat beramai-ramai mendirikan partai dan persaingan yang sangat tajam ialah PKI lawan Masyumi kemudian masing-masing membentuk pasukan bersenjata. PKI mempunyai tentara Pesindo dan Masyumi mempunyai tentara Hizbullah.
~ 1947 Masyarakat Islam Tempurejo bersama dengan masyarakat Katreban memelihara tentara Hizbullah satu kompi di bawah komandan Bardaini. untuk mempertahankan keamanan,
~ Langgar Mbah Muhdi merupakan tempat bertemunya anak cucu Bani Durajak, Imam Muchlas berhidmat menjadi santri atau “Cah Langgar” di sana terbina jiwa santri, shalat jamaah, belajar pencak silat, darusan di bulan Puasa. Imam Muchlas berlomba siapa lebih cepat katam bersaing dengan Musthofa (Kepala PGAA Negeri Mojokerto).
~1948 tg. 18 September PKI Muso dan Amir Syarifuddin memimpim pembrontakan untuk mendirikan Negara komunis Indonesia melawan Negara Kesatuan RI.
Suatu malam desa Tempurejo hanya dipertahankan oleh dua orang tentara Hizbullah karena yang lain berada di Katreban, sehingga pertahanan Tempurejo kalah lalu diserbu oleh demikian banyak tentara tentara PKI-Pesindo, tetapi Pesindo berani masuk setelah jam o6.oo pagi. Bapak Moh Rofi’i di tahan di Walikukun bersama tawanan lain~ Untung Tentara Siliwangi segera merebut kembali daerah Madiun dari kekuasaan PKI Muso dan Tempurejo dapat direbut kembali dari kekuasaan mereka bahkan menjadi Markas pasukan Siliwangi menyerang tentara Pesindo-PKI.
Bapak Moh. Rofi’ie bersama tawanan lain dapat meloloskan diri dari sel-tahanan PKI melarikan diri lewat desa Nglongkeh-Pasambi-Jenak sampai di Tempurejo.
~ 1949 Belanda melakukan serbuan class ke-II merebut seluruh wilayah Republik Indonesia. Maka Belanda yang bermarkas di Walikukun setiap saat melakukan konfoi dengan tank dan kendaraan lapis baja, masuk desa-desa yang mereka curigai sebagai sarang tentara gerilya, sambil mengobral tembakan peluru dan bom.
~ Dari hasil gemblengan Muhamdiyah dan Hizbul Wathan, maka pemuda-pemuda Tempurejo dipimpin oleh Napak Imam Suhadi dan Maksum Suyitno melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Akibatnya Pasar Bandung terkena bombardemen oleh tentara Belanda yang bermarkas di Kedung Banteng sehingga bom-bom itu jatuh mengenai pasar yang sedang ramai-ramainya, salah satu dari 11 korban ialah ibunya Kang Talkah.
~ 1949 semua sistem dan proses pemerintahan Republik lumpuh tidak ada kegiatan, maka para pemuda yang sebelumnya mondok dan sekolah di kota-kota Sala, Jogya dan kota lainnya pulang kandang membantu ayah ibu masing-masing, mencari kayu di hutan, dherep di sawah waktu panen. Secara sederhana Madrasah Ibtidaiyah Tempurejo meneruskan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena rekan seklasnya maju perang melawan pembronta PKI dan penjajah Belanda, klas 5 dan klas 6 kehabisan murid sedangkan klas 5 tinggal satu mrid yaitu Imam Muchlas. Dengan demikian maka Imam Muchlas selama klas 5 dan klas 6 belajar sendirian, sekolah yang menggunakan pendopo rumah Moh.Rofi’i, sehingga satu klas satu orang murid Imam Muchlas sendiri, yang mengajar ayah sendiri, di rumah ayahnya sendiri, semua rangking satu dan seterusnya diborong IM sendiri. Diyakini bahwa pada saat itu K. Moh. Rofi’i berdo’a untuk si murid yang tidak lain ialah Imam Muchlas anak sendiri.
Ibu Rustikah (isteri K.Moh.Raofi’i) asal dari desa Banthengan Jetis, Ponotogo, yang pernah menjadi pengemis terdampar di Kronelan Sala masuk asrama Panti Asuhan ‘Aisyiyah Kauman Yogyakarta menjadi santri panto asuhan Nyai Dahlan (isteri pendiri Muhammadiyah).
Dan do’a K. Moh.Rofi’i ibu Rustikah dikabulkan Allah, Maka Imam Muchlas akhirnya 1997 IM memperoleh gelar Guru Besar Ilmu Tafsir (Profesor) Fakultas Syari’ah Sunan Ampel Surabaya. Bahkan pernah menjadi pembimbing-promotor disertasi promovendus Drs. Shalahuddin Dekan Fakultas Dakwah IAIN Surabaya lulus Doktor Fakultas Hukum Universitas Erlangga dan juga menjadi pembimbing Disertasi Mohammad Shaleh seorang Guru Agama Madrasah, Sekretaris PDM Kediri sampai lulus Doktor dan keduanya segera memperoleh gelar Profesor di Universitas Airlangga Surabaya.
~1950 Dengan selesainya perundingan Rum-Royen dan hengkangnya tentara kolomial Belanda dari wilayah Republik Indonesia, lalu pemerintahan Republik Indonesa giat membenahi diri dan menggerakkan roda pemerintahan, maka rakyat berlomba memajukan pembangunan.
~ Para pemuda Tempurejo meneruskan kuliah, mondok dan sekolah mereka masing-masing ke Sala, Jogya, Madiun.
Dan IM masuk SGAI Madiun, nyambi di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah berguru kepada Ustadz Kun Syarwani, mondok di rumah Kyai Syafi’i Gung Wuni Kejuron Madiun
~1951 SGAI berubah menjadi PGA, maka IM masul PGAP klas I sedangkan Moh. Maksum PGAA atau klas 5.
~ IM mondok di rumah Bp.K.Syafi’i, jalan Wuni Kejuron, Madiun, K.Syafi’ie murid bapak KH Moh.Rofi’i. Dan IM tiap pagi ikut membantu membawa wajan atau dagangan Bu Syafi’i yang berjualan di pasar Besar Madiun. Suatu hari terjadi meletus Gunung Agung cuaca gelap gulita campur Udhan Awu, pasar gede geger orang berlarian mencari keselamatan.
Dari rumah Bp.Syafi’i pindah ke rumah H.Sutomo Imam Masjid Besar Kauman Madiun, IM selalu mengikuti Bp.Sutomo shalat jamaah di Masjid Agung.
Jika pulang atau berangkat dari Walikukun ke Madiun naik kereta api IM mencari tempat menyendiri menghafalkan Surat Al-Kahfi lengkap.
~ 1954 IM memperoleh anugerah Allah terpilih untuk meneruskan ke PHIN Jogyakarta karena nilai terbaik rapotnya. Di Jdya tinggal di Kauman didepan pintu utara Masjid Besar Yogyakarta, maka IM langsung menjadi anggota jamaah Masjid Besar Kauman Jogyakarta. Kemudian pindah ke Sendowo serumah dengan Bapak ZA Sis di belakang rumah pondokan Bp. Simuh (ketika belaiu masih mahasiswa di PTAIN dahulu, akhirnya menjadi Prof. DR.MA, Rektor IAIN Jogjakarta)
~ Diangkat sebagai Instruktur Pandu Athfal HW dan 1955 mengikuti Jambore Hizbul Wathan Jawa Madura di Lawang Malang. Terakhir ketemu dengan alumni Jambore Jawa Madura HM Muammal Hamidi dan Drs.H.Abdurrahman Aziz PWM Jatim pada Muktamar ke 45 Muhammadiyah di Malang.
1955 Dalam Pemilu yang pertama kali, IM ikut aktif kampanye Masyumi, membagi-bagi tanda gambar bulan sabit kecil-kecil di muka beberapa gereja di Yogyakarta dan di desa Pepe Banyubiru ke rumahorang-orang PKI
1955 IM ikut Jambore HW Jawa Madura di Lawang Malang, saat pulang sempat mencatat angka-angka tinggi stasiun dari permukaan air laut hampir semua stasiun kereta api dari Malang sampai Joyakarta.
IM berkenalan dengan Sri Kustinah siswi SGHA Malang putri Bapak Misjan Kartodiono, ketemu yang pertama kali dan bertemu yang kedua dimuka Bapak Penghulu 11 April 1957 berpacaran dalam surat menyurat dari Kauman Jogya dengan Darling di Jalan Bandung 1 Malang. Usaha untuk mondok mukiman di Ponpes Modern Gontor gagal tidak bisa berlangsung hanya 2 hari.
PHIN merupakan sekolah calon pegawai Departemen Agama, siswanya dipompa dengan mata pelajaran tidak kurang dari 32 mata pelajaran, Bahasa Indonesia, B. Arab dengan segala cabangnya, B.Inggris, B.Prancis, Ilmu Hukum ada 7 macam cabangnya, IPA, Aljabar, I.Ukur, Goneometri, I.Kimia, Geografi, I.Hisab-Falak, Sejarah Islam, Sejarah Dunia,Sejarah Indonesia, Cabang-cabang ilmu agama ampai Ilmu Perbandingan Agama, Filsafat, Ekonomi dan seterusnya sampai Ilmu Administrasi. Ilmu Pendidikan Jasmani.
Dan pernah menerima surat perintah untuk langsung melanjutkan ke-IAIN karena nilai terbaik, tetapi terpaksa ditarik kembali karena harus bertugas dinas dan kebetulan mendapat tugas ke KUA Propinsi Maluku di Amboina.
~ Sebelum berangkat 11 April 1957 kawin dengan bekas pacar, kemudian berangkat ke Ambon naik kapal KLM Camhuijs kebetulan berbarengan dengan jamaah haji Maluku, dijemput oleh Bp Suparno alumni SGHA Malang (pernah menjabat Kepala Urusan Haji Pusat Dep.Agama). Di Ambon indekos dirumah Bapak Alidrus (ex Kepala Kua Maluku Utara) lalu pindah ke Gedung KUA Propinsi Maluku di Waihaong (khusus KUAP Malkuku Ambon di dalamnya ada Kantor Urusan Agama Maluku KUA Masehi). Di Ambon IM berkumpul bersama dengan Bp. Sobirin dan Bp. Suparno yang kemudian keduanya sempat menjadi Kepala Kanwil Depag Jatim.
~ 1958 meletuslah pembrontakan Permesta, kebetulan IM sedang jalan-jalan pagi dating tiba-tiba Lawrence Pop pilot pesawat Permesta mengebom Kapal Naiko di darmaga Ambon air mencuat menjulang naik setinggi 10 meter terkena bom terlihat dari kejauhan sekitar satu Km. Pemerintahan Darurat Propinsi Maluku yang dipegang oleh Panglima Kodam Nanloi, transportasi Ambon Jawa hampir terputus. Isteri IM ketinggalan di SGB Negeri Ngawi IM pernah mengirim uang Rp.1000,oo dari gajih pokok Rp.219,oo. Sekitar satu tahun di Ambon, IM berhasil pulang ke Jawa nunut Pak Isngadi wartawan aktif sejak dari SGHA Malang sampai sekarang. Terpaksa Bp.H.Moh. Rofi’i menguruskan kepindahan IM ke KUAP Nusa Tenggara setelah beliau menghadap Bapak Kepala Jaura Pusat dan Ketua MUI sebelum Hamka, teman mondok Moh.Rofi’ie di Jamsaren jaman Belanda dahulu.
~ Mulai Desember 1958 IM resmi dinas di KUA Propinsi Nusa Tenggara, isteri berangkat menyusul sendirian dari Ngawi ke Singaraja. Lalu tinggal di Kampung Sasak, Kepala KUP Nuteng saat itu ialah Bapak Siswosudarmo. Teman-teman yang lebih dahulu sudah dinas di Singaraja ialah bapak-bapak Tuwaji, Abdul Fatah, Rahmat Imampura, Nuryanto
~ 1960 Hudiya Agung Prihanto anak pertama IM lahir 17\2\60 berdekatan waktu dengan meletusnya Gunung Agung dan Pemerintah menurunkan harga uang menjadi 50% (Gunting Safruddin). Di Singaraja disusul oleh seorang teman baru Muh. Selamat Anwar BA pernah menjabat Kepala Urusan Pegawai Depag Pusat kemudian Inspektur Jendral Dep.Agama RI Jakarta).
~ Tg.1-8-1960 IM tugas belajar ke IAIN Sunan Ampel Yogyakarta, maka pulau Bali harus ditinggalkan, berangkat tidak membawa apa-apa hijrah ke Jogya, kecuali hanya kloso dan bantal saja. Di Jogya menyewa rumah di jalan Siliran wilayah Jerobenteng. IM pernah mengajar di SGA Muhammadiyah Ngasem. Isteri di Singaraja mengajar di TK lalu SDI pindah Jogya mengajar SGTK Dwijaya, IM kuliah di IAIN Demangan. Dari Siliran Jerobeteng pindah ke Demangan. Isteri pernah kuliah Fak.Tarbiyah jurusan Bahasa Inggris.
Adik St.Masrurah, Kustiyah pernah ikut di rumah Demangan.Di Demangan bertetangga dengan P.Tuwaji, P.Lantip, P.Kusni Waluyo, P.Makruf.
Itqon Marsyudi 8\4\62anak kedua lahir di Jogja selang beberapa waktu maka Gunung Merapi batuk-batuk menyemburkan hawa panas menyambar desa-desa dekatnya korbannya langsung menjadi gosong kering kaku keras dalam bentuk asli ketika disambar hawa panas, sedang makan? Duduk?Jengkeng ?Dsb
Titik Sofiya anak ke-3 lahir 30\7\64 di Demangan. Kemudian pindah menyewa rumah di daerah selatan Kentungan yang cukup rawan, sarang PNI Ali Suwiryo dan PKI
~ 1966 Anak ke-4 ‘Ava Anies, lahir 13-1-1966 di Jogja
~ 1967 Isteri pindah mengajar di STN Tamansari Ponorogo, sebab Kentungan-Jogja tidak aman dan selalu mendapat intimidasi serta ancaman.Saya nglajo Ponorogo Jogja menyelesaikan kuliah.
~ 1968 anak ke-5 Arief Wisaksono lahir tg. 11\4\68 di Ponorogo, hampir bersamaan dengan kelulusan IM dari Fak.Syari’ah IAIN Jogja, di bawah Pembimbing Prof Mukhtar Yahya dan Drs. Sanusi Lathief (Dekan IAIM Solo, terakhir Kepala Kanwil Sumbar).
~ 1968 IM memberi kuliah di IKIP Negeri Madiun, UII Madiun, IAIM dan Fak.Syari’ah IAIN Sunan Ampel Ponorogo.
~ 1968 Menjadi penyiar Radio Al-Fajar Madiun membuka pintu, menyalakan lampu-lampu, membunyikan pembukaan dan langsung memberikan pengajian kuliah subuh lewat Radio Al-Fajar, jasa bapak Sidiq Sobari sangat besar kepada IM.
~ 1969 IM pindah dan bertugas dari IAIN Jogja ke KUA Kab.dan Kepala Depag Ponorogo.
~ 1970 Yusro Su’aidy anak ke-6 lahir 3\10\70 di Ponorogo.
~ Menyewa rumah Bp. Trisihnyo jalan Teratai Purbosuman Ponorogo.
~ 1971 Diangkat menjadi Kepala Dinas urusan Agama. merangkap menjadi Kepala Depag Kab.Ponorogo 1\6\71 Kabupaten Ponorogo.
~ Menjadi Wakil Ketua GUPPI Cabang Ponorogo (Kemudian oleh Bapak Mahmud Suyuthi Kep.Kanwil Depag Prop. Jatim IM disuruh berangkat mengantarkan jamaah haji menjadi TPIH 1999 atas nama GUPPI )
~ Menjadi Kepala Depag Kab. Ponorogo 1\6\71 dan Wakil Ketua GUPPI Cabang Ponoorogo (yang oleh Bapak Mahmud Suyuthi Kep.Kanwil Jatim saya disuruh menjadiTPIH 1999 atas nama GUPPI ).
~1971 Pindah rumah di depan Radio Gemasurya bertetangga dengan Bp.Sumali Kepala SD Muhammdiyah Bunderan Ponotogo.
~ Pindah-membeli rumah ke Jl. Mawar Nologaten.
~ Akhyar Sauqy anak ke-7 lahir tgl.28\11\73 di Ponorogo
~ Tg.1-6-1975 IM dicopot dari Kandepag Po, atas usul Bupati ke Gubernur Jatim, karena dianggap menghambat program KB-Bupati Sumadi, suatu pernilaian sepihak terpaksa pindah ke Kanwil Prop. Jatim..
~ ‘Izza Anshory anak ke-8 lahir tanggal 9\12\75 di Ponorogo.
~ Pindah menjadi dosen Fak.Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya, nglajo dari Ponorogo ke Surabaya PP, bangun jam 2.3o naik jam o3.oo Bus Srigati, sambil menghafalkan Surat. Al-Kahfi kisah N.Musa dalam bahasa Inggris, lalu turun di Nganjuk, Shalat Subuh mengikuti kultum di Masjid Muhammadiyah utara Stasiun..
~ Membangun rumah di Gg. Dosen selesai1-10-1980, kusen dari rumah Bondrang Ponorogo
~ 1981 Skripsi S1 Fak. Syari’ah Jogja diterbitkan oleh Pen.Garuda Pesuruan
~ 1982 Tugas belajar ke-S2 IAIN Syahid Jakarta, masuk asrama bersama Bp..Syaikhulhadi Permono.
~ Pulang pergi Jakarta Surabaya, naik kereta api tiket satu orang Rp.11.500,- Pulang pergi Jakarta-Surabaya naik Bus Lorena.
~ 1985 IM mendapat keringanan freeseat potongan Rp.500.000, dari Rp.2.250.000,- sehingga ONH cukup membayar Rp.1.750.000,-
Rencana riset ke Kairo, paspor dan Ijinpermit dari Kedutaan Mesir sudah di tangan, tetapi disebabkan karena dalam musim haji penerbangan dari Jeddah ke Kairo terlalu sulit dan anggota jamaah haji dilarang keras keluar dari demarkasi maka riset terpaksa tidak dapat dilaksanakan.
~1986 perkuliahan S2 selesai, naik haji berangkat dari Jakarta dan sambil Riset untuk menyusun Tesis S2, Library research ke Perpustakaan Maktabah Masjid Nabawi Madinah, Al-Jami’ah Ummul Qura, Jami’ah Malik ‘Abdul ‘Aziz Jeddah. Terpaksa riset ke Kairo ditunda tidak boleh disatukan dengan ibadah haji.
~ 1987 IM mendapat kesempatan meneruskan kuliah di S3 untuk memenuhi jumlah 20 kotum peserta program S3. IM mendapat anugerah Allah yang sangat besar mulai dari PGAP, PHIN, IAIN.S1, S2 dan S3 tidak membayar bahkan mendapat beasiswa cukup.
~ 1990 (19 April)=25 Ramadhan 1411 H, IM ujian terbuka promosi Doktor dengan penguji&promotor Prof.DR.M.Quraisy Syihab MA dan Prof, Parsudi Suparlan Ph.D. penguji:Prof.DR. Harun Nasution, Prof.DR.Mulyanto, Prof DR. Busthomi A.Gani.
~ 1990 IM diminta oleh Kakanwil Depag mulai 1 Agustus 1990 menulis di majalah MPA, lalu IM mengisi rubrik Tafsir Maudhu’i di majalah MPA Depag Jatim sampai sekarang.
~1994 Menghadiri undangan Seminar Internasional VI Mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK di Aula IPTN Bandung.
~1995 (6-10 Juli 1995) menjadi utusan PWM Jatim ke Muktamar Muhammadiyah ke:43 di Banda Aceh.
~ 1996 IM naik haji bersama isteri dengan ONH a Rp.7.500.000, berdua Rp. 15 juta.
~~1997 IM diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Tafsir Fak.Syari’ah IAIN Surabaya, menjadi kopromotor calon doktor Shalahuddin di Unair Surabaya. Dan menjadi pengajar Program Pasca Sarjana (S2) IAIN Aunan Ampel Surabaya sampai 2008.
~ 1998 IM menjadi Pembimbing-Penguji Promosi doctor (21 Juni 1998) Shalahuddin dekan Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
~ 1998 (9-18 Pebruari) IM menjadi peserta Penataran Nasiomal selama 9 hari bertempat di istana Bogor, tempat menginap tamu Presiden RI, peserta semuanya guru besar universitas seluruh Indonesia.
~ 1999 Oleh Kakanwil Depag ditunjuk sebagai TPIH a/n Guppi, bekal dihemat, sehingga sisanya dapat untuk membeli komputer untuk menulis Tafsir Tematis Kontemporer di majalah MPA-Depag Jatim.
~ 2000 (13 Juni) IM menjadi Pembimbing/Penguji calon Doktor Moh.Sholeh, Drs.MPd mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
~ IM Pensiun 1-9-2000, IM mengasuh isteri sakit selama 3 bulan kemudian terpaksa operasi kanker kandungan di Rumah Sakit Angkatan Laut Ujung Surabaya, akhirnya isteri wafat 29-12-2000, meninggalkan 8 orang anak 2 pr, 6 lk sudah mentas semua.
~ 2001 (tg. 3 Juni) kawin dengan St.Nur Syamsidar binti M.Wildan atas permintaan almarhumah untuk kawin lagi.
- 2002 (13 Juni) ditunjuk oleh pimpinan PWM untuk ikut bersama 14 anggota rombongan ke Cina selama 10 hari, kunjungan persahabatan. Di Cina sempat mengunjungi wilayah Kwangzoo daerah mayoritas Muslim Cina sekitar 10 juta orang Islam. Yang perlu perhatikan ialah bahwa 10 juta orang Islam diwilayah itu semua took, kantor dan bangunan di tepi jalan semua menggunakan huruf Arab pegon bahsa daerah setempat baru dibawahnya bunyi terjemahnya dalam huruf dan bahasa Cina. Angka 10 juta disbanding 1300 juta penduduk RRC maka kaum muslimin Cina mampu mengalahkan Indonesia yang 87% Islam tetapi huruf Arab bersembunyi dalam kitab-kitab kuning saja.

Study tour-kunjungan
1944 IM murid SR Gedora piknik naik gunung Lawu jalan kaki ke Pabrik Teh Jamus lewat Ngetrep cuaca terlalu dingin, jauh di atas kota kecamatan Ngrambe.
1953 IM dengan rombongan siswa PGAP Madiun mengunjungi Pabrik Radio Philips di Surabaya
1956 IM mengikuti Jambore-Perkemahan HW se Jawa Madura di Lawang Malang dan bertemu dengan Perkemahan HW Jawa Madura H Muammal Hamidi, Abdurrahman ‘Aziz di Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang.
1958 piknik melihat tarian Sapulidi di ujung Barat Laut pulau Ambon
1959 keliling pulau Bali, Guwo Lowo, Tampaksiring, Denpasar kwmbali ke Singaraja.
1970-1975 inspeksi-kunjungan ke seluruh kecamatan se kabupaten Ponorogo, sampai Ngrayun, Bedrug, Bungkal, Slahung, Pulung…….
1986 (20 Juni) Naik haji dan mengunjungi Maktabah Masjidun Nabawi Madinah Jami’ah Malik ‘Abdul ‘Aziz Jedah.
1988 mengunjungi Iaman Mini Indonesia Indah bersama mahasiswa S3 mengakhiri kuliah S3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1995 (4 September) mengantarkan isteri naik haji ke Makkah
1995 IM sebagai utusan mengikuti Muktamar Muhammadiyah ke-43 di BandaAceh.
1999 IM mengangantarkan jamaah haji Sidoarjo-Mojokerto sebagai TPIHI.
2000 IM sebagai utusan mengikuti dan ke Muktamar Muhammadiyah ke-44 di Jakata.
2005 IM utusan mengikuti Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang

Dari masjid ke masjid
~ 1940, sejak kecil IM hidup dalam religusitas social, terkenal menjadi “Cah langgar” hidup dengan sepermainan sekitar langgar, langgar sentries, tidur di langgar, jamaah shalat, bermain “Badelikan,Jethungan, Gobagsodor, Bag Ree, Puasa Senen Kemis, makan sahur bersama semua kegiatan Cahlanggar.
~ 1950 mondok pada Kyai Syafi’ie Gg,Wuni Kejuron Madiun, sekolah PGAP Madiun
~ 1952 pindah mondok pada KH. Sutomo, Imam Rowatib Majid Besar Madiun.
~ 1954 pindah tinggal di sebelah Masjid Besar Kuman Jogyakarta dekat pintu utara masjid.
~ 1982 sampai bebrapa periode menjadi imam/wakil imam rowatib Asrama Pasca Sarjana IAIN Syahid Jakarta mewakili KH.Lathif Mukhtar Mahasiswa Pasca (Ketua PP Persis Bandung).
~ 1993 dst. menjadi imam rwatib maqsjid Al-Furqan Tamanjenggala Sidoarjo.
Daftar Riwayat hidup
Nama Prof.DR.H.Imam Muchlas
Nip 150 012 445
Tempat/Tanggal lahir Ngawi tgl.24 Agustus 1935
Jenis kelamin Laki-laki
Pangkat/Golongan Pembina Utama : IV/c
Jabatan
Struktural Akademik Guru Besar Madya
7. Pendidikan yang pernah diikuti
Jenjang S1 Bidang Tafsir-Hadis
S 2 Bidang Fiqh
S 3 Bidang Tafsir
Daftar karya ilmiah
a. Beberapa ketentuan Hukum Waris dalam Al-Quran dan hadis&pelaksanaanya b.Risalah Diploma Hukum Adat IAIN Sunan Ampel Surabaya (l980).
c. Tarikhut Tafsir wal Mufassirun, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya l980
d. Al-Falsafatul Quraniyah, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 1981
e. Pandangan Al-Quran terhadap Agama Kristen, Al-Ihsan, Surabaya, 1981
f, Madzahibut Tafsir, Fakultas Syari’ah, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 1982
g. Waris mewaris dalam masyarakat Islam Widodaren,Ngawi, Thesis S 2 IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1985
h, Periodisasi dan urutan turunnya Al-Quran, Risalah Ilmiah, IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1987
i. Pemikiran Ibnu taimiyah tentang akal dan wahyu, Risalah Ilmiah, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 1990
j. Hubungan Sebab antara Turunnya Al-Quran dan Adat Kebiasaan dalam Tradisi Kebudayaan Arab Jahiliyah, disertasi S-3, Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1990
k. Al-Quran Berbicara, Kajian Kontekstual Beragam Persoalan,Pustaka Progressip,Surabaya, l996.
l. Al-Quran Berbicara tentang Kristen, Pustaka Da’I, Surabaya, 1999.
m. Penulis tetap Rubrik Tafsir Maudlu’i dalam Majalah Mimbar Pembangunan Agama, Departemen Agama Propinsi Jawa Timur mulai no.47 tahun l990 sampai sekatang (
Dari masjid ke masjid
~ Sejak kecil sudah menjadi “Cah langgar” artinya Langgar sentries, bermain di sekitar langgar, shalat jamah, tidur, sahur, poso Senin-Kemis, semua dilakukan bersama dengan anak sebaya di Langgar mBah Muhdi..
……………………………………o………………………………………..

1 komentar:

ITQON MARSUDI mengatakan...

Wah..wah..cerita bersejarah

Posting Komentar

Pengunjung Ke-

About Me

Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates